"Apa ini?" tanya pria itu dengan tatapan tajam.
"Ini adalah surat terakhir yang tuan besar tulis untuk anda tuan.Terdapat pesan jika anda harus pergi ke negara Indonesia untuk mencari keberadaan nyonya Amelia."
"Kamu menyuruh aku mencari keberadaan wanita itu?"tanya pria itu dengan nada sinis.
"Itu pesan terakhir tuan besar untuk anda tuan."pria itu melihat foto yang nampak sudah usang.
Pria itu langsung membaca surat itu dan baru mengetahui kebenaran yang selama ini yang disembunyikan selama bertahun-tahun dari dirinya.
Apakah dia akan melakukan itu dan mencari kebenaran itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita siapa lagi
"Baik tuan,saya akan mengerjakannya dengan hati-hati." jawab Arlan yang siap melakukan tugasnya.
Sean pun hanya terdiam setelah mendengar kesanggupan asistennya untuk melakukan sesuatu untuk dirinya.
"Kita mampir ke tempat Cafe coffee sekarang." Perintah Sean pada asistennya untuk segera mencari Cafe Coffee.
"Baik tuan." jawab Arlan yang segera mencari lokasi Cafe Coffee yang tuannya inginkan.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka inginkan kunjungi.
Sean pun duduk menikmati minuman yang dia pilih,saat itu posisi dia duduk sendirian dengan Coffee hangat didepan mejanya.
Tiba-tiba saja ada seseorang mendekati dirinya,ada seorang wanita yang memegang lengan dirinya.
"Tolong tuan,tolong saya." Wanita itu memohon pertolongan pada dirinya.
Sean pun menatapnya dengan tatapan tajam dengan posisi lengannya dipegang oleh wanita itu.
"Lepas!" Dengan nada sedikit keras.
"Tolong saya tuan,saya meminta izin untuk duduk di samping anda." ucap wanita itu dengan tangan sedikit bergetar.
Mendengar perkataan itu,Sean terlihat begitu marah besar."Untuk apa kamu duduk di sampingku,pergi sana." Sean mengusir wanita itu.
Tapi tetap saja wanita itu duduk di sampingnya dengan membungkukkan badannya kebawah hanya untuk menghindari sesuatu.
"Aku bilang pergi." ucap Sean yang sudah beberapa kalinya dia membentak.
"Saya mohon bantuan tuan ,kalau tidak nanti saya akan tertangkap lagi." ucap wanita itu yang bersembunyi dibalik badan pria itu.
"Apa maksudmu?"
"Saya dikejar oleh 2 orang pria yang ingin menjual saya tuan." Mendengar alasan itu,Sean melirik kearah luar yang dimana ada 2 pria berdiri didepan Cafe dengan ekspresi kebingungan.
"Saya mohon tuan, sekali ini saja bantu saya." Wanita itu terus memohon, yang pada akhirnya terpaksa membantunya.
Wanita itu terus sembunyi disamping pria, sesekali dia melirik kearah samping melihat situasi di luar sudah aman apa belum.
"Akhirnya mereka pergi juga,aku bisa lolos juga." ucap wanita itu dengan ekspresi lega.
Posisi Sean masih menatap wajah wanita itu dengan ekspresi kesal."Kamu bisa pergi sekarang." Pada akhirnya Sean mengusir wanita itu.
Wanita balas menatapnya."Om tidak menawari aku minuman juga?" tanya wanita itu,reaksi Sean langsung mengernyitkan dahinya.
"Om?"
"Iya,memangnya salah jika saya panggil nama om?" tanya balik wanita itu pada pria itu.
"Tapi om hebat juga ya,lancar bahasa Indonesia.Tidak salah aku meminta bantu sama om." ucap wanita itu dengan senyuman.
"Stop jangan panggil aku om,aku bukan saudaramu.Sekarang kamu pergi sekarang juga." ucap Sean yang terlihat kesal dengan tingkah wanita itu.
"Tapi maaf om,Keysha kehausan sadari tadi lari-lari sama orang-orang tadi." Kesabaran Sean makin menipis menghadapi wanita satu ini.
"Aku tidak mau tahu pergi kamu sekarang." Sean menarik tangan wanita itu hingga keluar pintu, beberapa orang diluar melihat mereka berdua bahkan ada beberapa orang saling berbisik.
"Lihat tuh,dasar orang bule sukanya menyiksa wanita.Kasihan tuh mbaknya." ucap salah satu orang yang lewat didepan Cafe.
