NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 4 ANAK KECIL

Anak kecil itu masi menatap Darren dengan tatapan memohon. Tangan mungilnya itu memeluk boneka lusuhnya.

Darren masi menatap langit langit seolah masi mempertimbangkan apa yang harus ia perbuat membantu anak kecil itu atau tidak. Lalu tangan mungil itu memegang jari jempol milih Darren.

"Kak aku mohon"katanya pelan.

Dengan tangan gemeteran Darren mencoba mengulurkan tangan satunya ke tangan anak kecil itu.

"A-ku akan membantumu"ucapnya lirih.

Anak kecil itu tertegun lalu tersenyum walau wajahnya setengah gosong,mukanya masih terlihat imut.

"Terimakasih banyak kakak"

"Tetapi aku minta waktu biarkan diriku sembuh baru aku akan mencoba membantumu" kata Darren.

"Oh ya siapa namamu?"

"Nama?aku tidak tahu siapa namaku"katanya bingung.

Darren menghela napasnya pelan,"kalau aku ga tau namamu bagaimana aku membantumu?"

"Aku cuman tau dimana aku dikubur kak" wajahnya sedih.

Darren terdiam. Kata-kata anak itu membuat udara di ruang IGD semakin berat. Matanya menatap wajah kecil yang setengah hangus itu ada kepolosan yang tetap tersisa, meski rasa sakit seolah menempel kuat di rautnya.

"Kamu cuman ingat dimana kaamu dikubur?apakah tidak ada clue lain" Darren mengulang lirih, nadanya bergetar.

Anak itu mengangguk pelan, boneka lusuhnya ia peluk erat-erat.

"Iya aku cuma ingat tanah dingin, gelap, dan berat di atas tubuhku. Aku menangis, tapi tidak ada yang mendengar. Sampai sekarang aku masih terjebak di sana" suaranya lirih, seperti bisikan yang menusuk telinga Darren.

Napas Darren tercekat. Ada rasa takut yang bercampur dengan iba. Ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri, lalu berkata pelan,

"Kalau begitu, kamu harus tunjukkan kepadaku. Tunjukkan di mana kamu dikubur. Dengan begitu, aku bisa menolongmu"

Anak itu menunduk, lalu perlahan tersenyum kecil senyum yang entah kenapa lebih membuat Darren merinding daripada menenangkan.

"Kakak bisa menemukan kuburanku di dekat pohon mangga,aku tidak tahu tepat dimana lokasinya tetapi ada boneka beruang ini disana"anak kecil itu sambil menunjukan boneka lusuhnya.

Tetapi belum sempat menjawab anak itu tiba tiba hilang.

"kamu kemana?"katanya agak keras.

Lalu seseorang yang baru masuk langsung bertanya.

"Ada orang yang kesini sayang?"tanya Atala yang baru masuk.

"Eh mama ga ada ma"

"Ini mama sudah bawakan makanan,makan dulu sayang"

"Suapin ma tolong"kata Darren manja.

"Ih dah gede kok masi minta suapin"ejek Gavin yang baru masuk diikuti Jena dan Selina.

"Biarin Gav,lihat tu lagi sakit gitu" Selina berkata datar.

Akhirnya Atala menyuapi putranya itu,sambil sesekali berbincang ringan dengan Selina,Jena dan Gavin.

"Gimana Darren rasanya masuk rs?"tanya Gavin kepo.

"Ya sakit gini ga bisa ngapa ngapain" jawab Darren ketus.

"Pertanyaaan lo Gav,gajelas"kata Jena.

"Gavin kan kalau ngomong asal ngomong ga dipikir dulu. Untung kita semua udah kebal palingan cuman tante Atala yang syok" kata Selina sambil memukul tangan besar Gavin.

"Kebal sih kebal,tapi setiap pertaanyaanya buat sakit kepala" Jena kesal.

"Woyyy gue ini berusaha bikin suasana cair, biar Darren nggak tegang” Gavin protes sambil memasang wajah pura pura tersinggung.

Atala menahan senyum melihat interaksi mereka. "Kalian rame sekali, untung ini ruang Darren sendiri,kalau ada yang lain kalian bisa diomeli "

Darren ikut tersenyum tipis.

"Ma, kalau Darren bareng yang lain palingan mereka uda diusir"

Selina langsung menoyor pelan lengan Darren yang tidak terinfus.

"Ih, enak aja! Kita kan niatnya baik datang ke sini"

"Iya tuh"Gavin juga ikut ikutan menoyor lengan Darren.

