Bukan Lagi Gadis Lemah

Di tempat tongkrongannya. Reno masih tidak bisa tenang. Baru kali ini ada yang mengalahkannya. Dan itu seorang gadis. Reno terlihat sangat kesal. Dia terus mengingat bagaimana Shanum mengalahkannya. Cara bermain gadis itu, tatapan matanya, gerakan alisnya. Bahkan membuatnya mengingatnya terus.

Tangan Reno memegang kuat satu kaleng minuman soda. Perlahan meremassnya karena memang dia tidak bisa melupakan senyum itu. Senyuman yang mengisyaratkan kalau Shanum benar-benar memandang remeh Reno.

'Bagaimana bisa? bukannya dia perempuan lemah tak berguna, cengeng dan hanya bisa membuat orang muak dengan sikap lemahnya itu? bagaimana bisa dia seperti itu?' batin Reno masih tidak bisa menerima kekalahannya terhadap Shanum.

Davin yang berada di samping Reno. Terus memperhatikan pemuda itu.

"Gimana kalau kita culik saja dia bos!"

Plakkk

Reno memukul kepala Davin dengan cepat. Pemuda yang perawakannya tengil namun merupakan wakil kapten tim basket itu. Tampak meringis sambil mengusap kepalanya.

"Siapa yang mengajarimu jadi pecundang begitu? menculik seorang gadis? cih, apa masih bisa disebut laki-laki?" tanya Reno.

Ya, setidaknya pemuda itu punya prinsip dalam hidupnya. Salahnya hanyalah memuja orang yang tidak tepat. Dia salah paham, karena pengakuan Diana sebagai dermawan baginya. Jadinya dia selalu memihak Diana. Padahal yang membantunya selama dua tahun terakhir ini adalah Shanum.

"Terus gimana bos? video bos kalah di sekolah sudah viral. Bagaimana kalau Diana tahu, dia akan sangat kecewa pada bos. Lalu bagaimana? semakin sulit juga mendapatkan hatinya kan?" tanya Davin.

Reno terdiam. Mungkin yang dikatakan Davin benar. Karena selama ini, setelah Diana mengatakan dia adalah relawan untuk Reno. Sejak saat itu Reno kagum pada Diana. Bahkan kekaguman itu berubah seiring waktu menjadi rasa suka karena memang Diana kerap kali bersikap lembut dan baik pada Reno.

Yang sebenarnya adalah, Diana selalu akan berbuat demikian jika dia membutuhkan bantuan Reno. Hanya saja semua itu di kamuflase dengan baik oleh Diana hingga Reno tidak menyadari kalau pemuda itu hanya dimanfaatkan demi kepentingan Diana.

"Tidak mungkin, Diana sangat baik. Walaupun dia tahu aku kalah. Dia tidak mungkin marah. Dia sangat baik dan pengertian!" kata Reno.

"Aku harap begitu" sahut Davin namun tidak yakin.

Reno terlihat sangat yakin, Dia memiliki keyakinan bahwa gadis yang sangat disukai itu memang baik hati dan sangat lembut orangnya. Hanya kalah satu kali dengan Shanum, Diana tidak mungkin membuat perhitungan dengannya. Reno benar-benar meyakini hal itu.

Sementara di rumah sakit. Orang yang dipikirkan oleh Reno akan sangat perhatian padanya. Dan tidak akan mempermasalahkan tentang kekalahannya. Justru tengah memakinya sekarang.

"Tidak berguna, bodohh!" pekik Diana yang mengumpat kesal pada Reno.

"Diana, tenangkan dirimu. Bagaimana kalau tiba-tiba ada yang dengar, lalu orang yang mendengar itu kebetulan mengenal Reno. Dan mengatakan padanya kalau kamu memakinya, bagaimana?" tanya Santi.

"Cih, kalian pikir aku peduli? aku tidak perduli. Dia itu selain tidak becus. Dia juga bodohh. Meski ada yang menjelek-jelekkan aku seburuk apapun di depan wajahnya, begitu aku mengatakan aku sama sekali tidak bersalah. Maka dia akan percaya!" ucap Diana yakin.

Jeni mengangguk.

