NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KERAJAAN AGRAANILA (Kerajaan Puncak Angin)

Kerajaan Puncak Angin atau Agraanila adalah kerajaan pertama di benua sebelum fenomena batu bintang atau Ayaskara itu terjadi. Kerajaan Agraanila ini berada di tengah tengah benua, dan memiliki wilayah terluas di benua tersebut. Kerajaan Agraanila di pimpin oleh seorang raja bernama Daegal, yang artinya, anak yang lahir di waktu subuh.

Raja Daegal mempunyai dua orang istri yang cantik cantik. Namun istri pertamanya telah meninggal, dan sekarang ia hidup bersama istri keduanya yang bernama Anglocita atau bisa di artikan mengutarakan isi hati. Dari istri pertamanya Raja Daegal ini mempunyai dua orang anak, putra dan putri, yang bernama Zyandru (Lelaki jantan yang rajin belajar) dan Brinda (Putri kerajaan). Sedangkan dari istri keduanya yaitu Anglocita, raja Daegal baru mempunyai satu orang anak perempuan yang bernama Lasya artinya keanggunan, kebahagiaan.

Kerajaan Agraanila ini mempunyai prajurit atau tentara dengan kekuatan pecahan batu bintang paling banyak, di bandingkan dengan kerajaan kerajaan lain di benua itu. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ini, kerajaan Agraanila ini menjadi kerajaan terkuat di seluruh benua.

Selain para prajurit, kerajaan Agraanila ini juga memiliki orang orang berpangkat panglima yang cukup banyak juga. Dan salah satu orang yang berpangkat panglima tersebut adalah, teman masa kecil Ibundanya Thantana, yang telah membawa ibu Thantana sejak Thantana masih berusia satu tahun.

next:

Di salah satu ruangan, di dalam kerajaan Agraanila, terlihat raja Daegal sedang berbicara dengan seseorang yang mengenakan baju dan jubah warna hitam dengan garis putih di kerah bajunya. Orang berbaju hitam tersebut, sepertinya sedang menjalankan tugas atau misi dari raja Daegal. Terbukti dari perkataan raja Daegal yang menanyakan suatu hal terhadap orang berbaju hitam tersebut.

"Paman, bagaimana perkembangan mengenai orang itu. apakah dia sudah kembali seperti semula?" kata raja Degal terhadap orang yang berada di hadapannya itu.

"Ampun baginda! Saat ini orang itu sudah kembali seperti semula, hanya masih berada di sel bawah tanah. Kami belum berani membebaskannya baginda?" jawab orang berjubah tersebut.

"Hemmm... bagus lah kalau begitu! Oya paman, masalah hal ini jangan sampai tersebar keluar kerajaan, sebelum kita tau bagaimana cara menanganinya?" kata raja Daegal kembali, terhadap orang yang ia panggil paman tersebut.

"Baik baginda?" jawab orang berjubah hitam tersebut, kemudian undur diri dari hadapan raja Daegal yang masih duduk di kursi kebesarannya itu.

Apa sebenarnya yang telah terjadi, sehingga raja Daegal berusaha menyembunyikan masalah yang barusan ia bicarakan...?

*****

Di sisi lain, di lapangan pelatihan prajurit. Seorang pria separuh baya dengan mengenakan seragam panglima kerajaan Agraanila, berjalan menyusuri pinggiran lapangan dengan di dampingi dua orang ajudan yang mengikutinya dari belakang. Pria berseragam panglima ini sepertinya berpangkat perwira tertinggi di kerajaan itu. Terbukti setiap kali ia berjalan melewati seseorang, orang tersebut akan menunduk serta menganggukkan kepalanya memberi hormat.

"Tanvir, info apa yang kamu dapat?"

Tiba tiba, pria berseragam panglima itu berbicara, terhadap salah satu ajudannya yang bernama Tanvir.

"Maaf panglima, tapi saya masih ragu tentang kebenaran informasi ini?" jawab ajudan yang bernama Tanvir itu.

"Tidak usah formal begitu Tanvir, kamu tidak perlu menyebutkan panglima terhadapku. Di luar kerajaan, kalian berdua adalah sahabatku, panggil nama saja?" kata pria berseragam panglima itu, mengingatkan dua orang ajudannya yang ternyata sahabatan.

"Hahaha.. dasar kau Rashaun!" jawab Tanvir terhadap pria berseragam, yang ternyata bernama Rashaun.

"Bagaimana denganmu Tibra, apa kamu mau memanggilku panglima juga?" kata Rashaun terhadap sahabatnya yang satunya lagi, sembari melihat ke arah sahabatnya itu.

"Hemmm.. Jabatanmu tidak lebih penting dari persahabatan kita Rashaun?" jawab lelaki yang bernama Tibra tersebut dengan sok puitis. "Hahaha...!" dan akhirnya mereka bertiga tertawa bersamaan.

