Menjadi Ibu Tiri, Dalam Semalam
Aku yang sedang akan menata mimpiku itu tiba-tiba di seret oleh pria-pria kekar, yang aku kira itu adalah polisi yang biasa menangkap anak jalanan sepertiku.
Aku tidak takut dengan mereka bahkan sudah biasa dengan hal itu, paling-paling aku di amankan dan diberi pelatihan atau hanya di tangkap sebentar dan dilepaskan lagi.
Begitu terus sampai aku jenuh, namun kali ini aku salah, aku di bawa ke kediaman yang sangat megah, gerbangnya saja sangat besar seperti rumah pejabat, meskipun aku tidak tahu rumah pejabat seperti apa sebenarnya.
Aku mulai menginjakkan kaki ke dalam rumah besar itu, aromanya sangat kental dengan uang.
Aku didudukan di sofa berlapis emas, aku sangat terkesima dengan bangunan kediaman itu sangat mewah, sampai aku tidak menyadari ada 2 orang yang duduk sedang menatap tajam ke arahku.
"Tuan, Nyonya, saya menemukan nona muda, ini kalung yang dipakai nona muda."
Salah satu ajudan itu memberikan kalung pada seorang pria baya, tampak sudah berumur tapi masih sangat berkarisma, dan di sampingnya ada nyonya-nyonya elegan sudah pasti istrinya.
Aku tersadar jika kalung itu adalah milikku, yang ditinggalkan oleh ibuku, aku meraba leherku.
"Kapan kau mengambil kalung ku?" celetukku kesal.
Baru kali ini ada orang yang mengincar barang seorang gelandangan.
"Maaf Tuan, Nyonya ... Aku tidak berniat menjual kalung peninggalan ibuku, tolong kembalikan!" aku memintanya dengan kesal.
"Astaga, anak ini sangat tidak sopan, selain bau dan dekil dia juga sangat tidak tahu sopan santun." Ujar wanita baya di hadapanku, ya pandangan remeh itu sudah biasa aku dapatkan.
"Benar-benar ya, meskipun kotor dia sama cantiknya dengan ibunya, ya bagaimana kabar ibumu?" tanya pria baya itu.
"Dia sudah tiada." jawabku sambil menahan air mataku, karena dia adalah satu-satunya orang yang mencintaiku di dunia ini.
"Karena kau adalah anak dari suamiku di luar nikah, ibumu itu wanita penggoda kau tahu, jika saja putriku tidak kabur aku tidak akan membawamu ke sini!" Suara kebencian itu sangat membuatku mendidih.
"Cukup Lita ... Kau yang selingkuh lebih dulu, kita membawa dia ke sini karena besok adalah hari pernikahan yang harus dilaksanakan sesuai perjanjian, anakmu sangat tidak membantu keluarga, dia malah kabur begitu saja."
Kedua suami istri itu berdebat hebat di hadapanku yang tidak mengerti apa-apa, hanya saja permasalahannya adalah, orang yang mengatakan dirinya ayahku ini adalah buaya yang sudah membuat aku dan ibuku menderita, pada intinya aku di bawa ke rumah itu untuk menggantikan kakakku, yang kabur karena rupanya pria yang akan di nikahinya itu adalah seorang tuna wicara dan juga seorang duda.
Aku tidak mendapatkan kesempatan berbicara sama sekali, aku di bawa oleh para pelayan untuk dimandikan, di dandani, mereka memperlakukanku dengan sangat hati-hati.
Dan ini antara mimpi atau tidak aku tidak tahu, di hadapanku sudah ada seorang yang membawa banyak buku ditangannya.
"Selamat malam nona muda, perkenalkan nama saya Bella, saya akan menjelaskan silsilah keluarga anda dengan sangat jelas." ujarnya dengan keramahtamahan.
Aku tidak biasa, tapi aku harus membiasakan diri.
Bella memperkenalkan keluarga gila itu padaku, aku adalah anak haram dari pria bernama Kris Horem, seorang pengusaha pertambangan di negara itu, ibuku adalah seorang penjahit yang selalu membuatkan pakaian hanya untuk keluarga Horem, yang menjadi pelampiasan pria gila itu karena istrinya selingkuh dengan ajudan pribadinya.
