Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk perangkap!
Pesawat yang ditumpangi Doug melintasi langit Prancis menuju Indonesia. Setelah menempuh belasan jam dan satu kali transit, akhirnya Doug sampai di Indonesia.
Sebelumnya Doug sudah memesan hotel untuk menginap satu malam dan tour guide sebelum dirinya melanjutkan perjalanan menuju Bali.
Douglas menghampiri seorang pria yang berdiri di dekat lokasi penjemputan penumpang.
"Bonjour!" sapa tour guide pria sembari memegang papan bertuliskan 'Mr. Douglas—Prancis.'
"Pakai bahasa inggris saja," jawab Douglas, seraya menarik nafas panjang. Perjalanan jauh membuatnya sangat lelah. Di tambah lagi udara yang panas membuat kepalanya jadi pusing.
"Baik, Tuan." Pria tersebut segera membantu membawa koper Doug. "Perjalanan Anda pasti melelahkan," ucapnya sambil membuka bagasi mobil, memasukkan koper ke dalam sana. Lalu membuka pintu mobil bagian belakang untuk Doug.
"Heum, aku merasa jet lag." Doug memijat pelipisnya. "Aku butuh istirahat, segera!" tegasnya.
"Baik, Tuan." Pria tersebut segera melajukan mobil warna hitam mengkilap itu.
"Aku lupa siapa namamu," ucap Doug, sembari menatap jalanan kota yang sangat padat pada siang hari itu. Udara juga terasa panas. Tentu dia sedikit syok melihat lalu lintas di Jakarta. Doug meminta pria itu menurunkan suhu AC mobil, tapi sayangnya tidak membantu, dia masih kegerahan.
"Namaku Supriyanto," jawab pria tersebut sangat ramah dan full senyum sembari menatap Doug dari spion tengah.
"Oh, namamu sulit sekali aku ucapkan. Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan Sup?" izin Doug setelah beberapa kali mengeja nama 'Supriyanto' tapi selalu gagal.
"Sup?" Pria itu garuk-garuk kening sambil nyengir, sebenarnya keberatan tapi pada akhirnya dan dengan terpaksa dia mengizinkan tamunya memanggilnya dengan sebutan menggelikan itu.
"Okey! Sup, senang bertemu denganmu, aku harap kau menjadi tour guide yang baik untukku," ucap Doug, tersenyum tipis seraya menghenyakkan punggungnya ke sandaran jok, lalu membuka beberapa kancing kemejanya, lalu mengibaskan salah satu tangan di depan wajahnya yang merah karena kegerahan.
Supri tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban.
"Very hot!" keluh Doug, sudah seperti ikan yang terpanggang di atas teflon.
"Welcome to Indonesia! Indonesia beriklim tropis jadi suhunya selalu panas," sahut Supri sambil terkekeh, lalu membuka semua kaca jendela mobil agar ada angin masuk ke dalam kabin mobil, dan meredakan rasa gerah yang di rasakan Doug.
"Begini lebih baik." Doug menghela nafas lega sambil memejamkan mata, menikmati angin kota yang berhembus.
"Indonesia memang panas tapi aku yakin Anda akan betah berada di sini, dan aku jamin Anda tidak ingin pulang," canda Supri pada tamunya sambil terkekeh pelan.
"Oh ya? Aku tidak yakin hal itu akan terjadi karena aku adalah type orang yang mudah bosan."
"Tuan, Indonesia memiliki keragaman budaya, destinasi wisata indah, dan yang terakhir adalah wanita Indonesia tak kalah indah dan cantik-cantik," jelas Supri membanggakan negaranya tercinta.
Doug mengangguk-angguk mendengar ucapan Supri, lalu sesaat kemudian dia baru teringat tentang satu hal.
"Sup, membahas masalah wanita, apakah kau bisa mengenalkan aku pada wanita Indonesia yang cantik, dan eksotis?" Doug mencondongkan setengah badan ke depan, menatap Supri dari samping.
Supri menoleh menatap Doug dengan tatapan menyipit. "Wah! Anda ini nakal sekali," ledeknya sambil nyengir lebar, menandakan kalau ucapannya hanyalah candaan.
"Aku serius, Sup."
"Apakah Anda masih single?" Supri bertanya serius.
"Aku sudah menikah."
"Anda ingin berkhianat?"
"Mungkin." Doug menjawab sembari menaikkan kedua bahunya bersamaan. "Hubunganku dengan Freya sudah hampa dan dingin."
Supri mengangguk-angguk. Mendengar kalimat itu ia sudah paham perasaan Doug saat ini.
"Baiklah. Aku akan mencarikan wanita cantik sesuai keinginanmu."
*
*
Bintang mempertimbangkan tawaran Tari.
Bekerja!
Hutang!
Uang!
Itulah yang ada di dalam pikiran Bintang saat ini. Jika dirinya tidak bekerja, maka dirinya tidak akan mendapatkan uang untuk membayar hutang mendiang ayahnya.
"Kalau kamu mau menerima tawaran itu, kamu bisa datang ke hotel x untuk menemui temanku bernama Santi," ucap Tari pada anak tirinya.
"Kenapa di hotel?"
"Mana aku tahu! Mungkin dia ingin merekrut pegawai baru untuk hotelnya!" bohong Tari sambil tersenyum penuh arti.
Bintang berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk mengambil tawaran itu.
"Baiklah, kapan aku bisa menemuinya?"
"Besok malam. dandan yang cantik dan pakai baju bagus!" Tari mengingatkan seraya memberikan alamat hotel pada Bintang.
"Terima kasih," ucap Bintang untuk pertama kalinya.
"Wah! Apa aku nggak salah dengar? Kamu bilang 'terima kasih' sama aku?" Tari tertawa menggelegak. "Tapi, memang sudah seharusnya kamu mengucapkan kata keramat itu sih!" imbuhnya penuh sindiran.
Bintang memutar kedua matanya dengan malas mendengar ucapan ibu tirinya, kemudian dia segera kembali ke kamar.
Tari tersenyum jahat begitu Bintang sudah tidak terlihat. Mengambil ponselnya untuk menghubungi sesorang.
"Mangsa udah masuk perangkap!"
akh gregetan aku rasanya sama Mas Bule ini tambah menjadi aja kepedean nya ini tapi aku sukaa🤭🤣
nah betul Mas belajar bahasa indonesia itu penting apalagi calon istrimu itu orang indonesia gak sih🤭😂😂
sekarang menyesal kan setelah tau kebenaran nya 😓
besok besok tolong lebih bijak ya pak RT dan Bu RT 🙄
cepat kursus bhs indo,biar gk selalu resah,kalau diajak bicara...
Mereka berdua tak bisa berbahasa inggris jadi tak bisa berkomunikasi dengan mas Bule yang juga tak bisa berbahasa Indonesia.
Bintang yang masih tak suka sama pasangan suami istri itu tak mau banyak basa basi - bicara secukupnya langsung mengajak pergi mas Bule.
Bintang ini masih tak mau menanggapi keseriusan mas Bule yang mau memperistri dirinya.