NovelToon NovelToon
Vendrell'S Canvas

Vendrell'S Canvas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reenie

Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.

“Jangan bergerak.”

Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.

Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.

Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.

“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.

Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.

Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Itu Menemuiku

Bel pintu tokoku berdering ringan, nyaring di antara keheningan pagi. Biasanya, suara itu menandakan seorang pelanggan yang datang mencari buku langka atau sekadar mampir berteduh. Namun pagi ini, langkah kaki yang memasuki toko terasa lain.

Liora menoleh, dan waktu seolah melambat.

Seorang pria tinggi dengan jas hitam sederhana berdiri di ambang pintu. Rambutnya disisir rapi ke belakang, memperlihatkan garis rahangnya yang tegas. Sorot matanya tajam, menusuk, namun tak menunjukkan niat apapun. Dia hanya berdiri di sana, memandang rak bukuku dengan pandangan yang asing.

Hati Liora berdegup lebih kencang. Dia mengenal wajah itu.

Drevian Vendrell.

Bukan dari perkenalan, bukan dari obrolan. Liora mengenalnya dari cara dia memegang mesin tato di video-video yang aku tonton berulang kali.

Dari komentar orang-orang yang menyebut namanya dengan campuran hormat dan takut.

"Dan kini, dia berdiri di toko kecilku. Di dunia kecilku." ujarnya dalam hati.

Dia melangkah pelan, menyusuri lorong sempit di antara rak kayu. Tangannya yang bertato menyentuh punggung buku, namun sentuhannya tidak seperti orang yang mencari. Lebih seperti membaca diam-diam kisah yang tersembunyi di antara debu.

Liora berdiri di balik meja kasir, menunggu, namun dia tak juga membuka suara.

Akhirnya, Liora memberanikan diri.

“Ada yang bisa saya bantu?”

Dia berhenti, menoleh perlahan. Tatapannya jatuh pada Liora, tajam namun tenang, seperti mata elang yang sudah memperhitungkan gerakan mangsanya.

“Liora Evianne?”

Suara itu dalam, berat, namun diucapkan seolah nama itu sudah lama dia kenal.

Liora mengangguk pelan.

“Ya. itu saya." ucapnya gugup

Dia tak menjawab. Alih-alih memperkenalkan diri, dia melangkah mendekat, memandangi rak di sebelah Liora. Tangannya terulur, menarik sebuah buku lawas dari rak.

“Buku ini,” katanya pelan, “pertama kali dicetak tahun 1962. Edisi ini, cetakan ketiga. Kau tahu bedanya?”

Liora mengerjap.

“Apa?” tanyanya pelan.

Dia membalik halaman depan, menunjuk sebuah kalimat kecil di bawah logo penerbit.

“Cetakan ketiga, tapi masih mencantumkan kesalahan ejaan di nama pengarang. Hanya ada 500 eksemplar yang terlanjur dicetak dengan kesalahan ini.”

Liora menatapnya, terkejut.

"Bagaimana dia tahu?" ujarnya dalam hati.

“Kenapa Anda tahu tentang itu?” tanya Liora akhirnya.

Dia meletakkan buku itu kembali ke rak dengan hati-hati, seolah meletakkan sesuatu yang hidup.

“Cerita yang salah cetak tetaplah cerita. Tapi yang membedakan adalah siapa yang menyadari kesalahannya.”

Matanya menatap Liora tajam.

“Seperti kamu.”

Loira tidak mengerti arah pembicaraannya.

Tapi Drevian tak memberi ruang untuk bertanya.

“Aku membaca tulisanmu di formulir,” katanya tanpa basa-basi.

“Kamu bilang, kamu ingin merasakan duniaku. Tapi kamu datang dengan tangan kosong, berharap aku mengisi kekosongan itu.”

Liora merasa nadinya berdetak di tenggorokan.

“Orang lain datang padaku membawa desain, konsep, atau keinginan aneh tentang eksistensi diri mereka.

Tapi kamu datang dengan ruang kosong, berharap aku yang memberinya arti.”

Dia melangkah lebih dekat, dan untuk sesaat, aku lupa bagaimana caranya bernapas.

“Kamu tahu itu berbahaya, Liora?” bisiknya, suaranya serupa ancaman namun juga peringatan.

Liora menggigit bibir, mencari kata yang tak ditemukan.

“Tapi di saat yang sama...”

Drevian memalingkan pandangan, berjalan menyusuri rak buku lain.

“Itulah yang menarik.”