"Hai Tanvir, kamu belum mengatakan tentang info apa yang kamu dapatkan. Ayo cepat katakan?" kata Rashaun kemudian, setelah berhenti dari tertawanya, dan ingat jika sahabatnya itu belum mangatan apa apa tentang sesuatu yang ia ketahui terhadap dirinya.

"Begini Rashaun, aku dengar ada seseorang di luar kerajaan, dengan kekuatan batu cahaya hitam mengamuk lalu berubah wujud menjadi seperti iblis, kemudian lari masuk ke dalam Aranyabutha (Hutan para roh halus)?" kata Tanvir, menjelaskan tentang info yang ia dapat terhadap Rashaun panglimanya itu.

"Apa..? Jangan ngomong sembarangan kamu Tanvir!" jawab Rashaun, dengan raut wajah terkejutnya.

"Sudah kubilang tadi, aku juga ragu dengan kebenaran info ini, Rashaun?" jawab Tanvir, tidak mau di salahkan oleh sahabatnya itu.

"Tapi, aku juga mendengar isu akan hal itu, ketika aku pulang ke desa aku, beberapa hari yang lalu?" kata Tibra tiba tiba, seperti membenarkan apa yang di katakan Tanvir.

Rashaun tertegun mendengar penuturan dari dua sahabatnya itu. Dalam hatinya berfikir, apakah ini harus di laporkan terhadap rajanya ataukah untuk sementara biarkan dulu, sampai info tersebut benar benar jelas adanya. "Hemm.. baiklah! untuk saat ini, kita jangan membicarakan tentang hal ini di sini. Selesai bertugas, kalian berdua ikut aku keluar dari sini dan cari kebenaran akan hal yang kalian sampaikan tadi!" kata Rashaun kemudian, terhadap dua sahabatnya itu.

"Baiklah..?" jawab dua sahabatnya itu hampir bersamaan. Kemudian mereka bertiga, melanjutkan berjalan mengamati prajurit pajurit baru yang sedang berlatih pedang di lapangan itu.

*****

Sementara itu, di kedalaman hutan para roh atau Aranyabutha. Terlihat sesosok makhluk hitam tinggi besar dengan gigi taring yang panjang serta cuping telinga yang lancip panjang seperti kelinci, meraung raung dan mencakar sebatang pohon di hadapannya dengan kuku kuku jarinya yang panjang dan tajam seperti pisau belati. Tidak lama kemudian, tubuh dari makhluk itu, tiba tiba menyusut lalu berubah menjadi manusia normal pada umumnya. Meski sudah menjadi manusia, makhluk tinggi hitam tadi masih sempat meraung. Hanya suaranya tidak se keras ketika dirinya masih berwujud makhluk mengerikan.

"Haeemmm.. sialan! kali ini hampir saja aku ketahuan oleh warga desa!" gumam lelaki yang sebelumnya berubah menjadi makhluk hitam tadi, sambil ngeloyor meninggalkan tempat itu, menuju ke bagian hutan lebih dalam lagi. Dan tidak lama kemudian, lelaki tersebut sampai pada suatu tempat dimana di hadapannya berdiri sebuah gerbang, yang di jaga oleh makhluk yang menyerupai dirinya sebelum menjadi manusia. Tidak begitu jauh dari gerbang tersebut berdiri sebuah bangunan seperti kastil yang di selimuti kabut hitam misterius yang mengeluarkan daya magis yang mengerikan. Anehnya, meski bangunan itu terletak di kedalaman hutan, tetapi banyak manusia di luar dan dalam bangunan, layaknya sebuah kerajaan dengan prajurit prajuritnya.

Setelah memasuki gerbang, laki laki tadi, berjalan menuju arah bangunan kastil. Tetapi baru beberapa langkah ia berjalan tiba tiba...?

"Kamu dari mana saja Byakta!"

Terdengar suara seseorang dari arah belakang lelaki yang bernama Byakta tersebut. Kemudian lelaki itu menoleh kebelakang dan mendapati seorang perempuan dengan baju serta jubah merah darah tengah berjalan menghampirinya.

"Elaksi... sedang apa kamu di sini?" jawab lelaki yang bernama Byakta tadi, begitu melihat perempuan di hadapannya adalah seseorang yang ia kenali.

"Sedang apa kamu bilang! Aku mencarimu Byakta! Apa kamu tidak tau, perbuatanmu di desa, yang sembrono itu bisa membahayakan kita semua?" jawab perempuan bernama Elaksi tersebut, marah terhadap Byakta.

Byakta yang mendapat tatapan tajam dari perempuan berjubah merah darah itu, hanya tertunduk diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kemudian mereka berdua berjalan memasuki kastil, dan membaur bersama orang orang yang berada di dalam kastil tersebut.

*****Bersambung*****

1
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!