Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keinginan alisa.
“Terima kasih ya cak, kamu sudah menyelamatkan aku tadi.” Aurelia tampak tersenyum manis ke arah angga, dia sangat berterima kasih atas pertolongan angga tadi.
Angga yang masih belum paham akan ucapan aurel mengeryit heran, sedangkan aurel yang tampak kesal menepuk bahu angga pelan.
“Kamu tuh ya, selalu Connect nya lama.”
Tiba tiba angga teringat akan kejadian tadi di tempat parkir, dia tersenyum menatap aurel yang masih tampak kesal dengannya. perlahan angga merangkul pundak aurel, dia tahu jika teman sekaligus sahabatnya ini kesal dengannya.
“it's okay, it's a small problem.”
Angga sangat menyukai aurel yang mengerucutkan bibirnya, dia merasa jika aurel tampak semakin cantik jika sedang ngambek.
“Kamu ih… suka banget ya godaan aku, awas nanti jatuh cinta.” Ledek aurel sambil melepaskan rangkulan tangan angga.
“It's okay if I fall in love with you….”
Aurel Roger diam mendengar ucapan angga, dia merasa salah tingkah dengan ucapannya sendiri.
“No… “ ucap aurel menjawab pertanyaan angga.
“Why aurel…? berikan alasan agar aku bisa menerimanya.” Angga masih penasaran dengan penolakan aurel.
“because you are a friend and a best friend to me.”
Angga terdiam mendengar jawaban aurel, dia tahu jika sejak dulu aurel hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tapi apa tidak boleh angga berharap suatu saat nanti aurel berubah pikiran dan bisa memiliki hatinya, sekaligus bisa mendapatkannya.
Angga menghela nafas, kecewa tentu saja. Tapi semua memang ada konsekuensinya, siap tidak siap dia harus menghadapi itu semua.
“Kamu marah…” aurel menatap wajah angga yang tampak murung.
Senyum terpaksa angga perlihatkan di depan aurel, dia tidak ingin aurel beranggapan jika angga tengah kecewa akan jawaban yang dia ucapkan tadi. Dia tidak ingin hanya karena perasaan yang tak terbalaskan, hubungan antara angga dan aurel merenggang.
“Kenapa harus marah, stupid… sudah sana kamu masuk, sebentar lagi sepertinya akan turun hujan” angga mendorong pelan tubuh aurel agar masuk ke dalam rumahnya.
“Kamu nggak masuk dulu, aku buatin es jeruk.”
“Makasih rel, aku mau ke koran Roni, maybe next time…” angga segera berbalik arah, dia berjalan menuju ke motornya.
Entah kenapa melihat angga tampak murung aurel menjadi tidak enak sendiri, dia yakin jika angga kecewa. Tapi aurel tidak ingin persahabatannya retak hanya gara gara masalah percintaan, aurel tidak mau itu terjadi.
“Aku pulang dulu ya rel, besok jangan berangkat dulu. Aku ke sini buat jemput kamu, oke…”
Aurel memberikan simbol oke di jemari tangannya ke arah angga, melihat jawaban aurel angga segera pergi dari depan rumah aurel.
Aurel yang melihat kepergian angga segera masuk kedalam rumahnya, dia ingin segera membersihkan diri.
...****************...
Sedangkan di sebuah mall, tampak beberapa pasang pasangan muda mudi berjalan menyusuri pinggir pertokoan di mall tersebut. Tampak alisa bergelayut manja di pundak Yudistira sambil mengandeng tangan Yudistira, alisa tipikal cewek yang manja dengan pasangannya.
“Sayang… nanti malam aku nginep di apartemen kamu ya, aku nggak mau di rumah sendiri. Mama sama papa pergi ke Singapura tadi pagi, sedangkan kakakku sedang honymoon ke Bali.”
Yudistira yang mendengar ucapan alisa menghela nafasnya, yudis mengelus rambut panjang milik alisa.
“Tapi nanti malam anak anak mau nginep juga di apartemenku, atau gini aja. Biar aku yang ke rumahmu, kita bisa berangkat ke kampus besok bareng.”
Alisa tersenyum senang mendengar jawaban Yudistira, malam ini dia akan bersama dengan Yudistira tanpa ada yang mengganggu kebersamaan mereka.
“Oke… iya… aku setuju.” Alisa semakin mengencangkan pegangan di lengan milik yudistira, dia tahu jika Yudistira tidak akan tega meninggalkannya sendiri.
“Yudis, nanti malam kita jadi kan nge game di apartemen lo.”
Adrian yang biasa di panggil krebo bertanya setelah berada di samping Yudistira, dia tidak ingin gagal untuk yang kesekian kali untuk mengalahkan lawannya di permainan game online yang sedang viral saat ini.
Yudis hanya mengangukan kepalanya menjawab ucapan krebo, alisa masih diam dan senyum senyum sendiri membayangkan apa yang akan mereka lakukan jika telah berdua di rumahnya nanti.
Krebo alisan Adrian memberikan tanda ke arah teman temannya yang ada di belakang, jika nanti malam mereka jadi bertanding di kediaman Yudistira.
“Gue kawatir kalau nanti malam gagal lagi seperti kemarin kemarin.” Lirih Edo.
“Kita lihat aja nanti do, gue nggak yakin. Lihat aja tuh si alisa nempel yudis kayak perangkap nggak mau lepas.” Pandangan mata Evan menatap tajam ke arah alisa yang menggelendong manja di samping yudis.