"Eh tapi Ren jujur deh rasanya disuapin mama gini malu nggak sih? Soalnya kan kita nonton langsung" Kata Jena sambil tersenyum.

Muka Darren langsung memanas.

"Apaan sih, Jen!"

Ia melirik ke arah Gavin, yang sudah menahan tawa keras-keras.

"Waduh, iya juga ya," Gavin nyeletuk.

"Kayak bocah SD disuapin. Harusnya gue rekam nih, terus gue upload biar jadi viral"

"Ntar judulnya Detektif Darren masi disuapin mamanya"

Atala hanya bisa menggeleng, tapi jelas terlihat senyum tipisnya penuh sayang.

"Sudah..sudah, jangan ganggu Darren. Mama seneng kok bisa rawat Darren lagi. Mau sebesar apapun dia, tetap anak Mama"

Darren terdiam, dadanya hangat mendengar itu. Tapi Selina malah langsung ikut berceloteh,

"Awww, so sweet. Coba deh Dar, bilang 'Aku juga sayang Mama"

Darren langsung mendengus. "Selin, jangan aneh-aneh deh"

Mereka semua pun langsung tertawa,walau di hati Darren masi ada ketakutan tentang kejadian anak kecil itu.

 

Setelah dirawat selama 1 minggu Darren akhirnya pulih dan sudah pulang kerumah,teman temannya menyambutnya dirumah.

"Supriseee"kata Gavin sambil menarik party popper kertas warna warni bertebangan.

"Darren gue kaget anjir"kata Selina.

"Yaelah Lin masaa gitu aja kaget"kata Gavin.

"Ya gimana ga kaget lu nyalain di pinggir kuping gue"Kesal Selina.

Darren berdiri di ambang pintu, sempat bengong sebentar lalu senyum lebar merekah di wajahnya.

"Astaga kalian beneran repot-repot bikin beginian?"

"Tentu dong, bro. Gimana pun lo udah bikin kita semua khawatir" jawab Gavin sambil menepuk bahu Darren.

"Sekarang waktunya lo menikmati kesembuhan"

Di meja sudah ada kue tart sederhana dengan lilin kecil di atasnya. Selina cepat-cepat mendorong Darren mendekat.

"Ayo tiup lilinnya dulu. Anggep aja ini selebrasi kesembuhan lo"

"Lah, tapi kan ini bukan ulang tahun gue" Darren terkekeh.

"Yaudah pura-pura ulang tahun, biar rame" sahut Jena sambil pasang kamera di ponselnya, siap merekam.

Darren menghela napas kecil, matanya sedikit berkaca-kaca melihat semua temannya berkumpul.

"Kalian seriusan, makasih banyak. Gue beruntung banget punya kalian"

"Cieee jangan nangis ah. Baru sembuh kok nangis yahahah" goda Gavin sambil menyodorkan tisu.

Mereka semua asyik berbincang ringan,tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama,tiba tiba suasana di ruang tamu itu tampak mencekam figura foro bergoyang goyang seolah ada yang menggerakannya.

"Apaan itu anjir?"kata Gavin.

Semua mata kini tertuju pada figura itu. Hening. Tak ada yang berani bicara. Lalu, terdengar suara kecil seperti tawa anak-anak yang samar, datang entah dari mana.

Darren spontan merinding. Tubuhnya menegang.

"Jangan-jangan dia lagi" batinnya.

Selina melirik Darren, wajahnya bingung.

"Lo kenapa, Darren? Kok muka lo pucet gitu?"

Belum sempat Darren menjawab, bayangan kecil berlari cepat melewati koridor rumah, menuju ruang tamu. Anak kecil itu muncul lagi wajahnya setengah kebakar, matanya kosong, dan baju putihnya kotor penuh noda tanah.

Darren langsung mundur beberapa langkah, hampir tersandung sofa.

"T-tidak dia lagi" ucapnya dengan suara bergetar.

Gavin yang kepo malah berdiri, matanya menyipit berusaha memastikan.

"Eh sumpah gue ngeliat ada anak kecil barusan, Siapa itu? Keponakan lo, Darren? Jangan-jangan lo nyimpen sesuatu di rumah ya?"

Selina panik, menarik lengan Gavin.

"Lo jangan asal ngomong, Vin. Tadi jelas banget itu bukan anak biasa"

Anak kecil itu kini berdiri di ujung ruangan, menatap lurus ke arah Darren tanpa berkedip.

"D-dia datang lagi meminta pertolongan kita"kata Darren agak bergetar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!