NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.

Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.

Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.

Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.

Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.

Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.

Apakah permintaan Noni?

Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. JSAMS

"Nasyama Khadijah Putri," ucap Gadhing dengan suara bergetar dan mata memerah.

"Gadhing," pekik Bunda Fadia tak menyangka anak sulung nya akan menuruti permintaan Noni.

"Iya mas," sahut Nasya.

Tatapan keduanya bertemu.

"Aku ceraikan kamu. Sekarang kamu bukan istriku lagi,"

DEG

Hening.

Nasya bagai mimpi buruk pada malam hari. Kalimat yang tak pernah ingin di dengar setiap wanita berstatus sebagai istri, kini sudah diterimanya.

Tanpa diminta, air mata Nasya mengalir deras. Ia memberanikan diri menatap Gadhing yang juga tampak berkaca-kaca.

"Bukankah mas berjanji gak akan memintaku pergi?" tanya Nasya dengan isak tangis pilu.

Tampak Gadhing hendak menyentuh Nasya tetapi Nasya mundur satu langkah.

"Maaf."

Saat Nasya hendak bersuara, Noni batuk-batuk membuat pandangan Gadhing teralihkan dan langsung mendekati Noni.

Nasya tersenyum getir kemudian mengusap air mata nya dengan kasar. Cukup lama ia berdiri mematung disana, hingga Noni menatapnya dan memberikan senyuman miring.

Nasya mengangguk mengerti sekarang. Ia pergi begitu saja karena perhatian semua orang di ruang rawat itu tertuju pada Noni.

Nasya berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit dengan mengusap air matanya dengan kasar berulang kali.

Nasya terus berlari kecil menuju halte yang tak jauh dari Rumah Sakit. Sesampainya di halte, Nasya terus mencoba menghentikan tangisnya, namun begitu sulit baginya.

*

*

"Papi. Kenapa Mami enggak pernah mau pulang ke rumah kita?" tanya Tiara setelah selesai makan malam bersama Jimmy dan keduanya tengah duduk di ruang keluarga saat ini.

Jimmy meringis mendengar pertanyaan Tiara yang amat polos. "Mami hanya boleh main ke rumah kita siang saja, Tiara."

Bagi Jimmy, jawaban nya itu sangat masuk akal. Hanya bagaimana membuat Nasya mau datang ke rumah nya saja.

"Tapi Tiara pingin tidur bersama Mami, Pi."

Jimmy menghela nafas panjang. Rasanya ingin sekali mengumpat Nasya bila bertemu. Karena ulah gadis itu mengijinkan Tiara memanggil Mami, membuat anak semata wayang nya sangat mengharapkan kehadiran Nasya diantara mereka.

Dan lihat hasilnya sekarang, Tiara semakin kritis karena Nasya tidak pernah bertemu dengan anaknya lagi.

"Pi. Ayo ke rumah Mami," kata Tiara tersenyum manis dan langsung berdiri di hadapan Jimmy.

"Tapi ini sudah malam, Tiara."

Tiara menarik tangan Jimmy agar ikut berdiri. "Kata papi, kalau malam mami gak boleh ke rumah kita. Jadi kita ke rumah Mami saja,"

Mata Jimmy mendelik. Ia tak menyangka bila ucapan nya menjadi boomerang baginya sendiri.

Belum juga mendapatkan ide agar Tiara mengurungkan keinginan, tangan nya sudah ditarik Tiara.

"Pakai jaket, nak."

Tiara menghentikan langkahnya dan menunggu suster Hana mengambil, memakaikan jaket padanya.

Sambil menunggu Tiara memakai jaket, Jimmy menghubungi Rispan agar ke rumahnya segera.

Beberapa saat kemudian, Rispan telah tiba di rumah Jimmy dan membuka pintu mobil ketika kedua majikan nya mendekati mobil.

"Dimana Nasya ku, Ris?" tanya Jimmy setelah mobil sudah melaju.

"Terakhir setelah dari Rumah Makan, mbak Nasya pergi ke Rumah Sakit, pak."

Tiara mendongak menatap Jimmy yang duduk disebelahnya. "Mami sakit, Pi?"

Jimmy menoleh lalu membelai rambut Tiara. "Teman mami yang sakit."

"Oh. Mami jenguk teman, ya?"

Jimmy mengangguk dan tersenyum.

