Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31.
“Okey, tapi kalian jangan bicara keras keras. Ernestan mungkin belum tidur nyenyak. Kalau mendengar berita yang menyangkut Arumi dan perusahaan kepala dia sakit. Tekanan darah nya naik. Aku khawatir dia bisa terkena stroke..” ucap Viona sangat lirih dan serius.
“Kamu tenang saja Vi, aku dan Jhon akan membawa kabar bahagia.” Ucap Armellya sambil tersenyum dan merangkul pundak Viona dari samping.
Ketiga orang itu pun masuk ke dalam kamar rawat Ernestan. Ketiganya melangkah dengan hati hati berusaha tidak menimbulkan suara langkah sepatu yang mereka pakai beradu dengan lantai.
“Ruang ini kedap suara tidak Vi?” tanya Jhon lirih sambil mendudukkan pantatnya di tempat tidur penunggu pasien yang terletak di dekat dinding.
“Asal kamu tidak bicara keras keras. Orang di luar kamar tidak akan mendengar suara kamu dengan jelas.” Ucap Viona pelan dan terus melangkah untuk mengambil kursi yang ada di dekat tempat tidur.
Viona melihat wajah Ernestan yang terlihat sudah tidak lagi menegang urat urat nya. Mulut nya sudah tidak meringis menahan sakit. Kedua matanya terpejam rapat.
Viona mengambil kursi itu dan dibawanya ke tempat tidur penunggu pasien, yang sudah diduduki oleh Armellya dan Jhon.
“Apa yang akan kamu lakukan Mel? Apa kamu punya dana banyak untuk menyelamatkan perusahaan Ernestan?” tanya Viona dengan suara lirih berusaha agar Ernestan tidak mendengarnya.
“Hmmm aku tidak punya dana banyak Vi. Kamu kan tahu aku tidak seperti Arumi.” Ucap Armellya dengan nada datar. Dia memang hanya artis dalam negeri. Itu pun dia muncul karena ikut ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi. Dan bukan merupakan juara.
“Tapi aku punya akal.” Ucap Armellya selanjutnya sambil tersenyum miring dan menatap Jhon yang duduk di sampingnya.
Jhon yang dipandang oleh Armellya pun mengangguk anggukkan kepalanya.
“Apa akal kamu. Arumi sudah pergi meninggalkan Ernestan. Dia sudah tidak tinggal di rumah.” Ucap Viona masih dengan suara lirih.
Armellya tampak mencondongkan tubuh nya ke arah Viona yang duduk di kursi di dekatnya. Wajah Armellya didekatkan pada telinga Viona.
Armellya berbisik bisik sangat lirih di telinga Viona. Jhon yang duduk di samping Armellya tidak mendengar. Tetapi dia yang sudah tahu rencana Armellya hanya senyum senyum..
Sedangkan Viona tampak mendengarkan dengan serius. Keningnya terlihat mengerut. Namun sesaat kepala mengangguk angguk.
Dan beberapa saat kemudian.. Armellya menjauhkan wajahnya dari Viona..
“Kamu yakin Mel, cara itu bisa berhasil?” tanya Viona dengan nada terdengar ragu ragu.
“Yakin saja Vi. Aku dan Jhon sudah menyiapkan semuanya.” Ucap Armellya sambil tersenyum penuh keyakinan.
“Benar kan Jhon?” ucap Armellya sambil menoleh menatap Jhon, yang duduk di sampingnya dengan kaki kanan ditekuk ditumpangkan di paha kirinya sendiri.
Jhon hanya menjawab dengan senyuman dan kepala mengangguk angguk mantap.
“Aku teman kamu Vi. Aku akan menolong kamu, karena kamu dulu juga menolong aku.” Ucap Armellya sambil menatap Viona.
Armellya dan Viona adalah teman SMA sewaktu Viona masih di Indonesia. Viona yang membiayai Armellya dalam mengejar impiannya untuk menjadi artis. Karena Armellya dari keluarga ekonomi pas pas an saja.
Sedangkan Viona memiliki dana untuk membantu Armellya juga karena dari Ernestan.
