NovelToon NovelToon
DUDA LEBIH MENGGODA

DUDA LEBIH MENGGODA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO / Nikah Kontrak / Keluarga
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Monica

:"Ya Allah, kalau Engkau tidak mengirimkan jodoh perjaka pada hamba, Duda juga nggak apa-apa ya, Allah. Asalkan dia ganteng, kaya, anak tunggal ...."

"Ngelunjak!"

Monica Pratiwi, gadis di ujung usia dua puluh tahunan merasa frustasi karena belum juga menikah. Dituntut menikah karena usianya yang menjelang expired, dan adiknya ngebet mau nikah dengan pacarnya. Keluarga yang masih percaya dengan mitos kalau kakak perempuan dilangkahi adik perempuannya, bisa jadi jomblo seumur hidup. Gara-gara itu, Monica Pratiwi terjebak dengan Duda tanpa anak yang merupakan atasannya. Monica menjalani kehidupan saling menguntungkan dengan duren sawit, alias, Duda keren sarang duit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monica , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Senja di Desa Sukamaju berwarna oranye hangat, namun hati Monica terasa abu-abu. Ia menunggu Teddy, janji pukul tujuh malam. Setengah jam terasa sangat lama. Kedatangan Teddy bagai pukulan di dada Monica; ini momen penentu.

Teddy datang, serius, tanpa senyum genitnya. Ia membawa dua gelas kopi.

"Buat kamu. Biar nggak gugup," katanya.

"Aku nggak gugup. Lebih ke… siap-siap mental," jawab Monica.

Teddy tertawa kecil, lalu duduk. Monica ikut duduk, tegang.

"Aku tahu Vania ke sini tadi," Teddy memulai. "Dia memang begitu. Selalu muncul pas aku mulai tenang."

"Dia bilang kalian belum selesai," kata Monica.

Teddy tersenyum miris, "Kami sudah cerai hampir dua tahun. Tapi dia masih mengganggu. Dulu aku terlalu cinta, sampai buta. Dia sering pergi, selingkuh, pulang seenaknya. Aku tahan karena anak. Tapi setelah anak kami meninggal karena demam berdarah—" Suaranya serak. "Dia menyalahkanku. Padahal… aku yang paling hancur."

Monica tertegun. Ia tak tahu Teddy pernah kehilangan anak.

"Kami pisah, bukan karena aku nggak cinta. Tapi karena cinta itu berubah jadi racun. Setelah itu, aku pindah ke desa ini. Pura-pura bahagia. Sampai kamu datang," Teddy menatap Monica dalam. "Kamu yang bikin aku sadar… kalau rumah itu bukan tempat. Tapi rasa."

Monica menunduk, matanya berkaca-kaca. "Tapi kenapa Vania kembali?"

"Karena dia nggak bisa lihat aku bahagia. Dia pikir aku cuma bisa cinta dia. Dan sekarang dia merasa kalah karena aku jatuh cinta lagi."

Kata-kata Teddy terlalu cepat, terlalu berani.

Teddy tersenyum pelan, "Iya, Mon. Aku jatuh cinta sama kamu. Nggak sempurna. Nggak instan. Tapi tulus."

Sunyi sejenak. Monica menjawab, pelan tapi mantap, "Aku butuh waktu. Tapi aku nggak pergi."

Mata Teddy memerah, bukan karena sedih, tapi lega. Malam itu, dua orang yang terluka memilih tak lari, namun belum sepenuhnya berani menggenggam. Bukan akhir, tapi langkah awal.

Malam itu, setelah pengakuan Teddy, suasana di teras lebih tenang. Hanya sorotan mata yang bicara. Teddy pamit setelah satu jam, menghormati ruang yang dibutuhkan. Namun malam belum selesai menguji.

Monica baru saja menutup pintu, ketukan terdengar—cepat dan panik. Jam menunjukkan pukul 20.22. Siapa yang datang malam-malam?

"Monicaaaa… ini aku, Vania!"

Monica membeku. Suara itu jelas, jernih, dan mengandung ancaman terselubung. Dengan napas tertahan, Monica membuka pintu. Vania berdiri di sana, cantik dengan dandanan menor, rambut terurai, dan senyum penuh racun.

"Aku tahu kamu ada di rumah. Teddy bilang dia habis dari sini," ucap Vania tanpa basa-basi.

Monica mencoba tenang, "Ada perlu apa malam-malam begini?"

Vania masuk tanpa diminta, duduk di sofa.

"Aku cuma mau kasih tahu satu hal. Kamu perempuan pintar, kamu pasti ngerti kode: jangan dekati mantan suami orang kalau belum jelas statusnya."

Monica duduk berseberangan, menatap Vania tanpa senyum, "Justru karena statusnya jelas sebagai mantan suami kamu, aku masih duduk di sini tanpa merasa bersalah."

Vania tertawa miring, "Oh, sayang… kamu belum tahu siapa aku. Aku tahu cara mengembalikan Teddy. Dia dulu tergila-gila sama aku. Kamu pikir dia benar-benar bisa lepas? Bisa lari ke kamu yang cuma gadis kampung ini?"

Monica menarik napas panjang, "Mungkin kamu benar. Tapi kamu lupa satu hal…"

"Apa?"

"Yang bertahan bukan yang paling cantik atau paling dikenang. Tapi yang paling tulus dan tahu cara menghargai orang."

Tatapan Vania berubah tajam, "Jangan terlalu percaya diri. Kamu pikir karena Teddy ngajak kamu ngobrol malam-malam, kamu bisa jadi pengganti aku? Kamu bahkan belum tahu separuh hidup dia."

"Aku memang belum tahu semuanya," jawab Monica tenang. "Tapi aku tahu satu hal: orang yang mencintai, tidak mengungkit masa lalu hanya untuk menghancurkan orang lain."

Wajah Vania mulai kehilangan kesombongannya. Monica berdiri, menunjuk pintu, "Sekarang silakan keluar sebelum kamu membuat dirimu lebih memalukan lagi. Di desa ini, orang seperti kamu akan sulit menebar drama. Karena kami semua saling kenal. Dan kami semua tahu siapa yang punya niat baik, dan siapa yang hanya datang untuk merusak."

Vania terdiam, lalu bangkit, menyambar tasnya, dan berjalan ke pintu. Sebelum pergi, ia berbalik, "Kita lihat siapa yang bertahan sampai akhir."

Monica tak menjawab. Ia hanya menatap punggung Vania menghilang. Saat pintu tertutup, Monica sadar: badai baru saja dimulai. Tapi kali ini, ia tak akan lari.

1
Wien Ibunya Fathur
ceritanya bagus tapi kok sepi sih
Monica: makasih udah komen kak
total 1 replies
Monica Pratiwi
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!