NovelToon NovelToon
Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Status: tamat
Genre:Keluarga / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Berawal dari sebuah gulir tak sengaja di layar ponsel, takdir mempertemukan dua jiwa dari dua dunia yang berbeda. Akbar, seorang pemuda Minang berusia 24 tahun dari Padang, menemukan ketenangan dalam hidupnya yang teratur hingga sebuah senyuman tulus dari foto Erencya, seorang siswi SMA keturunan Tionghoa-Buddha berusia 18 tahun dari Jambi, menghentikan dunianya.

Terpisahkan jarak ratusan kilometer, cinta mereka bersemi di dunia maya. Melalui pesan-pesan larut malam dan panggilan video yang hangat, mereka menemukan belahan jiwa. Sebuah cinta yang murni, polos, dan tak pernah mempersoalkan perbedaan keyakinan yang membentang di antara mereka. Bagi Akbar dan Erencya, cinta adalah bahasa universal yang mereka pahami dengan hati.

Namun, saat cinta itu mulai beranjak ke dunia nyata, mereka dihadapkan pada tembok tertinggi dan terkokoh: restu keluarga. Tradisi dan keyakinan yang telah mengakar kuat menjadi jurang pemisah yang menyakitkan. Keluarga Erencya memberikan sebuah pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Di Padang, jantung Akbar yang tadinya berdebar karena cemas, kini berdebar karena alasan yang sama sekali berbeda: kelegaan yang membuncah. Notifikasi dengan nama Erencya muncul begitu cepat, seolah gadis itu memang sedang memegang ponselnya. Balasannya yang sopan, bahkan membalas sapaan salamnya, membuat senyum tipis terbit di wajah Akbar.

Ia tidak ingin kehilangan momentum. Jemarinya yang tadi terasa kaku kini bergerak lincah.

Akbar: Terima kasih sudah dibalas. Saya kira pesan saya akan diabaikan, hehe. Sedang begadang juga?

Di seberang pulau, Erencya terkekeh kecil membaca balasan itu. Pria ini terdengar jujur dan sedikit canggung, membuatnya terasa lebih manusiawi.

Erencya: Iya, lagi ngerjain tugas Kimia yang nggak ada habisnya. Kalau kamu, kenapa belum tidur?

Dan begitulah obrolan pertama mereka dimulai.

Akbar menceritakan tentang skripsinya yang membuatnya sering terjaga hingga larut. Erencya mengeluh tentang betapa sulitnya menyeimbangkan antara sekolah, les, dan kehidupan sosialnya yang terbatas. Mereka menemukan sebuah ikatan sederhana dalam keluhan mereka masing-masing, sebuah rasa senasib sebagai 'pejuang malam'.

Obrolan mengalir begitu saja, tanpa jeda canggung yang biasanya menyertai perkenalan dengan orang baru. Waktu seakan mencair. Mereka bertukar cerita tentang kota masing-masing. Akbar menggambarkan debur ombak di Pantai Padang dan aroma rendang yang melegenda. Erencya bercerita tentang Jembatan Gentala Arasy yang bercahaya di malam hari dan betapa ia menyukai suasana di Wihara Kwan Im.

Saat Erencya menyebut nama wihara itu, Akbar terdiam sejenak. Sebuah pengingat lembut akan dunia mereka yang berbeda. Namun, anehnya, itu tidak menciptakan dinding. Justru sebaliknya, itu melahirkan rasa penasaran. Ia ingin tahu lebih banyak tentang dunia gadis itu.

Akbar: Pasti indah sekali ya di sana. Saya belum pernah ke Jambi.

Erencya: Harus coba kapan-kapan! Nanti aku ajak keliling. Padang juga pasti seru, ya? Aku cuma pernah lihat di TV.

Emoji senyum di akhir kalimat Erencya seakan mengirimkan kehangatan langsung ke kamar Akbar. Obrolan mereka berlanjut hingga menyentuh usia.

Akbar: Saya 24 tahun. Mungkin sudah terasa tua ya buat anak SMA?

Erencya: Hahaha, nggak juga. Berarti aku harus panggil Kakak ya? Aku 18 tahun, baru kelas 1 SMA.

Kakak. Satu kata sederhana itu entah kenapa terasa begitu manis saat dibaca oleh Akbar. Ada rasa hormat sekaligus kedekatan di dalamnya. Sejak saat itu, Erencya memanggilnya "Kak Akbar".

Di kamarnya, Erencya sudah benar-benar melupakan rumus Kimia. Buku catatannya tergeletak terbuka, namun matanya tak lepas dari layar ponsel, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum. Sementara di Padang, laptop Akbar sudah masuk ke mode tidur, layarnya gelap. Dunianya kini menyempit menjadi layar ponsel berukuran enam inci yang menampilkan percakapannya dengan Erencya.

"Astaga, udah jam satu pagi!" ketik Erencya tiba-tiba, setelah tanpa sengaja melirik jam digital di sudut layarnya. "Aku harus tidur, besok pagi sekolah. Bisa-bisa aku jadi zombi di kelas."

Akbar tersenyum. Ia pun tidak sadar sudah selama itu mereka mengobrol.

