Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Perhatian.
Askara kembali memasuki kamar yang pasti tidak lupa menutup pintu kamar yang dapat memastikan jika Niken tidak melihat keberadaan Serra berada di kamarnya.
"Apa itu tadi suara Mama?" tanya Serra yang memang mendengar jelas suara Ibu mertuanya.
"Benar dia mencari kamu dan sebelumnya dia mengatakan bahwa pembantu baru di rumah ini melihat kamu masuk ke dalam kamarku," jawab Askara.
"Lalu Mama curiga aku berada di sini?" tanya Serra.
"Kamu masih peduli dia mencurigaimu atau tidak?" Askara menimpali pertanyaan itu yang membuat Serra menggelengkan kepala yang memang tidak seharusnya dia peduli.
Askara menghela nafas dan kembali duduk di pinggir ranjang dengan memegang tangan Serra yang kemudian mengusap-usap lembut punggung tangan itu.
"Kamu sebaiknya istirahat di sini saja," ucap Askara memberi saran.
"Apa tidak akan mengganggu istirahat kamu?" tanya Serra.
"Jika aku menyuruhmu berada di kamarku yang artinya aku lebih merasa terganggu jika kamu berada di kamarmu membuatku kepikiran dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya," jawab Damar.
"Jadi sebaiknya kamu tidur di sini saja dan aku yakin dia juga tidak akan mencarimu dan orang-orang di rumah ini akan berpikir jika kamu berada di rumah sakit. Aku juga akan jauh lebih tenang jika kamu di sini," ucap Askara.
"Baiklah! Aku akan tidur di sini," sahut Serra.
"Itu Memang jauh lebih baik dan sekarang sebaiknya kamu istirahat saja," ucap Askara yang membuat Serra menganggukkan kepala.
Askara dengan sangat lembut membantu Serra membaringkan tubuhnya, raut wajah Serra yang mungkin masih terasa sakit pada luka-lukanya akibat perbuatan suaminya.
"Kamu tidur ya," ucap Askara mengusap lembut rambut Serra yang membuatnya menganggukkan kepala.
Serra perlahan memejamkan matanya yang harus diakui jika memang dia juga sangat mengantuk dan sangat lelah hari ini. Askara merasa.
Askara yang masih berada di sebelah Serra yang masih betah melihat Serra. Dari tatapan matanya terlihat bahwa dia masih tidak terima dengan keadaan Serra yang sekarang mendapatkan perlakuan KDRT dari Damar.
***
Di tengah malam mata Serra yang terbuka perlahan. Entahlah sudah jam berapa tiba-tiba saja membuatnya bangun dengan mata yang tertuju ke sofa yang ternyata Askara tidur di sana.
Serra terus melihat Paman dari suaminya itu yang tampak nyenyak tidur dengan kedua tangan dilipat di dada dan bahkan askara tidur tanpa memakai bantal dan juga tidak memakai selimut.
"Kenapa justru orang lain yang memiliki hati dan bisa memperlakukanku dengan baik dan kenapa kamu tidak bisa melakukan semua itu Mas. Aku berjuang banyak dengan pernikahan kita dan tidak ada satupun yang kamu hargai dan malah tega memberiku luka yang begitu besar," batin Serra.
"Aku sudah ingin mengakhiri semua ini. Tapi Dia seolah sengaja melakukan hal itu yang membuatku tidak bisa keluar dari rumah ini. Dia menjerat ke dalam pernikahan ini. Apa kesalahanku Mas sampai kamu harus memperlakukanku seperti ini. Sampai kamu benar-benar sangat kejam yang membuatku tidak bisa melakukan apapun. Apa dosaku sampai aku tidak bisa bahagia," batin Serra.
Sekarang dia membandingkan suaminya dengan Askara yang mana Askara bukanlah siapa-siapa yang jauh lebih baik dan pasti memiliki hati yang tulus kepadanya yang selama ini berada di sisinya yang membantunya dalam keadaan apapun.
Entah mau sampai kapan Serra akan terus menatap suaminya itu. Perasannya tetap saja tidak tenang dengan semua yang ada di pikirannya.
****
Malam yang sudah berlalu dengan teriknya matahari kembali tiba. Askara yang sudah siap-siap ingin ke kantor yang berjalan menuju jendela dan membuka tirai jendela. Silau matahari dari luar yang ternyata memancar ke wajah Serra yang masih saja tertidur.