Aku memiliki 2 kakak, kakak pertama adalah laki-laki yang akan mewarisi keluarga Horem kakak laki-lakiku sedang sibuk mematangkan diri belajar diluar negeri dia bernama Ruben Horem, dan kakak kedua adalah perempuan bernama Riana Horem, dan namaku sekarang adalah Vania Horem.
"Anda bisa membaca?" tanya Bella.
"Bisa, aku juga menguasai bahasa inggris dengan baik." jawabku, karena ibuku adalah wanita berpendidikan tinggi, aku tidak tahu alasan kami hidup melarat, aku selalu berpikir ibuku bisa segalanya, meskipun aku tidak sekolah sama sekali aku bisa membaca dan berhitung lalu ibuku selalu mengajakku berbicara dengan bahasa inggris setiap harinya.
Namun sekarang aku tahu ibuku sedang menyembunyikan ku dengan baik agar aku bisa hidup.
Enak sekali mereka itu, lihat saja aku akan membalas perbuatan kalian terhadap ibuku.
Dalam hatiku.
Bella pun mengajakku berbicara dengan bahasa inggris, dia terlihat sangat senang.
Aku diberitahu jika aku akan menikah besok dengan seorang pria berusia 30 tahun, sedangkan aku masih 20 tahun, dan dia tuna wicara dan memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun.
Pria itu bernama Divon Sandreas, dia mengalami kecelakaan dengan istrinya saat melakukan perjalanan bisnis yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia.
Saat itu Divon tidak bisa bicara setelah sadar dari komannya, namun yang menjadi masalah adalah putra Divon adalah anak yang sangat sulit dikendalikan, anak kecil yang sangat nakal.
Sebenarnya Divon dan kakakku memiliki perjanjian pernikahan bisnis sejak kecil, namun rupanya Divon jatuh cinta dan memiliki anak dengan wanita yang dicintainya mau tidak mau perjanjian itu dibatalkan.
"Aku jadi kakak juga akan kabur, gila saja keluarga kaya itu, setelah cacat dan duda dia mau menikahi kakakku." ujar Vania kesal.
Vania menganggap semua laki-laki kaya itu tidak punya otak, dan sekarang dia yang sudah hidup menderita harus lebih menderita lagi, itu sangat tidak adil baginya.
Aku akan kabur, enak saja hidupku selama ini sangat menderita, masak aku harus menderita lagi, rupanya jadi orang kaya itu harus gila, aku lebih suka jadi gelandangan.
Dalam hati Vania.
Vania memandangi dirinya di kaca dan sesekali melihat foto keluarga Horem, kakaknya sangat cantik dan kakak laki-lakinya sangat tampan seperti pangeran.
"Apakah kakak laki-lakiku juga gila?" tanya Vania.
"Ah apa?" Bella terkejut dengan pertanyaan Vania.
"Iya, apa kakakku juga sama gilanya dengan Ayahku?" tanya Vania.
"Tidak, tuan muda sangat baik nona, dia tidak terlibat skandal dengan wanita mana pun sampai saat ini, dia juga belum mau bertunangan." Jawab Bella.
"Kalau kakak perempuan ku?" tanya Vania penasaran.
"Ehmmm, ... " Bella tampak ragu untuk mengatakannya namun dari ekspresi Bella Vania tahu bahwa yang menuruni bakat gila ayahnya adalah kakak perempuannya.
"Nona, Tuan besar itu tidak gila ..." ujar Bella seakan dia itu sangat mengenal Kris Horem.
"Apa kau juga wanita ayahku?" ujar Vania mencurigai.
"Nona, jika anda ingin tahu segalanya, buatlah syarat pernikahan dengan membawa saya sebagai pelayan anda di kediaman Sandreas." Pinta Bella.
"Apa kau memiliki keperluan di sana?" tanya Vania, Vania itu anak yang cerdik, dan sangat bisa membaca situasinya.
"Adik saya adalah mendiang istri Tuan Divon." Jawab Bella.
Kegilaan apa lagi yang terjadi sebenarnya?, kenapa orang - orang yang berada di sekelilingnya itu sangat rumit.
Dalam hati Vania.
Vania melihat sekeliling tempat tinggal Horem, rupanya kediaman itu di jaga sangat ketat, dia tidak bisa kabur dari pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐
giliran butuh aja di cariin ,,giliran g butuh dibiarkan sampe jadi gelandangan,,bapaknya juga g da tuh nyari anaknya
2025-05-27
0
NABIL@⁰³
mampir kak
2025-05-27
0