Setengah jam lebih dalam perjalanan akhirnya mobil mereka hampir sampai. Mata Jimmy memicing ketika seorang gadis terkena sorotan lampu sedang menangis.

"Berhenti, Ris."

Rispan menghentikan mobil secara mendadak.

"Tiara. Kamu tunggu disini," titah Jimmy dengan raut wajah yang sulit dibaca.

Jimmy keluar dari mobil dan mendekati gadis yang sedang duduk di halte yang diyakini adalah Nasya.

"Sya," panggil Jimmy pelan.

Tampak gadis itu terkejut dan mendongak melihat Jimmy. Dan benar saja gadis tersebut adalah Nasya.

Nasya tampak mengusap air mata nya dengan kasar tetapi air mata itu tetap saja mengalir selaras dengan hatinya yang sakit.

Jimmy melihat Nasya sedang tidak baik-baik saja ikut duduk di samping Nasya dengan jarak kurang lebih 30 cm.

Jimmy merogoh saku celana dan menyerahkan sapu tangan kepada Nasya.

Nasya yang memang sedang membutuhkan benda tersebut langsung menerimanya. "Makasih, pak."

Jimmy memalingkan wajah ke arah yang berbeda. Melihat Nasya menangis membuat hatinya ikut sedih dan ingin memberi pelukan. Tetapi, Jimmy mengerti jika itu tidak diperbolehkan.

Sabar, Jim. Nanti setelah menjadi istrimu maka setiap hari Nasya akan kamu kurung di kamar.

"Jangan sedih! Jalan cinta sejati tidak pernah berjalan mulus," ungkap Jimmy merasa bila Nasya sedang ada dalam masalah rumah tangga.

Nasya mengangguk dan memaksakan tersenyum. "Tapi cinta sejati ku bukan mas Gadhing. Tugasku sudah selesai," kata Nasya lirih membuat Jimmy yang mendengarnya mematung.

Jimmy mencerna ucapan Nasya dan kemudian tersenyum. "Kamu mau kemana?" tanya Jimmy ketika Nasya bangkit dari duduknya.

"Aku harus kembali ke rumah mas Gadhing mengambil barang-barang setelah itu kembali ke rumahku," kata Nasya.

Entah karena hatinya sedang sakit dan mencoba tegar menjadikan Nasya berbicara seakan sudah akrab dengan Jimmy.

"Tapi ada Tiara di dalam mobil. Dia memaksaku untuk datang ke rumah Mami nya karena Mami nya gak mau main ke rumah kami," kata Jimmy jujur.

Nasya tersentak lalu pandangan nya mengarah pada mobil Jimmy. "Kenapa gak bilang dari tadi sih?" tanya Nasya sewot dan berubah ketus pada Jimmy.

"Kamu nya nangis dari tadi," sahut Jimmy tak mau kalah.

Nasya berdecak tanpa menjawab. Melangkahkan kaki mendekati mobil lalu membuka pintu penumpang.

Nasya mencoba tersenyum ketika melihat Tiara yang juga tersenyum padanya.

"Mami," seru anak kecil berusia lima tahun itu seraya merentangkan tangan.

Nasya mencondongkan tubuhnya lalu memeluk Tiara sangat erat. Tanpa pamit, air matanya kembali menetes.

Tiara melepas pelukan dan menatap wajah Nasya. "Mami menangis?" tanya Tiara menghapus air mata Nasya yang membasahi pipi.

Nasya mengerjakan mata seraya mengusap matanya dengan sapu tangan. "Mami lagi sedih, sayang. Tapi sudah baikan kok karena ada Tiara," ucap Nasya seraya masuk ke dalam mobil.

Jimmy melihat interaksi keduanya merasa terharu. Rasa ingin memiliki semakin menggebu di hati.

Jimmy melangkah masuk ke dalam mobil di sisi berbeda. Dan mobil mereka melaju menuju rumah Jimmy.

"Jadi papi yang buat mami menangis?" tanya Tiara menatap Nasya yang tadi membisikkan sesuatu.

Jimmy mendengar itu terkejut dan pandangan nya langsung mengarah pada Nasya yang juga tengah melirik ke arah nya.

Nasya mengangguk memasang wajah polos dan sedih.

Jimmy melongo melihat Nasya begitu. Bagaimana bisa ia disalahkan? sedang dirinya tidak tahu menahu masalah Nasya secara langsung.