Askara membalikkan tubuhnya dan melihat Serra membuatnya melangkah mendekati ranjang. Askara tersenyum melihat wajah cantik itu yang sudah sempat dinodai oleh Damar dengan tangannya yang sangat kasar memberi luka pada wajah itu.
Seakan tidak tega dengan tidur yang terganggu akibat sinar matahari itu membuat Askara meletakkan telapak tangannya tepat di atas wajah Serra yang menutup cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam kamar.
"Kamu sepertinya sangat kelelahan sampai belum bangun pagi ini, setahuku kamu orang yang paling cepat bangun di rumah ini subuh-subuh yang sudah membangun niku hanya untuk menanyakan aku harus sarapan apa," gumam Askara yang tersenyum miring.
Melihat bibir Serra merah merona yang membuat Askara tidak tahan untuk tidak mengecupnya. Mungkin dia sudah merasa jika Serra adalah bagian dari hidupnya sehingga dia kerap kali berlaku manis.
Kecupan yang diberikan Askara membuat mata Serra perlahan terbuka yang ternyata bukan sinar matahari yang membuatnya bangun dan justru rasa kenyal dari bibirnya. Mata Askara dan Serra saling melihat yang pasti Serra cukup kaget dengan pria itu yang sudah berada di sangat dekat dengannya dan bibir mereka masih saling menempel.
Karena Serra yang sudah bangun dan tidak menolak sama sekali yang membuat askara semakin menjadi-jadi yang memberikan ciuman yang lebih dengan lidahnya yang mengabsen rata gigi Serra yang membuat Serra perlahan memejamkan matanya yang benar-benar tidak menolak ciuman yang sudah mulai panas itu.
Askara yang memegang tengkuk Serra dengan mengangkat sedikit wajah wanita itu agar mempermudahnya untuk memberikan sensasi yang lebih lagi. Serra juga sangat patuh yang seperti biasa akan selalu terhipnotis Askara sudah bermain di mulutnya dengan secara seksual yang membuat tubuhnya terasa panas.
Sampai akhirnya ciuman di pagi hari itu selesai yang keduanya melepas secara perlahan. Askara tersenyum yang mengecap kembali bibir Serra dan kemudian mencium lembut kening Serra. Bagaimana dia tidak nyaman dan jatuh hati pada pria itu jika perlakuan Askara sangat manis kepadanya.
"Maaf aku sudah membangunkan kamu," ucap Askara yang membuat Serra menggelengkan kepala pelan.
"Kamu sudah merasa baik-baik saja?" tanya Askara.
"Ini jauh lebih baik daripada sebelumnya," jawab Serra.
"Kamu sebaiknya hari ini jangan ke kantor dulu. Kamu istirahat saja," ucap Askara.
"Tapi...."
"Jangan khawatir aku akan menguras semuanya. Kamu harus bener-bener pulihkan kesehatan kamu dan jangan keluar dari kamar tetaplah berada di sini," ucap Askara.
"Bagaimana mungkin aku tetap berada di sini dan bagaimana jika ada yang masuk dan melihatku?" tanyanya yang pasti tidak ingin mencari masalah di rumah itu walau dia sudah tidak peduli lagi dengan pernikahannya tetapi ada Bram Ayah mertuanya yang harus dihormati.
"Tidak ada yang berani masuk ke dalam kamarku tanpa perintah dariku. Jika kamu takut tiba-tiba dia masuk kamu bisa mengunci pintu dari dalam. Aku hanya ke kantor sebentar saja, ada hal penting yang harus aku selesaikan," ucap Askara.
"Bagaimana jika keluarga ini mencariku?" tanya Serra
"Kamu yakin akan dicari mereka dan kalaupun mereka mencari kamu pasti karena membutuhkan sesuatu. Jadi kamu jangan memikirkan apapun lagi. Kamu harus fokus pada kesehatan kamu dan jika pun mereka menelpon kamu kamu katakan saja kamu masih berada di rumah sakit," ucap Askara memberikan saran.
"Baiklah aku akan tetap berada di sini," ucap Serra.
"Sebelum aku ke kantor akan mengambilkan makanan untuk kamu dulu, agar kamu nanti tidak kelaparan," ucap Askara dan Serra yang kembali menganggukkan kepala yang menurut saja apapun yang dikatakan Askara yang pasti sudah yang terbaik untuknya.
Bersambung....