"Iya benar, dia cinta mati padamu!" kata Jeni selanjutnya.

"Hahh, persetann dengan cinta matinya. Aku adalah Diana Ricky Sulaksana. Mana mungkin aku menerima cinta pemuda rendahann seperti dia. Aku hanya memanfaatkannya. Selain tampan dan kapten tim basket yang punya banyak anak buah di sekolah. Dia tidak punya kelebihan yang lain yang bisa setara denganku!" ujar Diana lagi.

Sebenarnya apa yang dia banggakan, semua harta ayahnya itu. Itu adalah milik Sofia Megantara. Mereka hanya menumpang di rumah ibunya Shanum. Menjalankan bisnis yang ditinggalkan ibunya Shanum. Saat Shanum berusia 21 tahun, hak Ricky sebagai wali Shanum akan gugur dengan sendirinya dan semua itu akan kembali kepada Shanum.

Meski begitu, orang yang tidak mengetahui semua itu. Seperti kedua teman Diana yang sedang bersamanya ini bahkan begitu percaya pada Diana. Karena memang selama ini, Shanum benar-benar menurut pada Diana. Baru hari ini saja. Gadis itu menjadi sangat berbeda di mata mereka.

"Aku juga heran, bagaimana bisa si upik abu itu bermain basket dengan begitu expert. Dari video yang beredar, banyak yang komen kalau itu benar-benar teknik bermain basket yang sesungguhnya. Apa mungkin kakakmu yang memang dulunya pemain sangat terkenal di sekolahnya itu mengajarinya?" tanya Santi pada Diana.

Diana terdiam, kakaknya memang adalah mantan pemain basket yang sangat terkenal di SMA-nya dulu. Hanya saja kerja sekarang sudah kuliah sambil membantu ayahnya mengurus perusahaan. Dion tidak pernah lagi bermain basket. Apa iya, Dion yang sudah mengajari Shanum. Tapi rasanya mustahil.

Diana segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin, kakakku sangat membenci Upik abu itu. Tidak mungkin dia yang mengajari Upik abu sialann itu!" kata Diana sangat yakin.

"Kalau begitu siapa?" tanya Jeni.

Diana masih terdiam.

'Atau jangan-jangan diam-diam Upik abu sialann itu mengintip kak Dion saat dia bermain basket di rumah? benar-benar kurang ajar. Aku harus katakan ini pada kak Dion saat dia datang. Biar di beri pelajaran Upik abu sialan itu oleh kak Dion!' batin Diana yang entah kenapa tidak pernah puas menyiksa Shanum.

Bahkan ketika Shanum sama sekali tidak mengusiknya. Diana kerap kali menganggu Shanum. Dengki dihatinya, karena merasa Shanum merebut kasih sayang ayahnya selama 17 tahun membuatnya sangat membenci Shanum sampai ke darah dan dagingnya.

Sementara Shanum bahkan tidak tahu apapun. Dia hanya seorang anak yang mengira ayah dan ibunya menikah karena saling mencintai. Ternyata ayahnya yang serakah, merencanakan ini semua. Dia sengaja menjerat Sofia. Memberikan cinta palsu itu, bahkan menggunakan harta Sofia untuk memelihara Yuyun dan kedua anak kandungnya di luar pengetahuan Sofia.

Sayangnya saat Ricky merasa dia berhasil menyingkirkan Sofia. Surat wasiat Sofia justru mengatakan bahwa semua itu akan menjadi milik Shanum saat usianya 21 tahun. Sebelum itu, semua akan di urus oleh Ricky. Tapi, jika sebelum usia 21 tahun terjadi sesuatu pada Shanum. Maka seluruh aset dan harta milik Sofia megantara bahkan akan disumbangkan ke panti asuhan. Itulah kenapa, di kehidupan sebelumnya keluarga itu menunggu sampai usia Shanum 21 tahun dan membuat wanita itu menandatangani surat pengalihan seluruh aset kepada mereka. Setelah itu, baru mereka semua melenyapkan Shanum pada akhirnya. Manusia-manusia serakah, yang tidak tahu malu, tidak tahu terimakasih, dan tidak tahu diri.

***

Bersambung...