Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31 - Jati Diri
"Uhuk! Uhuk!" Wang Jian terbatuk keras dengan tubuh yang basah kuyup. Ekspresinya berubah tegang ketika melihat Wang Wu Xie yang juga terengah-engah, batuk sambil berusaha menghirup udara.
"Apa yang kau pikirkan, hah? Apa kau mau mati?!" Wang Jian membentak meski nada suaranya bergetar. "Jika saja aku tidak datang, kau mungkin sudah tiada sekarang. Tsk, benar-benar pembuat masalah!"
Wang Wu Xie masih terhuyung, dadanya sakit seperti dihantam batu. Rambut dan pakaiannya meneteskan air, pandangannya pun kabur. Dia bahkan tidak sadar kapan tubuhnya jatuh ke sungai.
"Sialan," Wang Jian berusaha mengatur napasnya, dadanya naik-turun dengan cepat. "Apa kau tidak bisa protes jika diberi misi sulit, hah? Mengisi gentong air sebesar itu sama saja bunuh diri. Kau seharusnya bisa mengukur kemampuanmu sendiri, sialan!"
Kata-kata kasar terus mengalir dari mulutnya. Dia menatap Wang Wu Xie dengan kesal, sebelum berdecak dan kemudian berdiri. Nada suaranya ketus saat berkata, "Tetap di sini dan istirahat saja. Dasar payah,"
Wang Jian meraih ember kayu milik Wang Wu Xie, menentengnya, lalu mengambil air di sungai sebelum membawanya untuk mengisi gentong raksasa itu.
Wang Wu Xie memperhatikan tindakan Wang Jian, namun tidak mengatakan apa pun. Dia hanya terdiam dan merenungkan ingatan yang sebelumnya ia lihat sambil memperoleh ketenangannya kembali.
*
*
Hari itu, Wang Jian tidak berhenti mondar-mandir. Kali ini ia membawa tiga ember penuh sekaligus, satu di punggungnya dan dua ember kayu besar lainnya di kedua tangan. Wajahnya memerah oleh tenaga yang terkuras, tetapi langkahnya tetap keras sambil terus berbicara kasar.
Wang Wu Xie hanya memperhatikannya dalam diam. Ekspresinya tenang dan tidak sedikit pun terganggu oleh kata-kata Wang Jian. Ia sendiri juga memanggul ember di punggungnya, ikut menapaki anak tangga yang jumlahnya mencapai lima puluh itu.
Namun, baru empat kali sampai di atas, Wang Jian sudah merasa seluruh tubuhnya mau rontok. Napasnya memburu dengan kaki yang gemetar, bahkan umpatan pun kembali keluar.
"Tsk! Benar-benar gila... Misi apa yang menyuruh anak kecil melakukan pekerjaan iblis seperti ini?!"
Wang Jian terengah, lalu menjatuhkan diri di salah satu anak tangga. Keringat menetes dari pelipisnya, matanya menatap langit yang sudah mulai berwarna jingga.
Di sampingnya, Wang Wu Xie berdiri dengan wajah tanpa ekspresi. Suaranya datar ketika berkata, "Kau... Kenapa membantuku?"
Wang Jian menoleh cepat, menatap Wang Wu Xiw dengan tatapan yang pura-pura kesal. "Siapa yang membantumu, hah? Ini semua karena Tian Lei menyuruhku datang dan melihatmu. Kalau bukan karena dia, aku malas melakukan pekerjaan konyol ini. Cih!”
"........" Wang Wu Xie tidak membalas, hanya memperhatikan wajah Wang Jian dalam diam. Ia tahu bahwa saudara sepupunya ini sedang berbohong.
Jelas sekali, Wang Jian datang dengan kemauannya sendiri. Bahkan tanpa diminta, dia juga membantunya dalam misi berat ini. Ucapannya kasar dan sikapnya galak, tetapi di balik semua itu ada sesuatu yang membuat Wang Wu Xie sama sekali tidak keberatan diperlakukan keras olehnya.
"Apa kau sudah makan?" Wang Jian tiba-tiba bertanya dan membuat Wang Wu Xie tertegun sejenak.
Jawaban Wang Wu Xie hanya gelengan pelan dan membuat Wang Jian langsung berdecak kesal.
"Persetan dengan semua ini..!" Wang Jian melempar ember kayu di sampingnya dan berdiri. "Ayo cari makanan. Akan kuhajar siapa pun yang berani membuatmu kelaparan!"
Wang Wu Xie menatap punggung Wang Jian yang perlahan menjauh. Senyum samar muncul di sudut bibirnya, seolah ia ingin menyimpan siluet itu di dalam hatinya. Namun senyum itu hanya bertahan sekejap, sebelum runtuh seperti bayangan yang ditelan malam.
Tatapan Wang Wu Xie tiba-tiba mengeras dan terlihat dingin bagai bilah baja. Dari sela-sela jarinya merembes keluar api spiritual yang berderak pelan, sementara samar-samar aura gelap membungkus telapak kakinya.
Udara di sekitar Wang Wu Xie bergetar panas, bahkan anak tangga yang ia pijak pun retak, seolah tidak bisa menahan ledakan energi yang tiba-tiba menyebar dari tubuhnya.
Dalam sorot matanya, bersemayam kebencian yang pekat. Bukan pada punggung yang baru saja ia tatap, tetapi pada sesuatu yang jauh lebih gelap dan selama ini telah mengukir luka abadi di hidupnya.
"Sekte Surga Emas... Sekte Darah Sunyi... Sekte Es Abadi. Bahkan Mo Tian Shen dan Fu Tian..! Hutang di masa lalu dan hutang di kehidupan ini... Akan kubuat kalian semua membayarnya."
Wang Wu Xie sekarang telah menyadari kebenaran yang selama ini membayanginya. Sosok asing dengan tatapan dingin dan aura menakutkan yang selalu muncul dalam mimpi-mimpinya dan sosok yang juga ia temui sebelumnya... Ternyata bukanlah orang lain.
Sosok itu adalah dirinya sendiri..!
Di kehidupan lampau, dia pernah berdiri di puncak sebagai kultivator Tingkat Nascent Soul yang memiliki Kitab Reinkarnasi dan Pedang Penentang Langit. Namun, perang besar di masa lalu dan perangkap seseorang telah menghancurkan tubuh dan jiwanya. Ingatan jiwanya pecah menjadi serpihan, tersebar dan terserap oleh para kultivator dari berbagai sekte.
Kini, sebagian dari serpihan itu mulai bangkit kembali. Dan alasan mengapa ia bisa tahu tentang jati dirinya sekarang adalah—karena Sekte Awan Putih juga menyimpan salah satu pecahan Ingatan Jiwanya.
******
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...
Ini jejak-jejak 👣👣👣👣 kehadiranku