NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Bayangan Masa Lalu dan Rencana Nekat

Pengungkapan dari kunci data itu menghantamku seperti gelombang kejut. Aku bukan satu-satunya. Ada yang lain, banyak yang lain, yang juga menjadi korban Proyek Omnia. Beberapa dari mereka ditandai sebagai 'Terminated' atau 'Lost'. Rasa dingin menjalar di punggungku. Aku hanyalah salah satu dari sekian banyak eksperimen, prototipe yang tak terhitung jumlahnya. Tapi kenyataan itu juga menyalakan api baru di dalam diriku: aku harus membalaskan dendam mereka.

Informasi tentang Pusat Riset Utama Genesis – Nexus Prime berkedip-kedip di layar terminal. Itu adalah jantung dari semua kejahatan mereka, tempat di mana mereka merencanakan untuk menciptakan ras penguasa galaksi. Aku harus pergi ke sana.

"Apa ini?" suara Zara memecah lamunanku. Dia menatap layar dengan mata terbelalak, wajahnya pucat. "Daftar ini... ini mengerikan."

Borin dan Kael juga mendekat, wajah mereka menunjukkan kengerian. "Ini adalah kekejaman," Borin bergumam. "Para Elit itu... mereka benar-benar tidak punya hati."

"Nexus Prime," Kael membaca lokasi itu, suaranya dipenuhi ketakutan. "Itu adalah benteng mereka. Sebuah kota mandiri yang dijaga ketat di pusat kluster ini. Tak ada yang bisa masuk atau keluar tanpa izin."

"Aku harus ke sana," kataku, suaraku mantap, penuh tekad.

Zara, Borin, dan Kael menatapku seolah aku sudah gila. "Kau tidak bisa, Nak!" seru Zara. "Itu bunuh diri! Mereka akan membunuhmu bahkan sebelum kau menginjakkan kaki di gerbang!"

"Mereka yang melakukannya padaku," kataku, menatap wajah-wajah mereka satu per satu. "Mereka menculikku, menyuntikkan benda ini ke dalam diriku, dan mengubahku menjadi... menjadi apa pun aku ini. Aku harus menghentikan mereka."

Aku menarik napas dalam-dalam. "Kekuatanku... mereka tidak tahu aku bisa menggunakannya lagi. Aku bisa menyusup. Aku bisa bersembunyi." Aku tahu itu bohong. Kekuatanku masih terblokir. Tapi aku harus meyakinkan mereka, dan yang terpenting, meyakinkan diriku sendiri.

Kael, pria tua yang dulunya teknisi, menyentuh dagunya. "Nexus Prime... aku ingat seluk-beluk sistem keamanan mereka. Itu adalah labirin yang rumit, tapi ada celah. Beberapa. Terowongan servis, jalur pasokan, bahkan beberapa pintu belakang yang tidak terdeteksi oleh sistem utama, yang digunakan untuk pengujian prototype rahasia yang dibawa masuk."

Mataku berbinar. "Terowongan servis?"

"Ya," Kael mengangguk. "Tapi itu berbahaya. Penuh dengan patroli otomatis, perangkap sensor, dan gas beracun. Dan kau akan butuh alat untuk melewati kunci-kunci biometrik di sana." Dia melirik kunci data di tanganku. "Mungkin kunci datamu bisa membuka beberapa di antaranya."

"Aku akan membantu," kata Zara tiba-tiba. "Aku bisa membuatkanmu sebuah perangkat pemindai kecil. Jika kau bisa mendapatkan cetakan biometrik dari penjaga atau ilmuwan di sana, perangkat ini bisa menirunya untuk waktu singkat."

"Dan aku akan memberimu persediaan, makanan kering, dan air," Borin menambahkan, suaranya sedikit lebih tenang. "Kau tidak bisa pergi berperang dengan perut kosong, Nak."

Aku menatap mereka. Orang-orang ini, yang baru kukenal, yang hidup dalam bayang-bayang kota ini, bersedia membantuku. Sebuah kehangatan aneh menyebar di dadaku. Elias dan anak-anak di Kluster Malam telah mengajarkanku arti keluarga. Dan orang-orang di Sarang Tikus ini, mereka juga keluarga.

"Terima kasih," bisikku, suaraku sedikit tercekat. "Aku akan kembali. Aku janji."

Persiapan dan Langkah Menuju Inferno

Selama beberapa hari berikutnya, Sarang Tikus berubah menjadi pusat persiapan rahasia untuk misiku.

Zara sibuk di bengkel kecilnya, berulang kali menyolder dan memprogram. Dia membuatkan sebuah perangkat kecil seukuran genggamanku, yang bisa menempel pada permukaan datar. "Ini adalah Pemindaian Biometrik Adaptif," jelasnya. "Jika kau menempelkannya pada panel kunci biometrik, itu akan meniru sidik jari atau bahkan retina yang baru saja digunakan. Tapi hanya untuk sekali pakai. Dan kau harus bergerak cepat."

Kael memberiku peta digital yang rumit tentang Nexus Prime, disimpan dalam perangkat kecil yang bisa diproyeksikan ke telapak tanganku. "Ini adalah jalur teraman menuju jantung Genesis," katanya, menunjuk ke sebuah garis merah di peta. "Lewat terowongan servis level tiga. Itu yang paling jarang dipatroli oleh pengawas otomatis." Dia juga memberiku sebuah alat kecil yang bisa menempelkan Pemindaian Biometrik Adaptif dengan tepat.

Borin memberiku tas kecil berisi makanan kering berenergi tinggi, botol air minum, dan beberapa perban medis. "Untuk berjaga-jaga, Nak," katanya dengan ekspresi khawatir.

Setiap malam, aku berlatih dalam kegelapan lorong Sarang Tikus. Aku melatih kelincahanku sebagai manusia biasa, berlari, melompat, dan merangkak di ruang sempit. Aku juga memvisualisasikan diriku berubah wujud. Aku mencoba merasakan energi Sistem, berharap blokir itu terangkat. Tapi tidak ada. Kekuatanku tetap terkunci. Aku harus mengandalkan penyamaran, kecerdasan, dan alat-alat yang diberikan temanku.

Akhirnya, malam keberangkatan tiba. Langit di atas Distrik Bawah masih kelabu, tapi di kejauhan, cahaya menara Nexus Prime tampak berkilauan, seperti bintang yang memanggilku ke dalam neraka.

"Ahlana," kata Anya, matanya yang hangat menatapku penuh kekhawatiran. "Hati-hati, Nak. Ingatlah rahasiamu."

"Aku akan," kataku, mengangguk.

Aku memeluk mereka semua—Anya, Zara, Borin, Kael. Mereka adalah harapan baruku.

Dengan peta di satu tangan dan Pemindaian Biometrik Adaptif di tangan yang lain, aku menyelinap keluar dari Sarang Tikus. Udara malam yang dingin menyambutku, tapi kali ini aku tidak menggigil. Tekadku lebih kuat dari rasa dingin.

Aku berjalan menuju jalur servis yang ditunjukkan Kael. Ini adalah jalan menuju jantung musuh. Jalan menuju jawaban. Dan jalan menuju balas dendam.

Aku adalah Ahlana, gadis kecil yang tersesat dari dimensi lain, dengan rahasia yang tersembunyi di dalam dirinya. Dan aku akan membuktikan bahwa mereka telah salah memilih 'wadah'.

To be continue......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!