Aku seorang gelandangan dan sebatang kara, yang hidupnya terlunta-lunta di jalanan, setelah ibuku meninggal, hidup yang penuh dengan kehinaan ini aku nikmati setiap hari, terkadang aku mengkhayalkan diriku yang tiba-tiba menjadi orang kaya, namun kenyataan selalu menyadarkanku, bahwa memang aku hanya bisa bermimpi untuk hidup yang layak.
Namun di suatu siang bolong, saat aku hendak menata bantal kusam ku, untuk bermimpi indah tiba-tiba, ada segerombolan pria berpakaian rapi, mereka menyeretku paksa, tentu saja hal seperti ini sudah biasa, aku kira aku kena razia lagi.
Dan ternyata aku salah, aku dibawa ke rumah yang megah dan di dudukan di sofa mewah berlapis emas, karena terlalu fokus pada kemewahan rumah itu.
Tiba-tiba saja aku adalah anaknya, dan besok aku harus menikah dengan duda beranak satu yang tak bisa bicara, untuk menggantikan kakakku yang kabur.
Ayo baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Mengerikan
Karena selalu saja orang salah dan sulit membedakan Laura dan Bella, akhirnya Bella pun mengubah penampilannya sebelum dipertemukan oleh Divon.
Namun Bella salah dengan hal itu, karena Divon justru sangat asing karena penampilannya di rubah.
" Kenalkan teman-teman, ini kakakku Bella, dia juga akan ikut ke negara kalian, bolehkah?" tanya Laura pada mereka bertiga.
" Kalau semua yang berhubungan dengan Laura itu boleh." sahut Harun.
Bella tentu malu-malu karena Harun dan Charles sangat asing untuknya, namun Bella selalu tertuju pada Divon, sedangkan Divon selalu memandang Laura.
Pasti yang di ingat Divon adalah Laura bukan aku.
Dalam hati Bella.
Namun Bella masih sangat positif thinking karena Laura berjanji akan mengatakan yang sebenarnya pada Divon.
Namun semua itu sangat di luar prediksi.
" Kak, nanti kakak nyusul aja ya, nanti aku akan belikan tiketnya." ujar Laura.
Tidak tahu apa maksudnya dari Laura, rupanya Laura hanya memanfaatkan dirinya agar mendapatkan izin dari orang tuanya untuk pergi ke luar negeri.
Bella, apa lagi yang kau harapkan dari adikmu itu dia tidak akan pernah memberikan hal baik padamu.
Dalam hati Bella.
Pada akhirnya Laura berangkat tanpa Bella, dia memang tidak ingin kakaknya itu mengunggulinya, dan memang pada intinya Laura tidak mau membuat semua tahu bahwa bukanlah dia yang menolong Divon, itu akan membuat dirinya di pandang buruk.
" Kenapa kakakmu tidak jadi ikut Laura?" tanya Harun.
" Kakak tidak mungkin meninggalkan lukisannya." ujar Laura.
" Oh ya, ternyata kakakmu juga suka melukis?" sahut Divon karena saat itu Divon mengingat jelas Laura juga sedang melukis pemandangan.
" Eh apa maksudmu Divon?" tanya Laura.
" Ya aku kira kalian berbeda hobby, kau kan juga suka melukis bukan, saat kejadian itu aku melihatmu melukis." ujar Divon.
" Ahahah, iya jelas kita sangat menyukai hal yang sama tapi sekarang aku tidak mau melukis lagi, karena takut membuat kakak menjadi tersaingi, aku lebih suka tidak menonjolkan bakatku." ujar Laura berbohong.
" Kau memang wanita yang baik." Harun mencium pipi Laura.
Melihat hal itu, Divon langsung memalingkan mukanya.
Sesampainya di kediaman Qluiz, Harun di sambut sangat hangat dan penuh kebanggaan oleh keluarganya terutama ibunya.
Morgan ayah Harun cukup bangga dengan penyelesaiannya pendidikannya, dan akan segera siap untuk menjadi pewaris Qluiz satu-satunya.
Tentu saja kabar itu tersebar luas di media, Laura bisa melihat dengan jelas, jika dia akan menjadi istri dari pewaris Qluiz.
