NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Abdi Negara

Cinta Tulus Abdi Negara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Risti rika safitri

Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana dipapua

Ini adalah malam pertama para tim kesehatan berada dipapua. Suasana malam disini cukup dingin. Tidak ada suara televisi dan kendaraan lewat. Hanya ada suara jangkrik yang menemani mereka semua.

"Dingin banget ya cuacanya disini" ucap Nindy pada Vero

"Iya mana gue cuman bawa 1 jaket lagi" jawab Vero

"Gue ada jaket kalo lu mau pakai" ucap Nindy

"Iya nanti ajaa" jawab Vero

Setelah obrolan ringan tersebut mereka terdiam dengan pikiran nya masing-masing. Hingga suara berat seorang pria membuyarkan lamunan mereka.

"Selamat malam" ucap pria tersebut yang tak lain adalah Vito

"Eh komandan" ucap Vero kaget

"Maaf jika saya mengagetkan kalian" ucap Vito tak enak hati

"Gapapa kok pak" jawab Nindy

"Boleh saya bergabung dengan kalian" ucap Vito

"Silahkan pak" jawab Vero dan Nindy serempak

Mereka saat ini sedang duduk dikursi panjang yang sengaja dibuat oleh para tentara untuk beristirahat.

Hening! Tidak ada yang berbicara semua terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Kamu berasal dari mana nin" tanya Vito pada Nindy

"Saya dari Indonesia komandan" jawab nindy

"Jangan panggil komandan jika kita sedang berbicara seperti ini" ucap Vito yang kurang nyaman dengan panggilan tersebut

"Ah iya baiklah Vito" ucap

"Kamu kuliah"? Tanya Vito lagi

"Iya aku kuliah"jawab Nindy seadanya

Nindy sedang malas berbicara ada sesuatu yang mengganjal dipikiran nya. Ia sedang berpikir tentang arah hidupnya saat ini. Semoga saja dia bisa lolos dari tes beasiswa kemarin. Yah setelah mendaftakan diri tenyata Nindy dan vero sudah langsung dihadapkan dengan tes yang akan membawa dirinya lolos atau tidak.

"Nin woi nin" panggil Vero sambil menggoyangkan lengan Nindy

"Eh iya ada apa" tanya Nindy kaget

"Lu lagi mikirin apa sih tu dipanggilin sama Vito" ucap Vero

"Sorry ya hehe" ucap Nindy cengengesan

"Kamu lagi mikirin apa nin"? Tanya Vito

"Aku hanya sedang memikirkan apakah aku harus lanjut kuliah kedokteran atau tetap menjadi relawan seperti ini saja" jawab Nindy dengan pandangan yang mengarah ke langit

"Kamu ingin kuliah kedokteran"? Tanya Vito

"Iya cita-cita dia dulu ingin menjadi dokter penyakit dalam tapi karena keluarganya tidak setuju alhasil dia hanya bisa menjadi relawan" jawab Vero

Nindy terdiam apa yang dikatakan oleh Vero adalah benar. Entah mengapa sejak dulu orang tua nya selalu melarang ia untuk mengejar cita-citanya. Ah mengingat keluarganya membuat hati Nindy sakit.

Nindy memejamkan mata lalu menarik nafas dalam-dalam. Ia perlu otak yang jernih jika ingin mengambil langkah.

"Permisi" ucap salah satu anggota TNI

"Ada apa"? Tanya Vito

"Maaf komandan ditenda 4 anak kecil sedang menangis karena tidak mau meminum obat para orang tua nya sudah lelah membujuk dan kami para anggota juga sudah membujuk tapi mereka tetap tidak mau" jawab anggota TNI tersebut

"Biar saya saja" sahut Nindy

Nindy berjalan kearah tenda unit 4 diikuti oleh Vero dan dan Vito. Ternyata disana sudah ada para rekan nya tapi mereka juga gagal membujuk anak-anak untuk minum obat.

"Acil ga au bum bat it hiks hiks" ucap bocah laki-laki tersebut dengan suara cadel nya

"Kamu mau sembuhkan? Berarti kamu harus minum obatnya" ucap Rafael lembut

"Nda au it huaaaaa" tangisan bocah laki-laki tersebut semakin kencang

"Sini berikan kepada aku" ucap Nindy

Tenda unit 4 ini memang agak besar dari tenda lainnya. Isinya sekitar 80 orang. Banyak juga anggota TNI yang berada disini untuk berjaga karena ditenda ini warga sering mengalami kejang-kejang.

Nindy berjalan kearah bocah laki-laki tersebut lalu ia duduk disampingnya.

"Hallo boy kenapa menangis hm" tanya Nindy lembut

Bocah tersebut mendongakkan kepalanya sambil sesekali menarik ingusnya.