“Benar ya Mel tolong aku. Sekarang aku sudah tidak bisa berpikir. Kepalaku sangat pusing.. Kalau rumah disita entahlah. Malu juga kalau pulang ke Indonesia.. Pusing aku Mel..” ucap Viona menatap Armellya dengan tatapan mata yang terlihat bingung.
“Percayalah Mel.. kali ini pasti berhasil..” ucap Armellya sambil menepuk nepuk pundak Viona.
🌸🌸🌸
Waktu pun terus berlalu pagi hari pun telah tiba. Sementara itu di paviliun kecil tempat Arumi menginap. Aroma harum kopi yang baru diseduh oleh Bu Supri menguar di dalam ruang makan yang tergabung dengan dapur itu.
Aroma masakan rawon spesial Bu Supri pun juga tercium di hidung. Bu Supri sudah mendapatkan kluwek karena Bu Slamet menitipkan barang itu pada Ariana.
Arumi duduk di kursi makan bersama Ariana dan Fadli. Wajah ketiga orang itu terlihat segar karena sudah mandi dan olah raga pagi di sekitar lokasi KBRI.
“Acara tinggal besok Arumi kamu harus jaga stamina.. “ ucap Fadli yang mengangkat cangkir kopi.
“Siap Ayah.. Aku juga sudah membeli saham perusahaan Warren. Biar hatiku juga tenang tidak merasa dikejar kejar hutang..” ucap Arumi sambil tersenyum menatap Ariana dan Fadli.
“Semoga saja bisa membantu perusahaan itu dan kamu tetap aman. Bunda sudah menyuruh Chynthia pesan pesawat untuk pulang selesai acara konser kita langsung pulang. Malam itu juga.” Ucap Ariana sambil mengambilkan nasi untuk Fadli sang suami.
Arumi yang baru memegang gelas susu, terlihat kaget. Lalu dia menatap Sang Bunda sambil berkata, “ Bun tapi aku harus mengikuti meeting dengan para investor dan petinggi perusahaan itu. Ini sangat penting Bun.”
Tampak Fadli setelah mendengar laporan Arumi yang sudah membeli saham mengambil hand phone yang ada di saku kemejanya. Dia mengusap usap layar hand phone itu..
“Benar ini Rumi, harga saham sudah naik meskipun belum banyak.” Gumam Fadli yang masih mengamati pergerakan harga saham di pagi itu.
“Kapan jadwal meeting itu Rumi?” tanya Fadli yang kini menatap Arumi yang sedang minum susu dari gelas.
“Selesai konser Yah, Pagi harinya. Aku yang minta dijadwalkan di waktu itu. Agar aku bisa mengikuti acara meeting dengan tidak terbebani oleh acara konser yang belum terlaksana. Aku kan hari ini harus persiapan dan latihan terakhir.” Ucap Arumi setelah menegak satu gelas susu.
“Baiklah kalau acara meeting itu juga sangat penting kita pulang setelah acara meeting . Paling meeting pagi sampai siang kan? Biar Chynthia menggeser jadwal tiketnya.” Ucap Ariana yang sudah ingin segera menanggalkan negara itu demi keamanan sang putri sulungnya.
Ariana pun lalu menoleh ke arah dapur, menatap Chynthia yang duduk di kursi sedang sarapan bersama Bu Supri di dapur.
“Baik Bun..” ucap Chynthia setelah menelan makanannya.
Akan tetapi tiba tiba terdengar suara ketukan pintu depan.
TOK
TOK
TOK
“Siapa Chyn coba kamu lihat? Tadi Michael katanya mau ikut sarapan ke sini. Setelah aku bilang Bu Supri masak rawon.” Ucap Arumi yang kini menoleh ke arah Chynthia.
Chynthia pun segera bangkit berdiri dan melangkah dengan cepat menuju ke pintu.
Akan tetapi di saat pintu sudah dibuka yang Chynthia lihat bukan sosok Michael..
“Ada apa ya Pak?” tanya Chynthia pada seorang petugas keamanan KBRI.
“Ada yang ingin bertemu dengan Mbak Arumi.” Jawab petugas keamanan itu.
“Apa Michael Pak? Tolong, suruh dia langsung ke sini saja, sudah ditunggu.” Ucap Chynthia dengan santun.
“Bukan.” Jawab Petugas keamanan KBRI.
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian