NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 4 - Rumah Baruku

Tia bersungut-sungut. Hatinya masih sangat dongkol. Tadi malam dia menyuruh

suaminya itu tidur dilantai, karena dia tidak mau tidur seranjang. Hari ini hari

Minggu, ditengah kelelahan yang belum usai sehabis acara pernikahannya kemarin,

dia masih harus mengepak baju-baju dan barang-barangnya yang lain untuk dibawa

ke rumah Rizal. Terbayang gubuk reyot yang akan menjadi tempat tinggal masa

depannya. Kembali dia menghela napas.

“Sudah selesai beberesnya ndu?? Suamimu sudah menunggu diluar ndu” neneknya datang

melihatnya beberes barang-barang.

“Ini sudah mau selesai nek, sebentar lagi Tia nyusul”

Lima belas menit kemudian Tia ke ruang depan dan mulai berpamitan. Dia menyangka

bakal diantar menggunakan mobil minimal mini bus, ternyata harapannya terlalu

tinggi. Suaminya memesan angkot untuk mengangkut beberapa barangnya. Kekecewaan

kembali melandanya. Dengan muka kesal Tia masuk ke dalam angkot diikuti Rizal.

Didalam angkot Rizal berusaha memecah keheningan. Sepertinya dia tahu kalau

istrinya sedang merajuk.

“Dek, maaf ya pindahannya naek angkot. Semoga adek tidak keberatan…” Tia diam seribu

bahasa, tidak menjawab sepatah katapun. Rizal melanjutkan.

“Adek pengen makan apa? Sampai rumah biar Mas belikan.” Lagi-lagi Tia tidak menjawab.

Karena tahu istrinya kesal, akhirnya Rizal memilih diam.

Tia memperhatikan sekitar. Berusaha mengingat jalan dan mengukur seberapa jauh

jarak antara rumah nenek dari rumah suaminya. Tidak berapa lama kemudian mereka

telah sampai. Tia melihat sekelilingnya. Diluar dugaannya. Dia sudah berpikir

akan tinggal dikampung kumuh dengan gubuk reyotnya. Ternyata tidak seburuk

dugaannya, meskipun masih dibawah ekpektasinya. Mereka berada di komplek

perumahan sederhana. Tampak rumah-rumah minimalis berjejer dan berderet

disekitar mereka. Beberapa rumah ada yang sudah berpenghuni.

“Bang, bisa minta tolong turunin barang-barang Kita?” Tanya Rizal pada bang sopir

angkot.

“Aassiiyaaaapp!!” jawab bang sopirnya kocak. Rizal hanya tertawa terkekeh-kekeh. Sepuluh menit

kemudian barang-barang selesai diturunkan. Dengan terpaksa Tia memasuki rumah

suaminya. Tia melihat, meneliti dan membandingkan dengan rumah. Jauh banget!!

Dirumah tersebut hanya ada satu ruang tamu tanpa perabotan, hanya satu kamar tidur

dengan kasur lantai, satu kamar mandi dan satu dapur yang dibuang sehemat

mungkin. Kursi yang harusnya berada diruang tamu diganti dengan karpet ala

kadarnya. Kasur empuk dikamar beserta meja rias, lemari baju diganti dengan

kasur lantai ukuran standart, tidak ada meja rias, dan hanya ada lemari plastik.

Dapur yang seharusnya bisa menjadi tempat menyenangkan untuk kegiatan memasak,

hanya tersedia kompor sederhana. Dan di kamar mandinya pun hanya tersedia bak

berukuran besar untuk menampung air dan closet.

Meskipun keadaan rumah seperti itu, Tia sedikit bersyukur. Dia sudah membayangkan akan

tinggal digubuk reyot. Mendapati ternyata dia tinggal dirumah minimalis dengan

tembok dan atap yang kokoh membuatnya bersyukur. Dia merasa takjub, seorang

buruh bangunan mampu mengontrak rumah, meskipun itu hanya rumah minimalis.

“Ini kamarku. Aku gak mau berbagi kamar sama kamu!! Terserah kamu mau tidur dimana!” Tia masuk ke kamar sembari membawa barang bawaannya. Dia kesal sendiri karena tidak bisa menemukan tempat untuk

baju-baju kantornya. Akhirnya dia mengeluarkan baju-baju Rizal dan melemparnya

diruang tamu.

“Lemarinya aku pake!! Salah sendiri kamu cuman punya satu lemari!Udah gitu lemari plastik lagi!!

Bisa kusut baju-bajuku disimpan dilemari ini!!” Tia hanya mengomel saja. Rizal

memunguti bajunya dengan raut wajah sedih. Tapi dia yakin, suatu saat istrinya

akan menerima dia apa adanya. Setengah jam kemudian, tidak terdengar omelan Tia

lagi. Rizal memberanikan diri untuk mengintip didalam kamar dan dia mendapati

Tia sudah terlelap. Rizal mendekatinya pelan-pelan dan mencium kening istrinya.

“Maaf ya sayang, sudah membuatmu susah begini”

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!