Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandi Bersama
Tidak peduli pada apapun, hanya kembali makan. Walaupun lemak sudah menumpuk, tambah makan sedikit, kemudian berolahraga besok, berat badannya akan turun. Itulah jalan ninja badak laut. Yang sudah bertekad diet tapi tidak pernah berhasil.
"Sayang mau aku suapi?" Tawaran dari Ervan, menyodorkan sepotong daging ikan salmon yang terlihat menggoda. Dengan cepat wanita itu menerima suapannya.
Bukan karena wajah terkutuk Ervan yang menggoda. Tapi karena rupa daging yang keterlaluan indah. Pria tampan memang menarik, tapi rasa daging lebih menggoda.
"Jangan coba-coba bertingkah aneh lagi. Mengerti?" Tanya Bella dengan mulut dipenuhi makanan.
Ervan mengangguk bagaikan anak penurut."Mulai sekarang aku tidak akan bertingkah aneh lagi. Hanya fokus untuk mencintai dan menyayangimu. Tidak akan tergoda wanita lain lagi."
"Ervan... Ervan... Ervan...aku mual." Gerutu Bella ingin muntah rasanya mendengar kata-kata dari seorang pujangga.
"Mual? Kamu hamil!?" Tanya Ervan, memeriksa perut Bella.
"Tidak! Itu murni timbunan lemak. Aku mual karena ocehan dari mulutmu." Komat-kamit Bella kembali mengomel. Kemudian lagi-lagi makan tanpa peduli pada apapun.
Ervan mengangkat sebelah alisnya. Menyipitkan matanya sendiri."Bella kamu tidak hamil? Mau aku hamili?"
Pertanyaan yang seketika membuat Bella tersentak kaget."Kamu tidak waras ya? Dasar harimau musim kawin, badak kecil sepertiku mau digasak."
"Aku kan cuma bertanya." Ervan menghela napas sejenak. Namun, sepersekian detik melirik ke arah Bella. Perlahan senyuman terlihat di wajahnya. Bagaikan sebuah rasa syukur, menatap betapa ceria wanita ini.
"Ingin yang perempuan atau laki-laki?" Lagi-lagi pria itu iseng bertanya.
"Tutup mulutmu! Segera berbaring dan kembali menjadi Ervan yang dulu! Agar aku tidak diliputi rasa bersalah, membuat kamu menjadi gila." Gerutu Bella, menyumpal mulut Ervan dengan makanan.
***
Malam semakin larut, aneh memang kedua orang tua Ervan tidak dapat dihubungi. Bella sendiri masih tinggal di rumah sakit setelah berkirim pesan dengan ibunya.
Memang dasar anak orang kaya, ranjang dikirimkan ke rumah sakit. Hanya karena Bella ingin menunggui Ervan sebagai bentuk tanggung jawab. Ayahnya mentransfer uang ratusan juta rupiah, untuk uang jajan putrinya yang menginap di rumah sakit satu malam. Pelayan pribadi, standby di depan ruang rawat, menjaga dua remaja yang masih dalam masa pubertas.
Bella berbaring memakai piyama yang begitu hangat bermotif sapi. Matanya sedikit melirik ke Ervan yang mungkin tertidur akibat pengaruh obat-obatan.
Orang ini kenapa tiba-tiba menjadi aneh?
Ervan dan Reva merupakan saudara sepupu, lebih tepatnya ibu mereka bersaudara. Ayah Reva berkerja di perusahaan milik orang tua Bella. Sementara Ervan... dirinya tidak tau apa pekerjaan dan siapa ayah Ervan.
Tapi pria ini begitu sering membully nya. Jatuh cinta? Jangan bercanda. Sama sekali tidak mungkin orang ini bisa jatuh cinta.
Masih teringat di benaknya kala Ervan meletakkan tasnya di atas pohon. Hingga Bella harus menghubungi supir untuk membelikan tas, buku dan alat tulis baru. Menyiramnya menggunakan air pel, pada akhirnya Bella harus melakukan treatment seharian di spa, agar tubuhnya kembali bersih dan wangi.
Hampir setiap hari Ervan meminta pajak padanya. Uang yang didapatkan Ervan dari Bella dipergunakan untuk menyenangkan Ruby. Membelikan tiket bioskop, hadiah, coklat, bunga.
Bagaimana Ervan mengejar Ruby satu sekolah mengetahuinya. Walaupun Ruby selalu menolaknya, lebih tepatnya memberikan harapan palsu.
Tapi tiba-tiba musuh terbesar Bella memanggilnya istri? Kemudian berjanji tidak akan berselingkuh lagi? Ini sebuah konspirasi kegilaan yang benar-benar besar.
Namun, wajah Ervan begitu rupawan, tinggi, berkulit putih, bentuk tubuh proporsional. Membuat Bella menelan ludah.