Akbar: Iya, benar juga. Maaf ya sudah menahan kamu begadang. Selamat istirahat, Erencya.

Erencya: Nggak apa-apa, Kak. Seru kok ngobrolnya. Selamat istirahat juga, Kak Akbar.

Setelah pesan terakhir itu, tidak ada lagi balasan. Percakapan pertama mereka telah usai.

Akbar mematikan layar ponselnya dan berbaring di kasur, menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Namun, pikirannya terang benderang. Rasa jenuh dan hampa yang tadi menyelimutinya telah sirna, digantikan oleh sebuah perasaan hangat yang aneh. Ia meraih kembali ponselnya, membuka kembali ruang obrolan itu, dan membaca ulang seluruh percakapan mereka dari awal.

Malam itu, di kamarnya yang sunyi, Akbar tahu ia telah menemukan sesuatu—atau seseorang—yang jauh lebih menarik daripada skripsi. Sesuatu yang terasa seperti sebuah awal.

1
👣Sandaria🦋
jadi akhirnya Akbar login atau logout, Kak?🤔
kisah perjuangan cinta yg mesti aku hargai sebagai pembaca, Kak. meski dari tengah sampai akhir aku merasa authornya kehilangan "sentuhan" pada ceritanya. mungkin gegara mengubah ending dengan bermanuver terlalu tajam😂
Sang_Imajinasi: udah ada kok cuma belum dirilis mungkin akhir bulan ini rilis novel roman dengan banyak bab maybe 500 bab
total 8 replies
👣Sandaria🦋
selalu aneh dengar ucapan hati-hati di jalan bagi orang yg naik pesawat. macam dia aja yg nerbangin pesawat. harusnya kan "tolong bilangin ke pilotnya hati-hati di udara, jangan ngebut!"🙄🤣
👣Sandaria🦋
baca bagian ini, Bang@𝒯ℳ ada begitu banyak "kekayaan" di dunia ini, tidak hanya melulu soal uang. mungkin disayangi aku yg imut ini salah satunya🤔😂
👣Sandaria🦋: aku barusan tamat baca ini novel, Bang. cari tempat mojok lain lah. atau berantem lagi di novel Om Tua😆
total 8 replies
👣Sandaria🦋
asiik bener nama timnya 👍😂
👣Sandaria🦋
aku dulu pernah naik ini di pasar malam, Kak. pas di atas ketinggian itu terjadi ciuman ke-29 ku. kalau gak salah ingat 🤔😂
👣Sandaria🦋
yg bertemu diam-diam selama seminggu itu di bulan Juni, Kak. yg terjadi di bulan Desember mah nerakaa😆
👣Sandaria🦋
kadang aku ragu Erencya ini di cerita aslinya beneran masih SMA, Kak? tua kali pemikirannya. minimal anak kuliahan tingkat akhir lah😆
👣Sandaria🦋
kok mereka belum menyinggung keimanan ya, Kak?🤔
👣Sandaria🦋
jadi udah di tahap "pulang" aja nih. enggak datang lagi? jauh kali lompatan si Akbar😆
👣Sandaria🦋
untung gak kayak adegan Armageddon😅
👣Sandaria🦋
mengapa Akbar gak jalur darat aja ke Jambi nya, Kak? mungkin biar kelihatan dramatis ya efeknya kek di pilem pilem?😆
👣Sandaria🦋
kayak kita nih Bang@𝒯ℳ cinta yg kuat itu tumbuh di tengah percakapan percakapan saling maki, saling bully dan saling merendahkan diri🤦 sampai-sampai mengalahkan romansa cinta Ucup dan Anny😂🤣
👣Sandaria🦋: aduh Abang. pengen terjun ke laut aja nih aku, biar digulung ombak sekalian☺️😂
jadi pengen nge tag Bang Salman, Bang Zen dan Bang Asta. kali aja mereka rela muntahh berjamaah, Bang🤣🤣
total 2 replies
👣Sandaria🦋
kalau Erencya juga membangun jembatan dari sisi seberang, pasti sebentar lagi jembatannya nyambung itu. entah kalau ada preman preman yg nyolong bata dan besinya🤦
👣Sandaria🦋
jangan terlalu terbuai gombalan kalian. karena "semua akan preeet pada waktunya" begitulah kata-kata warga net yg berpikir logis🤣
👣Sandaria🦋
aku tidak menyangka perkara membangun jembatan ini bisa membuatku melankolis begini, Kak😭😂
👣Sandaria🦋
sebegini beratnya perjuangan cinta, siapa yg akan berani membakar jembatannya? bahkan authornya saja tidak berani😭😂
Sang_Imajinasi: baca nya sambil play musik tanpa cinta, sama seamin tapi tak seiman kak
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kalau guru sejarah ku seperti Akbar. mungkin aku masih ingat siapa nama guru sejarah ku dulu. lebih parahnya aku saja lupa ada pelajaran sejarah😆
👣Sandaria🦋
memang begitu gaya dosen penguji sejak zaman purba 😂
👣Sandaria🦋
ini bener lagi. kalau udah mendekati waktu eksekusi, jangan ngapa-ngapain lagi. tunggu aja dor nya😆
👣Sandaria🦋
memang betul ini, kadang mules😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!