" Maaf ya kakak yang begini memang harus ku dapatkan, nantilah kalau aku sudah menikah aku akan mencomblangkanmu dengan Divon anak yang baik itu." Gumam Laura.
Mimpi Laura menjadi orang kaya akan segera tercapai.
Setelah satu Minggu berlalu akhirnya Harun sudah mulai senggang, Harun membawa Laura untuk di perkenalkan oleh keluarganya.
Namun mimpi Laura seakan di hempas ombak yang dahsyat, Laura mendapatkan Hinaan yang luar biasa dari Ibu Harun dan hubungan mereka sangat di tentang oleh Ibu Harun, bahkan ancaman berbahaya di dapatkan oleh Laura.
Akhirnya demi keamanan Laura, terpaksa Harus memutuskan hubungan dengan Laura.
Laura yang tidak punya siapa-siapa itu pun kebingungan, kemana dia harus pergi, namun saat itu Divon datang dan memeluknya dengan penuh kelembutan.
" Divon." ujar Laura terkejut.
" Laura, aku akan selalu menyayangimu, kau harus tahu, aku sudah jatuh cinta padamu saat pandangan pertama, meskipun ini sangat membebani dirimu aku harap kau bahagia aku berjanji aku akan membahagiakan mu." ujar Divon yang tidak menyia-nyiakan kesempatan bagus.
Dan saat itu juga, Divon dan Laura pacaran, rupanya hubungan itu sangat ditentang oleh ibu Divon juga.
Namun Divon tidak peduli dengan ucapan ibunya, sehingga Divon buta akan segalanya,
Dia hanya mementingkan Laura dan mengabaikan semuanya terutama pertemanan atau persahabatan mereka, dan juga keluarga.
Suatu hari ketahuan lah Harun dan Laura masih berhubungan diam-diam, dan itu membuat Divon sangat marah.
Divon datang menghajar Harun habis-habisan, karena cemburu.
Hal itu sampai berdampak pada 2 keluarga yang menjalin hubungan yang mendalam, dua keluarga itu memutuskan untuk bermusuhan dan saling tidak kenal.
Karena kerusuhan itu Bella diminta datang oleh Laura.
" Hallo saya Bella, apa ini benar kediaman Sandreas?" tanya Bella dengan sopan.
" Benar nona, anda ingin bertamu?" tanya security.
" Adik saya Laura katanya tinggal di sini." ujar Bella.
Security itu mengangguk mengerti dan mempersilahkan masuk karena Laura sudah memberitahu security.
Namun saat itu Laura tidak ada, hanya ada Mutia seorang.
Bella sangat santun dan sopan sehingga Mutia lebih menyukai Bella dari pada Laura.
Sampai pada akhirnya Mutia yang akhirnya tahu bahwa yang menyelamatkan putranya itu adalah Bella bukan Laura.
Bella berjanji akan menjadikannya menantu, namun harus menunggu keadaan membaik lebih dahulu.
Tentu saja Bella sangat senang sekali dengan janji yang diberikan oleh Mutia.
Bella harus bersabar karena menunggu celah seperti yang dikatakan oleh ibu Divon.
Namun kejadian tak disangka pun terjadi, Harun dan Laura kepergok di hotel, Tentu saja itu menyulut api pada diri Divon.
keduanya pun terlibat baku hantam, Harun sampai dibuat masuk rumah sakit.
Hal itu membuat dua keluarga itu putus hubungan.
Setelah kejadian itu Divon langsung mengadakan sesi upacara pernikahannya sendiri tidak ada teman atau keluarga yang hadir, tapi itu tidak masalah yang terpenting dia sudah bisa bersama dengan Laura untuk selamanya.
Hal itu membuat Bella sangat cemburu dia menyalahkan Harun yang tidak gantleman sama sekali.
Tak lama dari pernikahan Itu semua menjadi sangat kacau balau, keluarga Qluiz sedang di uji badai rumah tangganya dan anaknya masuk rumah sakit.
Tiba-tiba saja kabar mengejutkan datang dari keluarga Qluiz, yang menyatakan putus hubungan dengan keluarga Sandreas.