Istri Rahasia Dosen Galak

Jack menatap tak percaya pada gadis di depannya itu. Bisa-bisanya dia melemparkan dokumen itu di hadapannya.

"Kalau begitu jangan harap aku memberimu kesempatan kedua kalinya!"

Dan pria itu segera berdiri, lalu bergegas meninggalkan Maira.

'Hah, apa? dia mau pergi begitu saja? lalu bagaimana aku akan selamat dari juragan Rusli!'

"Tunggu!"

Jack makin memandang remeh pada Maira. Gadis itu pasti sangat menyayangkan sepuluh juta yang akan hilang dari tangannya setiap bulan.

Jack berhenti, tapi tidak menoleh.

"Aku benar-benar butuh tempat tinggal. Tidak usah memberiku uang bulanan. Bolehkah aku menumpang? aku bisa masak, aku bisa menyetrika pakaian, aku juga bisa merapikan ruangan dalam waktu singkat. Tidak ada pekerjaan yang tidak bisa aku kerjakan! tidak usah digaji, cukup berikan aku tempat tidur saja, bagaimana?" mata Maira berkedip beberapa kali, dia benar-benar butuh tempat tinggal saat ini, dan tempat persembunyian dari juragan Rusli yang pasti sangat marah padanya.

Jack menoleh, dia rasa gadis itu mungkin tidak seperti yang dia pikirkan.

"Baiklah, ganti pakaian dan ikuti Paul setelah ini!" katanya yang langsung pergi dari tempat itu.

Maira terlihat senang. Gadis itu tersenyum pada Paul. Tapi wajah Paul juga tak kalah dingin dari bosnya.

"Silahkan nona, mandi dan ganti baju dulu. Sarapan sebentar lagi akan di antarkan!" kata Paul yang memilih menunggu di luar kamar.

Sementara itu di rumah Ruslan, juragan Rusli tampan sangat sangat marah. Dia bahkan membanting cangkir kopi yang disajikan oleh Rosmalina.

Prangg

"Kalian ini mau menipuku ya? aku tidak mau tahu, aku mau gadis itu sekarang juga. Aku sudah berikan setengahnya. Kembalikan 50 juta itu, atau berikan gadisnya padaku sekarang!" pekik Juragan Rusli murka.

'Aduh, si Maira bikin masalah saja sih? kenapa dia bisa kabur. Dasar tidak tahu di untung, jadi simpanan juragan Rusli itu kan enak. Mau apa tinggal minta, begoo bener itu anak!' kesal Rosmalina dalam hatinya.

"Maira belum pulang juragan! jangan khawatir juragan, aku akan cari Maira. Aku pastikan dia akan tetap menjadi istri simpanan juragan" kata Ruslan meyakinkan juragan Rusli agar tidak kena amukan pria tua yang darah tinggian itu.

"Iya juragan, di dunia ini. Cuma kami keluarga Maira. Dia tidak punya keluarga lain, dia juga tidak punya teman. Juragan tenang saja, dia pasti pulang. Saat itu, kami akan bawa dia pada juragan!" tambah Rosmalina.

Sebenarnya ucapan mereka itu terdengar agak menyedihkan ya. Sudah tahu, di dunia ini selain mereka berdua, Maira tidak punya keluarga lagi. Tidak ada saudara yang lain. Tapi, kenapa mereka tega. Kenapa mereka sampai hati menjual Maira pada pria yang jelas-jelas mata keranjang, banyak istrinya, dah istrinya galak-galak. Makanya Maira mau dijadikan simpanan supaya terhindar dari istrinya yang lain yang mungkin menyiksanya.

Sudah tahu separah itu resiko menjadi istri simpanan juragan Rusli. Tapi sebagai paman dan bibinya, Rosmalina dan Ruslan malah tega menjualnya. Otak mereka dimana? di dengkul? atau ketinggalan do keranjang kuning dan belum di check out? sungguh malang nasib Maira punya keluarga satu-satunya seperti itu.

"Omong kosong! apa jaminan kalian akan bawa gadis itu padaku!" pekik juragan Rusli yang tentu saja tidak semudah itu percaya.

Rosmalina dan Ruslan saling pandang. Keduanya juga bingung, mereka saja tidak bisa menghubungi keponakan mereka itu sejak juragan Rusli datang.

