" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.
Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.
Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.
" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#4. pesta kelulusan
Aku skip masa-masa jaman pertumbuhan dan sekolah ya guys, sekarang Aku sudah lulus kuliah dan mendapat gelar sarjana. Hari hari bahagia ini seperti penukar hari kelam yang dulu dan ini akan jadi momentum yang paling ku ingat seumur hidupku, Aku tidak lagi tinggal di kampung sekarang aku tinggal di kota bersama ibuku.
Setelah meninggal nya nenek, ibu mengajakku merantau ke kota dan ibu berhasil dalam usaha kuliner nya yang membuka warung makan Padang dan yang perlu kalian tahu ibu ku tidak pernah menikah lagi.
Jujur di awal aku sedih meninggal kan tanah kelahiran ku, terlalu banyak kenangan pahit namun kenangan pahit itulah yang justru membangun keinginan ku untuk menuju sukses.
Di tempat baru ibu mencoba membuka peruntungan dengan membuka warung makan. Di awal memang sulit tapi berkat kesabaran dan ketekunan akhirnya dari warung berubah menjadi rumah makan besar.
Hari hari ku sibuk belajar dan hari nya Ibu hanya sibuk dengan berbagai macam masakan, Sama sekali ibu tidak mengijinkan aku ikut bekerja, semua jadwal ku sudah di atur nya ya begitu waktu ku hanya habis untuk belajar dan belajar.
Kalau ingat itu aku rasanya mau nangis, dulu aku hampir melawan dan menolak semua aturannya, yang aku kira terlalu mengekang kebebasan ku dan bener itu hampir membuat aku lari dari rumah dengan alasan ingin bebas.
Namun setelah ku pikir ulang aku tidak tega meninggalkan ibu sendirian apalagi teringat semua perjuangan nya dalam menghidupi aku dan nenek tampa sosok suami pula, sedang ayahku sudah lama ku anggap tidak ada karena memang Dia tidak pernah ada buat aku dan ibu.
Walau tidak benci tetap hatiku rasa sakit karena tidak pernah mengenal sosok yang di sebut ayah. Sekarang aku sangat bersyukur ternyata semua aturan itu membuat ku jadi manusia yang sukses dan sekarang disinilah aku menjadi satu satunya Sarjana yang menerima beberapa penghargaan.
Tepuk riuh begitu menggema, dari atas panggung aku lihat wajah ibu ku terus tersenyum, sungguh moment ini bikin aku merasa jadi anak yang sangat berbakti karena bisa membuat orang tua ku tersenyum bangga.
" Sekarang kamu sudah sarjana. Ibu bangga sama kamu nak" ucap nya mengusap rambut di kepala kulihat matanya memerah.
" Iya Bu terimakasih semua berkat ibu " jawab ku memeluk nya dengan segenap kasih sayang yang ku punya.
" Tiara..." Iren memanggil namaku sontak aku dan ibu menoleh.
" temen kamu?" tanya ibu. Aku hanya mengangguk mengiyakan.
Iren dengan setengah berlari mendatangi aku dan ibu, " hallo Tante" ucapnya ramah menyapa ibu begitu sampai di depan kami.
" hallo juga nak" jawab ibu sedikit kaku ya mungkin karena baru kenal.
Iren menyalami tangan ibuku, " Tante. Iren ijin ya Tan... bawa tiara nginep di rumah boleh !?" iren gemblung tiba-tiba seenak jidat minta ijin ngajak aku nginap di rumah nya.
Aku bengong sambil natap muka iren nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba dia minta ijin katanya mau ajak aku nginap di rumahnya, entah konslet otaknya nih anak batinku merutuk.
Ibu menatap ku seolah minta penjelasan dari permintaan iren, seperti nya iren paham dengan tatapan ibu ke aku.
" Nggak ada maksud lain Tante, iren cuma mau bikin acara perpisahan kecil kecilan aja kok " ucap iren seperti bisa baca apa yang ada di fikiran ibuku.
Entah karena nggak enak atau apa tiba-tiba ibuku ngangguk, " iya Tante ijinin tapi jangan macem-macem ya kalau belum terlalu malam selesai acaranya sebaik nya pulang" kata ibu menggenggam tangan ku sekali lagi bikin rahang aku rasanya mau jatuh kebawah.
Nggak tau pelet apa yang di pake si iren hingga ibuku gampang luluh langsung kasih ijin, ini benar-benar di luar dugaanku sungguh aku merasa berada dalam posisi yang serba salah.
Aku jadi nggak enak perasaan, " Tapi ren kayaknya gue nggak bisa deh nginep di rumah lo " tolak ku karena memang aku nggak pernah yang namanya nginap nginap di rumah orang.
" kenapa?, lo mau ngeles nggak bawa baju ganti gitu!?, atau lo takut sama Tante" iren mencondongkan mukanya ke depan muka ku. " soal baju gampang lo bisa pake baju gue" katanya lagi fiks bikin aku mingkem nggak tahu alasan apalagi.
" Yaudah kalau mau nginep ibu ijinin, ibu pulang sekarang kamu hati hati" kata Ibu bikin aku tambah nggak enak perasaan.
" udah lo nggak usak kebanyakan mikir ayok..ikut gue" iren begitu saja narik tangan aku.
Aku ngikutin langkah iren ketempat teman teman lain kumpul, " nah ini dia juara kita, nggak salah gelar kutu buku hasilnya cihuy " ucap teman temanku begitu aku dan iren sampai didekat mereka.
" Selamat ya Tiara akhirnya gelar kutu buku nggak sia sia hasilnya paten" teman teman mengacungkan jempol mereka memberi ucapan selamat padaku.
Aku hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas ucapan ucapan mereka, " ehh..tiara abis ini kamu mau kemana?" tanya Vega salah satu temen cewek yang biasa nggak pernah tegur sapa denganku.
" Ya nggak ada abis ini aku pulang" jawabku sekenanya saja.
" Ahh.. nggak seru masak kita nggak bikin acara sih " kata Vega lagi
" emang mau bikin acara apa?" tanya iren begitu antusias.
" Ya minimal kita bikin pesta lah, apalagi abis ini kita udah pisah nggak ketemu lagi " jawab Vega.
" Wah aku setuju usul Vega keren itu"
" ya aku juga setuju" jawab mereka sahut sahutan.
" iya yuk kita bikin pesta kelulusan sekalian perpisahan " kata mereka kompak.
" Gimana Ra.." bisik iren kayak lupa dia sama pesta yang mau di buat dirumah nya. Fikiran ku sempat berfikir ada yang tidak beres, tapi detik kemudian aku berfikir mungkin pesta yang mereka maksud yaitu pesta di rumahnya iren.
" emang lu nggak ikut?" bisik iren lagi.
" Ya nggak tahulah" jawabku bingung dengan kelakuan iren.
" Eh...kalian jangan ngeles ini acara cuma kita kita aja kok, tenang masalah biaya gue yang tanggung" ucap Vega yang mungkin merasa saat lihat aku dan iren bisik-bisik.
Entah apa yang ada di otak iren tiba-tiba, " yaudah gue sama tiara mau prepare untuk nanti malam kami duluan ya" iren langsung narik tangan ku.
" Eh...Ren tunggu" tiba-tiba saja Vega berlari menghampiri kami yang sudah hampir sampai parkiran.
" Lo mau pulang kan?" tanya Vega.
" iya gue mau pulang bareng tiara kenapa!?"
* udah ke rumah gue aja" kata Vega bikin aku dan iren saling tatap.