Istri Yang Tak Dirindukan

"Sudah hampir jam 08.00 pagi, bagaimana caraku bisa keluar dari rumah ini?" Hazel mencoba berbagai cara untuk membuka pintu, namun tak kunjung membuahkan hasil.

"Selama pernikahan mas Yusuf selalu menyusahkan aku, sudah mau bercerai saja dia masih menyusahkan aku seperti ini! Aku harus segera lepas dari semua penderitaan ini dan memulai hidup baruku yang bahagia." Hazel terus bermonolog.

Drrrd Drrrd

Ponsel Hazel bergetar, sebuah panggilan masuk dari Ara. Hazel menekan pin hijau untuk mengangkat telepon tersebut.

"Hazel aku ada di depan rumahmu? Sudah hampir jam 08.00 tahu kenapa kau belum bersiap? Kau kan tahu sendiri kalau tuan Saga orangnya sangat on time. Bagaimana kalau tuan Saga membatalkan kerja sama dengan kita?!" cicit Ara begitu panggilan telepon terhubung.

"Kau tenang saja, aku direkomendasikan langsung oleh penulis Senja, tuan Saga tidak akan berani membatalkan kerja sama dengan kita. Kalau dia tetap bersikeras untuk membatalkan, aku akan meminta pada penulis Senja untuk berkerja sama dengan investor lain saja." jawab Hazel dengan tenang.

"Penulis Senja adalah penulis besar, apa dia mau mendengarkan kata-katamu?" Ara meragukan kata-kata Hazel.

"Tentu saja, karna penulis Senja adalah aku." kata-kata terakir hanya Hazel ucapkan dalam hatinya saja.

Selama 3 tahun menikah dengan Yusuf, Hazel mengisi waktunya dengan menulis novel, nama penanya sudah cukup terkenal karna beberapa karyanya ada yang diangkat menjadi film bahkan masuk box office.

Tapi saat ini Hazel akan bercerai dengan Yusuf, jadi ia merekomendasikan dirinya sendiri sebagai pemeran utama wanita untuk menambah penghasilan.

"Penulis Senja sangat misterius, tidak pernah muncul di depan umum. Bagaimana kau bisa kenal dengannya?" tanya Ara penasaran.

"Akan aku ceritakan nanti, sekarang kau bantu aku dulu agar bisa keluar dari rumah ini. Mas Yusuf mengurungku." pinta Hazel.

"Baiklah, aku akan mencari tahu caranya. Kau tenang saja ya." balas Ara sebelum mengakhiri sambungan teleponnya.

"Ini adalah debut pertamaku sebagai seorang artis. Walaupun aku punya backingan dari penulis Senja, tapi demi reputasiku aku tidak boleh datang terlambat menghadiri meeting dengan tuan Saga." Hazel terus berusaha membuka pintu.

Ting

Sebuah pesan masuk dari Ara, berisi tentang tutorial membuka pintu menggunakan jepit rambut, Hazel mengikuti langkah demi langkah dengan teliti.

"Akhirnya terbuka juga." Seru Hazel setelah berhasil membobol pintu tersebut. Bergegas wanita cantik itu berlari menuju mobil Ara yang sudah menunggu di depan rumah.

"Apa kau membawa yang aku minta?" tanya Hazel setelah berada di dalam mobil sang sahabat yang kini merangkap sebagai managernya juga.

"Aku sudah menyiapkan semua barang yang kau minta dalam tas ini." Ara memberikan tas berisi pakaian dan alat make up pada Hazel.

"Lajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, aku akan berganti pakaian di belakang. Kita harus cepat karna waktu kita tinggal 5 menit lagi." ucap Hazel seraya berpindah ke mobil bagian belakang.

"Siap!" patuh Ara.

***

***

"Tuan Saga, ini sudah jam delapan lewat 10 menit, apa tidak sebaiknya kita mengganti artis untuk film baru kita dengan yang lebih profesional." Yusuf menyarankan.

"Tidak bisa tuan Yusuf, artis kali ini adalah rekomendasi langsung dari penulis Senja. Kita tidak bisa menggantinya begitu saja, atau penulis Senja akan membatalkan kerja sama dengan kita. Kita tunggu saja sebentar lagi." ucap tuan Saga seraya menyesap kopi hitam miliknya.

Pria paruh baya itu tetap terlihat tenang, berbeda dengan rumor yang dibicarakan orang-orang selama ini.

Tapi jika yang melakukan kesalahan bukanlah aktris yang direkomendasikan langsung oleh penulis senja, maka akan lain lagi ceritanya.