Entah kenapa, langkahnya mengikutinya. Dia berjalan tanpa bertanya, seolah sudah paham tata letak tokonya yang berantakan.

Saat dia tiba di sudut tempat rak tua menutupi lorong rahasia yang menghubungkan toko dengan rumah kecilnya, dia berhenti.

Tangannya menyentuh sisi rak, dan sejenak aku panik. Belum pernah ada pelanggan yang tahu tentang pintu itu.

“Tempat tinggalmu di balik sini, bukan?” tanyanya datar.

"Bisa masuk dari ruang kecil ini." lanjutnya

Tidak ada nada mengejek, hanya pernyataan fakta.

Liora tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Bagaimana dia tahu?" ujarnya dalam hati.

“Studio tempatku bekerja punya banyak ruang tersembunyi,” katanya, seolah membaca pikiran Liora.

“Orang yang terbiasa dengan ruang pribadi akan tahu kapan sebuah tempat menyimpan ‘ruang lain’ di baliknya.”

Dia berjalan kembali ke depan toko, berhenti sejenak di ambang pintu.

“Liora Evianne,” ucapnya, kali ini nadanya lebih berat.

“Ketika kamu memutuskan ceritamu sendiri, datanglah ke studio. Jangan bawa siapa-siapa.”

Liora masih berdiri membatu, memandangi punggungnya yang perlahan menghilang di balik pintu kaca.

Langit di luar tampak cerah. Namun, dalam toko bukuku, udara terasa lebih berat.

Liora baru sadar, sejak dia datang, dia tak pernah bisa mengendalikan arah percakapan.

Bahkan, Liora merasa seperti sedang dibaca, bukan sedang membaca.

Dan dia tahu, pertemuan ini bukan pertemuan terakhir.

Setelah kepergiannya, pelanggan lain datang seperti biasa. Ada yang membaca buku disudut dan ada yang membeli buku atau yang meminjam buku.

Seketika Livia mendorong pintu masuk.

"Pagi, Lio. Kamu pagi ini cepat juga ya jaga toko. Biasanya datang terlambat." ucap sahabatnya itu dengan nada mengejek.

"Ih apaan sih kamu. Tiada hari tanpa mengejekku." gerutunya.

Livia tertawa dan dia mengusap kepala Liora. Dia lalu pergi ke rak buku memperhatikan buku yang dipinjam dan dibeli. Sementara Liora hanya duduk di meja kasir masih membayangkan pria tadi. Pria itu datang tepat waktu seolah-olah dia tahu kapan jadwal pelanggan akan datang.

Malam itu, Liora berbaring di ranjang empuknya di loteng, menatap langit-langit sambil memeluk boneka beruangnya.

Di meja samping tempat tidur, ponselnya menyala, menampilkan akun Instagram The Vendrell Tattoo House.

Jarinya bergerak untuk scroll postingan tato itu dan dia teringat apa yang ditulisnya diformulir.

“Aku tidak tahu desainnya, aku hanya ingin merasakan duniaku lewat dunia Anda.”

"Hahh... kenapa aku menulis itu? Aku pikir dia akan langsung menolak. Ihh dasar pria aneh sok dingin." gerutunya.

Matanya terpejam, namun pikirannya tak bisa diam.

"Drevian Vendrell datang ke tokoku, membaca buku-buku yang bahkan pelanggan tetapku tak pernah sentuh." ucapnya pada dirinya sendiri

Dia berhenti scrolling postingan itu dan mematikan ponselnya. Berusaha untuk tidur tapi tak bisa. Dia memikirkan apa yang akan terjadi besok

Pria itu tak memakai tindik apapun, dia tampak seperti pria dewasa yang dingin. Rambutnya juga tertata rapi, hanya ada tato naga dilengannya. Begitu juga dengan Zeke, karyawan Drevian yang tidak memakai tindik hanya ada tato naga dilengannya.

Sebenarnya semua karyawan Drevian tidak memakai tindik apapun mau di telinga, hidung dan bibir. Mereka tampak biasa saja tapi ada aura yang berbeda.

"Haduh, kenapa aku gak bisa tidur sih?" gumamnya.

Liora menarik napas panjang. Berusaha untuk menutup matanya dan membuang pikiran anehnya. Dia memeluk boneka beruangnya. Memejamkan matanya dengan kuat. Akhirnya setelah beberapa menit, Liora tertidur juga. Dia hanya menunggu apa yang terjadi besok.

1
Reiko
Menarik juga ceritanya. Beda dari yang lain
Leira
Livia suka cari gara-gara yahaha
Leira
Tatoo...🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!