Sean yang mendengarnya mulai geram dengan omongan mereka yang menuduh dirinya menyiksa wanita itu.
"Benar-benar dia ingin membuat aku malu didepan umum." batin Sean yang mulai kesal dengan ulah wanita itu.
"Sakit om, jangan begitu.Lihat tanganku memar begini ulah om." Orang-orang yang ada ditempat itu mulai geram.
"Dasar bule gila." ucap salah satu dari mereka,Posisi Sean makin tersudutkan dengan ucapan wanita itu.
Sean langsung menarik tangan wanita itu lagi masuk kedalam Cafe itu."Lihat apa yang kamu perbuat, orang-orang mengganggap jika aku menganiaya kamu." ucap Sean dengan nada marah.
"Tapi itu benarkan, lihat tanganku memar begini karena ulah om sendiri." Sean mengusap kasar wajahnya dengan tangannya.
"Kalau cuci muka di kamar mandi om." Sean semakin gerah dengan apa yang wanita itu ucapkan.
"Sebenarnya apa maumu." Sean langsung bertanya dengan nada kesal.
"Aku haus om,aku meminta minuman.Tapi kalau om mau membelikan Keysha makanan pun tak masalah juga." Mendengar permintaannya itu,Sean makin kesal.
"Apa sengaja kamu melakukan itu padaku, datang-datang meminta tanda tolong sekarang kamu minta makanan padaku." ucap Sean yang tak bisa menahan emosi pada wanita itu.
"Kalau yang pertama itu benar om,Keysha benar-benar dikejar sama preman itu.Keysha tidak mau jadi wanita malam, daripada menjadi wanita malam lebih baik kerja jadi pembantu." jawab wanita itu dengan ekspresi marah.
"Aku tak mau tahu apa masalahmu, yang terpenting kamu pergi sana." Sean pun mencoba mengusir wanita itu untuk sekian kalinya.
"Tapi om, Keysha lapar." Wanita itu selalu menganggu Sean,hingga dengan terpaksa dia harus menuruti apa permintaan wanita itu.
"Om mau kemana?" tanya wanita itu lagi.
"Katanya lapar,cepat kita cari makanan setelah itu kamu harus pergi jangan lagi kamu menggangguku lagi." ucap Sean yang terlihat marah dengan kehadiran wanita itu yang selalu mengganggunya.
Wanita itu langsung mendekati pria itu."Beneran kita makan om?" tanya wanita itu lagi.
Sean menatap tajam kearah wanita itu."Apa kamu tuli?" tanya Sean lagi.
"Om ini sembarangan bicara,aku ini tidak tuli om." jawab wanita itu berjalan mengikuti pria itu dari belakang.
Sean pun menunju area parkir yang ditempat itu sudah ada Arlan asistennya menunggu kedatangannya.
Arlan yang melihat tuannya berjalan bersama seorang wanita sontak membuat kaget.
"Siapa wanita itu." batin Arlan yang melihat wanita itu berjalan mengikuti tuannya.
Arlan spontan langsung membuka pintu mobil,Sean pun masuk yang langsung saja wanita itu mengikutinya.
"Duduk didepan." jawab Sean dengan nada dingin.
"Sama saja om, dibelakang tempat longgar" jawab wanita itu dengan santai.
''Aku bilang duduk didepan." Dengan nada menekan seperti sedang menahan marah.
"Iya-iya dasar cerewet." jawab wanita itu yang langsung keluar dari mobil.
Arlan yang berdiri di sana hanya bisa terdiam dengan keberanian wanita itu pada tuannya.
Arlan langsung membuka pintu depan untuk wanita itu."Terimakasih." ucap wanita itu dengan senyuman,Arlan pun membalasnya dengan anggukkan.
Setelah posisi Arlan didalam mobil,Sean memberikan perintahnya pada asistennya.
"Kita pergi ke restoran sekarang." Perintah Sean pada asistennya.
"Baik tuan." jawab Arlan yang segera pergi ke tempat tujuan yang diperintahkan oleh tuannya.
Wanita itu duduk didepan disamping asisten dari pria itu,sesekali Wanita itu melirik kearah samping.
"Ternyata 2 bule ini pintar juga bahasa Indonesia, jadinya aku lebih mudah berteman dengan mereka." batin Wanita itu yang tak menyangka orang asing seperti mereka begitu lancar dengan bahasa Indonesia.
Dari belakang diam-diam Sean selalu mengawasi wanita itu.