"Baiklah." Yusuf tak punya pilihan lain lagi selain menunggu.

Setelah 5 menit berlalu akhirnya seseorang yang mereka tunggu datang juga.

"Nona Hazel, akhirnya anda datang juga." sambut tuan Saga dengan hangat. Berbeda dengan Yusuf yang tidak menyangka jika orang yang sedang mereka tunggu adalah istrinya sendiri.

"Maaf tuan Saga, aku datang terlambat karna seseorang mengurungku dalam rumah, jadi aku kesulitan untuk keluar." ucap Hazel apa adanya.

"Siapa yang berani mengurung anda?" tanya tuan Saga.

"Hanya orang iri yang ingin menghambat karirku saja tuan." Hazel menatap Yusuf dengan sengit. Yang ditatap hanya tersenyum simpul, tak terlihat ada sedikitpun rasa bersalah di wajah tampan itu.

"Tuan Saga, wanita ini adalah aktris pendatang baru, sama sekali tidak punya pengalaman dalam berakting. Apa tidak sebaiknya kita menggunakan jasa dari aktris yang sudah berpengalaman saja." Yusuf memandang remeh pada Hazel.

"Nona Hazel direkomendasikan langsung oleh penulis Senja, saya yakin penulis Senja tidak akan merekomendasikan sembarangan orang." balas tuan Saga. Ucapan tuan Saga membuat Yusuf tidak bisa berkata-kata lagi.

Hazel menjulurkan lidahnya untuk meledek Yusuf.

Sepanjang meeting tersebut, Yusuf dan Hazel bersikap seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal. Tak ada yang menyadari kalau Hazel dan Yusuf adalah sepasang suami istri.

Semua orang memang mengetahui kalau Yusuf sudah menikah, namun tentang siapa sosok yang menjadi istri pria itu masih menjadi misteri. Karna Yusuf tidak pernah mempublishnya di depan umum.

Setelah 2 jam berlalu, akhirnya meeting selesai.

"Semoga kerja sama kita berjalan lancar nona Hazel." Tuan Saga mencium punggung tangan Hazel, hati Yusuf terasa terbakar melihat pemandangan itu.

"Terima kasih tuan Saga, anda begitu murah hati memberi kesempatan pada aktris pendatang baru seperti saya. Tidak seperti seseorang." nada bicara Hazel sarat akan sindiran untuk Yusuf.

"Sama-sama nona Hazel. Saya permisi dulu karna masih ada urusan lain. Permisi tuan Yusuf." pamit tuan Saga pada Yusuf dan Hazel.

"Silahkan tuan." balas Hazel dan Yusuf serempak.

Hazel melambaikan tangannya sampai tuan Saga menghilang dari balik pintu restoran.

"Katakan bagaimana kau bisa mengenal penulis Senja? Apa hubunganmu dengannya? Apa kalian sudah lama memiliki hubungan?" tanya Yusuf setelah mereka tinggal berdua saja.

"Bukan urusanmu!" jawab Hazel denga nada ketus.

"Itu urusanku Hazel, karna kau adalah istriku." Yusuf mengingatkan. Hazel hanya bisa memutar bola matanya dengan malas saat Yusuf mengatakan kalau dia adalah istrinya. Karna selama 3 tahun menikah, Yusuf tidak pernah memperlakukan Hazel selayaknya seorang istri.

"Aku tidak setuju kau menjadi aktris, batalkan kerja sama ini!" titah Yusuf.

"Kenapa?" tanya Hazel.

"Selama ini kau hanyalah ibu rumah tangga biasa, kau tidak punya pengalaman dalam berakting, aku tidak mau kau mempermalukan diri sendiri." ucap Yusuf.

"Apa kau yakin aku tidak bisa apa-apa selain menjadi ibu rumah tangga saja? Kau tidak mengenalku mas!" pekik Hazel.

"Aku tidak mau membatalkan kerja sama ini!" lanjut wanita cantik itu dengan bibir mencebik.

"Kenapa kau jadi seperti ini Hazel? Dulu kau selalu mematuhi setiap perkataanku! Apa karna penulis Senja itu? Apa saja yang sudah pria tua itu berikan padamu?"

Yusuf sangat Yakin kalau penulis senja adalah seorang pria tua yang menjadi selingkuhan sang istri.

"Sebentar lagi kita akan bercerai mas, jadi jangan ikut campur urusanku lagi. Urusi saja mantan tunanganmu itu!" cicit Hazel.

Bersambung.