"Papi. Kenapa buat mami nangis?" omel Tiara melayangkan pukulan ke lengan Jimmy.

Jimmy menjauhkan diri agar tidak dipukul terus menerus. "Sayang. Papi gak buat mami menangis," bela Jimmy.

Tiara yang sedang duduk, berkacak pinggang dengan wajah judes yang menggemaskan. "Buktinya papi ninggalin mami di halte jadi nangis. Untung Tiara minta ke rumah Mami," omel Tiara lagi.

Jimmy membelalakkan mata kemudian menatap Nasya yang sedang terkekeh. Ada rasa bahagia dihatinya melihat Nasya terhibur karena mereka.

"Sekarang, papi harus minta maaf dengan mami."

"Tapi.."

"Kata papi kalau kita buat salah harus minta maaf, 'kan?" tanya Tiara.

Jimmy berdecak kemudian menatap Nasya tersenyum mengejek padanya. "Maaf," katanya singkat.

"Auwh. Kenapa papi dicubit, Tiara?" Jimmy mengusap bekas cubitan yang tak berasa apa-apa.

"Minta maaf yang tulus papi," omel Tiara lagi.

Rispan mendengar dan melihat melalui kaca spion tengah menjadi tersenyum. Karena baginya, Jimmy sosok tegas dan berwibawa dalam bekerja tetapi selalu lembut kepada orang yang di sayang.

Jimmy menatap Nasya memasang wajah jengkel tetapi dalam hati ia begitu bersyukur bisa berdekatan dengan Nasya.

"Maafin Papi ya, mi!" kata Jimmy menatap Nasya penuh cinta.

Nasya yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah. "Iya dimaafin," katanya memalingkan wajah.

"Papi gak peluk mami?"

"Eh,"

1
Bunda
jaga mata
Nenie Chusniyah
luar biasa
Bunda
nyimak kak🙏
YuWie
demi menyatukan nasya sama gading..ehhh si bucin pak jimmy di hapuskan... end yg menggelikan.
YuWie
heran kenapa malah nasya dan jimmy yg kena bala terus sih thor... itu gading, dimas, malah santui2 aja yg jahat
YuWie
Luar biasa
sukaenah sukaenah
Ada kalimat
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....

menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
Whaty Talle Whaty Talle
mengemis cinta kasihan
Whaty Talle Whaty Talle
nasya..nga punya harga diri..
Nie
God nasya jgn lemah dan kamu jg gading dlu karna noni kamu menceraikan nasya skr gr2 dena ngancam langsung aja nyerah,bicarakan ma nasya gmn baiknya,jd laki jgn plin plan dong
Nie
Kayanya mereka kecelakaan dan jimmy meninggal mungkin ya,terus nasya ma gading balik lg ya
Nie
Apa maksd dr mimpi Sya ya 🤔🤔
Nie
Kalo blm baca cerita Rara ma Qenan pasti aku mikirnya Nasya bakal nikahnya ma Jimmy deh
Dwi Setyaningrum
ya gpp km pensiun dini gadhing tp paling tdk bersihkan nama km dl agar pemecatan yg tdk terhormat itu menjd pengunduran diri hingga dpt pesangon yg bisa utk nambah modal usaha..ya ga Thor🤔
Dwi Setyaningrum
Tiara gmn Thor anaknya Jimmy dg istrinya dulu🤔
Dwi Setyaningrum
ya gt lah gadhing sakit kan hatimu km ga inget wkt km sm Noni yg mestinya wktmu utk Nasya km msh sempat bgtuan sm Noni jd anggap aja apa yg km dgr saat ini ya balasanlah ya walau ga sengaja sih😜😜
Dwi Setyaningrum
rispan kalau km cinta sm Nasya knp ga km lakukan wkt Jimmy ngasi mandat utk menggantikan posisinya utk disamping Nasya itu kan kesempatanmu🤔🙂
Dwi Setyaningrum
bentar Thor itu naik kreta SBY malang atau jakarta malang ya kok smpe 6 jam perjalanan kalau SBY malang naik kreta ya 2 jam lah nyampenya🤔
Siti Romlah
maaf thoor, pernah ku baca di bab awal memang begete tulisannya. bahwa Gading pemilik dan kepala rumah sakit.
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
Siti Romlah
mertua gendeng
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!