Namun tiba-tiba Rosmalina yang memang mata duitan dan pikirannya sudah terkontaminasi karbondioksida itu. Memiliki ide yang licik.

"Juragan dia pasti pulang. Rumah ini adalah rumah neneknya. Satu-satunya peninggalan neneknya. Kalau dia tahu rumah ini akan aku jual, dia pasti pulang!" kata Rosmalina yakin.

Ruslan menyenggol lengan istrinya.

"Ros, kalau rumah ini dijual. Kita akan tinggal dimana? kita tidak punya tempat tinggal lain?" bisik Ruslan bertanya pada Rosmalina.

"Udah abang diam saja pokoknya. Kalau gak diancam itu, si kutu kuprett Maira itu mau pulang. Udah bang diam saja. Percaya sama Ros!" balasnya sambil berbisik juga pada suaminya.

"Kalau begitu, aku kasih kalian waktu tiga hari. Kalau tiga hari gadis itu gak datang! aku akan ambil apapun di rumah ini senilai uang yang pernah aku berikan pada kalian!" pekik juragan Rusli lalu berbalik dan pergi dengan kesal dari rumah itu.

Ruslan tampak panik.

"Aduh bagiamana ini Ros! aku kan sudah bilang, jangan pakai dulu yang itu sampai juragan Rusli benar-benar membawa Maira. Ini belum-belum kamu sudah belikan Rido motor, belikan Rini hape baru. Kamu juga beli perhiasan. Sekarang bagaimana caranya kita balikin uang itu?" tanya Ruslan panik.

Sementara Rosmalina sepertinya tak perduli dan tak khawatir pada ucapan suaminya.

"Ngapain harus dibalikin sih bang? kita tinggal bawa saja Maira ke juragan Rusli. Tenang aja bang, Maira itu sayang banget sama neneknya. Begitu dengar rumah ini akan dijual. Dia pasti pulang!" kata Rosmalina sangat yakin.

"Kamu kalau ngomong enteng bener Ros! sekarang aja kita gak tahu Maira ada dimana. Gimana mau ngasih tahu dia, kalau rumah ini akan kita jual?" tanya Ruslan bingung.

"Makanya Abang itu jangan norak ndeso banget jadi orang. Sekarang jaman sudah canggih bang, si Rini kan berteman sama Maira di medsos. Tinggal upload saja kalau rumah neneknya dijual cepat. Yakin Ros bang, kalau Maira baca postingan Rini. Maira pasti pulang!" kata Rosmalina yakin.

Wajah Ruslan yang tadinya lumayan khawatir Langsung berubah senang.

"Benar juga, ya sudah nanti kalau Rini pulang suruh upload!" kata Ruslan semangat.

Sementara itu di apartemen Jack, Maira sudah menandatangani surat perjanjian kontrak pernikahannya dengan Jack.

"Oke! jadi ini nikah kontrak kan? saya sudah tanda tangan ya. Jadi karena yang tahu pernikahan ini cuma kita bertiga. Bapak pura-pura saja tidak mengenal saya kalau kita bertemu. Jangan sapa saya duluan, awas kalau bapak sok akrab dengan saya ya!" kata Maira sambil menyipitkan matanya ke arah Jack.

'Wah, gadis ini otaknya bermasalah gak sih? kenapa malah dia bersikap seperti itu pada tian?' batin Paul.

"Siapa bapakmu? kamu itu menumpang disini. Panggil saya, tuan. Kalau di kampus, baru panggil seperti itu! ingat ya jangan melakukan apapun yang tidak sesuai kontrak. Saya akan tuntut kamu! jangan membuat saya malu, apalagi sampai melibatkan saya ketika kamu ada masalah!" Jack memeringatkan Maira.

Maira mengangguk paham.

"Oke! sekarang dimana kamar saya?" tanya Maira.

"Mau apa?" tanya Jack.

"Mau tidur lah, saya kan libur hari ini tidak ada kelas!"

"Kamu lupa? kamu itu pelayan di apartemen ini. Tidak ada libur, masak untuk makan siang!" kata Jack dengan tatapan serius ala-ala manager pabrik yang menegur anak buahnya yang kerja borongan tapi malah mau istirahat.

'Huhh, galak banget sih. Dia gak tahu apa, kalau orang galak itu biasanya cepat kena struk?' gerutu Maira dalam hati.

***

Bersambung...