“Emang dasar cewek.” Timpal eric ketus.
Sementara lili yang berada di belakang bersama ira tersenyum sinis mendengar gerutuan dari cowok cowok di depan, mereka yang mendengar merasa tidak suka dengan ucapan cowok cowok di depannya.
“Emang dasar cowok, di pikirannya hanya game mulu. Noh pacar lo li, di otaknya cuma ada game aja nggak ada yang lain.” Sunggut ira kesal.
“Udahlah biarin mereka puas puas in main game ya, ntar kalau mereka udah ngerasain dunia kerja, mana sempet mereka bisa main game kayak sekarang.”
Lili mencengkam ira yang tampak kesal, dia bisa memaklumi jika Edo dan kawan kawannya sangat menyukai permainan online tersebut. Karena lili juga mempunyai kakak yang juga sangat menyukai game online yang sednag viral sekarang ini.
“Sayang… kamu lapar nggak..?” Edo menoleh ke arah lili yang berjalan bersama ira di belakangnya.
“Iya, sangat lapar.” Balas lili menjawab ucapan kekasihnya.
“Guys, kita makan dulu sebelum pulang, cewek gue lapar tuh.” Edo berusaha mengalihkan perhatian teman temannya.
Yudis menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah Edo.
“Cus kita makan, noh di depan ada seafood. Kita makan di sana aja, gimana…?” Eric menawarkan resto yang ada di depan mereka saat ini, dengan segera mereka semua setuju dengan usul yang eric berikan.
“Yo… makan makan.” Ucap Adrian dan eric bersama sama.
...****************...
Siang pun berganti sore dan sore pun berganti malam, yudis yang tengah bersiap akan ke rumah alisa segera menggambil jaket kulit miliknya, belum juga dia melangkah keluar dari kamar bel apartemen nya berbunyi berulang kali.
“Mereka datang lebih awal.” Batin yudis segera keluar dari kamar, langkahnya terhenti sesaat mengingat jika handphone miliknya masih tergeletak di atas nakas samping tempat tidur.
Dengan segera Yudistira keluar setelah memasukkan handphonenya ke dalam saku jaketnya, dia membukakan pintu perlahan. Wajah penuh senyuman tergambar di antara ke empat sahabat Yudistira yang setia berdiri menunggunya di depan pintu apartemen, dengan tiba tiba mereka mengeryit heran melihat penampilan Yudistira yang terlihat rapi dan tercium bau parfum yang wangi milik yudis.
“Lo mau keluar bro…?” Tanya Edo menerka.
“Kalian masuk aja dulu, gue keluar bentar.”
Mendengar ucapan Yudistira mereka saling tatap satu sama lain, andrian yang kepo dengan Yudistira segera bertanya lebih detail.
“Mau pergi kemana, katanya kita mau tanding sama mr. Black dan antek anteknya. Trus kalau lo pergi kita kita gimana yud, wah payah lo.” Adrian tidak habis pikir dengan jalan pikiran yudis saat ini.
“Gue pergi bentar, paling alam satu jam lah ntar gue balik.” Yudistira terlihat masih santai, dengan segera dia membuka pintu dan kembali masuk kedalam apartemen, sedangkan teman temannya mengikutinya dari belakang.
“Lo mau ketemu sama cewek lo ya..” terka eric asal.
Yudistira menganguk pelan, dia menggambilkan beberapa minuman di dalam kulkas untuk teman temannya.
“Kalian kalau mau makan sudah gue siapin mie instant noh di lemari dekat dapur. Ntar kalau minumnya kurang ambil sendiri aja, gue pergi dulu bentar.” Dengan santai Yudistira melewati ke empat teman temannya, pandangan mereka tidak lepas dari Yudistira yang berjalan keluar dari apartemen.
“Sialan bener tuh anak, kita di tinggalin begitu aja.” Gerutu Evan sambil menduduk kan dirinya ke atas sofa.
“Udah deh, lebih baik kita kabar sekarang aja, sambil nunggu yudis datang.” Saran Edo yang di setujui oleh ke tiga temannya.
“Cus…” ucap Adrian, Evan dan juga eric.
...****************...
Di sepanjang jalan yudis fokus melihat jalan, jarak antara rumah alisa dan apartemen milik yudis memakan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan.
Yudis yang tengah fokus seketika pandangannya teralihkan melihat seorang wanita yang tengah menolong seorang kakek yang akan menyeberang jalan, dia menatap wanita tersebut dengan pandangan mata sedikit menyipit.
“Kayak kenal, tapi siapa ya…?” Batin yudis memelankan laju motornya.
“Hei… awas…” teriak yudis refleks saat melihat motor yang terlihat ugal ugalan akan menabrak wanita tersebut.
Bruk… sraaakkk….
Terdengar suara motor jatuh, tepat di depan yudis kejadian tabrakkan itu terjadi, dengan segera yudis menghentikan motornya dan segera mendatangi wanita tersebut yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.
Beruntung sang kakek sudah berada di tempat yang aman dan tidak terluka sama sekali, sebelum yudis membantu wanita tersebut dia memperhatikan dengan seksama wajah cantik yang tampak tertidur.
“Dia…” lirih yudis yang mengenal wajah gadis tersebut, karena beberapa hari yang lalu telah menolongnya.
Tanpa berpikir panjang yudis segera menghubungi pihak rumah sakit untuk segera mengirimkan ambulance, yudis segera menggendong tubuh wanita tersebut ke tempat yang aman.