"Nda au num bat it" ucap bocah tersebut sambil terisak

"Nama kamu siapa" tanya Nindy sambil mengelus kepala bocah tersebut

"Cil" jawabnya

"Achil mbak" jawab wanita paruh baya yang mungkin ibunya dari achil

"Wah namanya bagus banget" ucap Nindy tersenyum yang mana itu membuat matanya hilang.

Bocah tersebut terus memandangi Nindy tanpa kedip. Ia menatap Nindy dengan wajah melongo.

"Hei kenapa melihat kakak seperti itu" tanya Nindy

"Ta kak ana lang" ucap bocah tersebut

Nindy yang tidak mengerti pun menatap sekitar nya bermaksud untuk meminta penjelasan. Sang ibu yang melihat Nindy bingung pun terkekeh.

"Mata Kakak mana hilang" jawab ibu tersebut

"Hahahaha kakak ini memang seperti itu jika tertawa matanya akan menghilang dan jika menangis hidung nya akan panjang seperti hidung Pinokio" ucap Vero

"No io" ucap achil

"Iya Pinokio makanya achil gak boleh nangis lagi ya" ucap Nindy lembut

"Cil nda au num bat it" ucap achil

"Coba sini anak-anak mendekat sini sama kakak" ajak Nindy

Bocah-bocah tersebut langsung mendekat ke arah Nindy. Achil sendiri langsung duduk diatas pangkuan Nindy. Nindy dan yang lain pun terkekeh.

"Dengerin kakak yaa! Kan sekarang adik-adik kecil kakak ini lagi sakit terus kalo sakit kan gak bisa main dong. Nah mau main gak"? Tanya nindy

"Mau" jawab mereka serempak

"Nah kalo mau main berarti kalian harus minum obatnya dulu biar cepat sembuh dan kalo udah sembuh nanti kita main bareng sama kakak mau"? Tanya Nindy

Mereka terdiam tidak langsung menjawab pertanyaan dari Nindy.

"Tapi kan obat nya pahit" ucap anak perempuan yang berumur sekitar 6 tahun

"Namanya juga obat itu memang pahit. Tapi setelah kita minum kita bakal sembuh asalkan minum nya harus teratur" ucap Nindy memberi tahu

"Nah gini aja deh kakak punya permen loh siapa yang mau minum obat akan kakak kasih permen gimana"? Tanya Nindy

"Cil au" jawab achil semangat

"Aku juga" jawab bocah laki-laki diikuti yang lainnya.

Semua orang tersenyum melihat interaksi Nindy dengan anak-anak tersebut. Nindy meminta tolong kepada Vero untuk mengambil permen yang ada didalam tasnya. Para anak kecil sudah berbaris rapi didepan Nindy.

Achil tidak mau melepaskan tangan nya dari genggaman Nindy. Jika Nindy bergerak ia akan minta untuk digendong. Nindy pun dengan senang hati menggendong tubuh mungil achil.

"Nah permen nya sudah datang sekarang baris yang rapi ya kakak akan membantu kalian semua minum obat" ucap Nindy lembut

Anak-anak yang melihat bungkus permen didepan meja nindy saat ini pun berteriak semangat.

Satu persatu anak-anak tersebut meminum obat dibantu oleh Nindy. Nindy juga langsung memberikan permen kaki kepada anak yang sudah meminum obatnya.

Achil pun juga ikut minum obat dan dia minta permen kakinya 2. Dengan senang hati Nindy memberikan nya kepada achil.

"Nah pintar banget kalian semua loh jadi besok kalo disuruh minum obat harus minum obat oke" ucap Nindy lembut

"Iya kakak" jawab mereka serempak

"Karna ini udah malam kalian semua harus istirahat jangan main lagi biar cepat sembuh" nasehat Nindy

Mereka semua pun menganggukkan kepalanya dan langsung berlari ke arah orang tua nya masing-masing.

"Kamu hebat nin bisa membujuk anak-anak untuk minum obat" ucap Rafael

"Kalian semua pasti bisa kok hanya saja harus sabar namanya juga anak-anak" jawab Nindy

Vito diam-diam tersenyum melihat Nindy. Sejak tadi ia terus memperhatikan cara Nindy berbicara dengan anak-anak dan ini sungguh sangat lembut.

"Ah iya apakah disini ada supermarket atau sejenisnya"? Tanya Nindy

"Ada nona jarak nya 1 jam ada yang bisa kami bantu nona" tanya salah satu anggota TNI yang berada disana

"Ah bisa minta tolong buat antarkan saya besok,saya ingin membeli cemilan untuk anak-anak saya juga ingin membeli beberapa alat tulis untuk mengisi kebosanan mereka" ucap Nindy

"Besok saya temani" sahut Vito

"Terimakasih" jawab Nindy sambil tersenyum

"Shit! Menggemaskan" ucap Vito dalam hati

1
Ati Rohayati
c heni bau bangkain
Ati Rohayati
tolol kamu heni masa sama adik.sendiri iri nya ngga ketulungan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!