Tidak! Pria ini adalah orang yang paling menyebalkan. Sudah pasti ini prank semata. Matanya menelisik, memastikan tidak ada kamera kecil yang tersembunyi.
Tapi...ada pemikiran gila lain dalam benak Bella, melirik ke arah handphone Ervan. Dimana beberapa pesan masuk, dari pengirim Ruby.
"Apa dia hanya ingin membuat Ruby cemburu?" Gumam Bella bergidik ngeri. Istilahnya dirinya dijadikan tumbal, dijadikan kambing hitam kecemburuan Ruby.
Menghela napas kembali berusaha tidur sembari memeluk boneka beruang raksasa.
Beberapa jam berlalu, tepat pukul 2 pagi mata Ervan terbuka. Melangkah membawa infusnya mendekati Bella. Wajah Ervan tersenyum, namun air matanya mengalir.
"Bella masih hidup dalam keadaan sehat. Tidak seperti saat terkurung di rumah sakit jiwa." Gumam Ervan terdiam tertegun sejenak, mengingat bagaimana darah mengotori dinding ruang rawat. Wanita yang tertawa sembari menangis setelah menyayat tubuhnya sendiri. Hingga pada akhirnya beberapa hari kemudian, tubuh kaku yang tergantung ditemukan oleh Ervan dan perawat.
"Aku mencintaimu..." Kalimat aneh dari seseorang yang begitu terasa aneh. Mengecup bibir Bella. Kemudian berbaring memeluknya.
Siapa sangka Tuhan akan memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya. Kematian kedua orang tua Bella, perselingkuhannya, ada banyak hal yang harus dirubah.
Pemuda yang begitu aneh, akan menjaga buntalan kentut ini sepenuh hati. Kali ini, karena tidak ada yang tulus padanya kecuali Bella. Bahkan Ruby hanya pengkhianat yang pada akhirnya membunuh Ervan.
Tapi bagaimana caranya merubah kesalahannya perlahan?
Pemuda yang memejamkan matanya, sembari memeluk tubuh Bella yang mendengkur dari belakang. Kini ada harimau putih yang memeluk badak. Kita anggap saja seperti itu.
Suara dengkuran yang bahkan dirindukannya.
***
Mimpi aneh seorang Bella, wanita yang merenggangkan otot-ototnya. Perlahan membuka penutup mata yang digunakan untuk tidur.
Oh! Pemandangan indah terlihat, betapa tampan orang yang memeluknya. Mungkin karena udara dingin dan menganggap ini mimpi, Bella membalas pelukan sang pemuda, guna untuk kembali tertidur. Ini pasti mimpi... pasti mimpi... pasti...
Suara ketakutan pintu membuat Bella sadar, membulatkan matanya. Bagaimana bisa orang jahat ini tidur disampingnya.
Brak!
Dengan kekuatan bulan, dengan satu tendangan, dirinya membuat Ervan terjatuh dari ranjang.
"Sakit! Aku pasien disini!" Bentak Ervan memegangi pinggangnya.
"Makanya jangan sembarangan naik ke ranjang orang. Kamu tau berapa harga kasur ini? Kasur ini dibuat khusus untukku dari bahan paling berkualitas. Dan hanya boleh ditiduri olehku." Bella menatap sengit padanya. Wanita gemuk yang terlihat bersungut-sungut.
"Pantas saja rasanya lumayan." Gumam Ervan bangkit dari lantai, mengamati selang infusnya yang masih terpasang."Aku tidur sambil jalan..." gumamnya menguap membuat alasan.
Bella memutar bola matanya malas, tangannya meraba, ke arah laci. Pada akhirnya menemukan kue lapis legit kwalitas premium.
Menghela napas, memakannya dengan beringas. Memotong lalu menikmatinya, belum sikat gigi tapi sudah makan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Bella dengan mulut penuh.
"Mandi, aku harus sekolah hari ini. Kenapa mau mandi bersamaku?" Tanya Ervan berjalan mendekat, mengigit kue bekas gigitan Bella."Sayang...ini namanya ciuman tidak langsung."
"Benar kan!? Otakmu masih rusak. Badak saja tetap ingin kamu gasak." Sedikit serpihan kue menyembur dari mulut Bella. Membuat Ervan tidak dapat berkata-kata.
Pemuda yang pada akhirnya melangkah mundur."Mau mandi bersama tidak?" Tanyanya mengedipkan sebelah matanya. Pemuda yang membuka kancing baju pasiennya tanpa malu sedikitpun. Memperlihatkan otot-otot perut dan dadanya yang mulai terbentuk.
"Roti...roti..." Batin Bella menelan ludah, menatap bentuk perut Ervan. Gara-gara Ervan dirinya jadi lapar lagi bukan, ingin makan roti. Memang dasar pria murahan.
Di cuekin.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh