Akibat Sudah Tidak Perawan

Kedua orang tua Luciana pun tahu jika Luciana kerja paruh waktu. Iya ,tentu saja nenek Luciana yang memberitahu mereka. Mendengar bahwa sang putri kerja paruh waktu dan pulang larut malam setiap harinya, mereka bukannya melarang, tapi mereka malah senang. Iya, dengan Luciana bekerja dan mendapatkan uang, papa dan mama Lucina justru merasa lega karena mereka tidak harus mengiriminya uang setiap bulannya.

Mereka merasa bebannya berkurang dan tidak berkewajiban lagi menafkahi Luciana karena dia sudah bisa cari uang sendiri untuk biaya sekolah dan untuk kebutuhannya sehari- hari. Mereka malah meminta Luciana agar neneknya menjadi tanggung jawabnya sebagai balas budi karena sejak kecil neneknya lah mengurus Luciana. Jadi sekarang giliran Luciana yang mengurus sang nenek berserta kebutuhannya sehari- hari.

Tentu saja Luciana merasa sedih karena semakin hari kedua orang tuanya semakin tidak perduli dengannya. Bahkan bertanya kabar lewat telpon pun tidak, apa lagi untuk mengunjunginya mereka tidak pernah. Di saat umurnya menginjak remaja tentu saja Luciana merasa kurang kasih sayang dari kedua orang tua. Hanya ada nenek saja yang ada di sampingnya.

Untung saja ada Noah yang selalu mengisi kekosongan hatinya. Luciana mendapat perhatian dan kasih sayang dari Noah yang tidak dia dapatkan dari kedua orang tuanya. Hubungan Luciana dan Noah semakin hari semakin dekat layaknya sepasang kekasih lainnya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Hari ini adalah hari minggu, Luciana mendapat libur kerja. Dan hari ini Noah mengajak Luciana pergi ke tempat rekreasi wahana permainan. Di sana mereka berdua mencoba berbagai wahana dari yang biasa- biasa saja hingga permainan yang ekstrim. Mereka berdua sampai puas berteriak dan tertawa.

"Kamu puas hari ini...?'' tanya Noah.

"Iya puas... Kau dengar sendiri kan suaraku sampai habis berteriak dan tertawa seharian..." jawab Luciana sambil meminum jus buah.

Iya, mereka baru saja keluar dari kawasan wahana permainan. Mereka sudah lelah mencoba berbagai permainan dan saatnya mereka pulang. Sebelumnya mereka berdua makan untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Luciana dan Noah naik ke mobil hendak pulang ke rumah karena hari sudah malam. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Noah menjalankan mobilnya membelah jalanan raya. Sampai di taman kota, Noah menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Noah, kenapa berhenti di sini...?'' tanya Luciana.

"Baru pukul delapan, kita main- main dulu di sini..." sahut Noah.

"Tapi aku capek Noah..badanku pegal..." rengek Luciana sambil memijit lengannya yang pegal.

Iya, dari siang sampai malam mereka menaiki berbagai wahana tentu saja tubuhnya pegal- pegal.

"Apanya yang pegal...? Ini...? Ini ,atau yang ini ...? Sini biar aku obati biar tidak pegal lagi..." tanya Noah sambil menunjuk kening, pipi, kemudian bibir Luciana.

"Ih kau ini..." Luciana tersipu malu.

Noah lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Luciana. Kemudian dia mengecup bagian wajah Luciana yang dia tunjuk tadi. Kemudian dia menyesap bibir Luciana dengan lembut. Mendapat perlakuan yang begitu manis dari sang kekasih, Luciana pun ikut menggerakkan bibirnya. Iya ,tentu saja Luciana sudah pandai berc*uman karena selama dua bulan berpacaran dengan Noah mereka sudah sering melakukannya.

Mereka berciuman cukup lama di dalam mobil. Luciana tersentak ketika tiba- tiba Noah meletakkan tangannya pada dua buah benda di depan dada Luciana lalu memijitnya dengan lembut.

"No..Noah..." Luciana melepaskan c*umannya.

Namun Noah terus melakukan gerakan tersebut sambil kembali menyesap bibir mungil Luciana. Luciana pun akhirnya pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh sang kekasih. Bibir mereka kembali saling menyesap dan mel*mat.

Tak sampai di situ, tangan Noah perlahan menyusup ke dalam pakaian bagian atas Luciana mencari dua benda kenyal tersebut. Ketika sudah menemukan benda kenyal yang dia cari, Noah kembali memberikan pijatan- pijatan lembut di sana dan sesekali memainkan ujung benda kenyal tersebut yang berbentuk bulat dengan memutar- mutarnya.

"Sssttthhhh... No..Noah... A..apa ya..yang..ka..kamu la...kukan...." ucap Luciana dengan susah payah karena tiba- tiba dia merasakan seperti aliran listrik yang merambat ke seluruh tubuhnya.

Tanpa sadar Luciana meremas rambut Noah. Dia tidak tahan dengan rasa geli bercampur nikmat atas apa yang Noah lakukan padanya. Kesempatan ini pun tak disia- siakan oleh Noah. Noah lalu menaikan kain yang menutupi tubuh bagian atas Luciana hingga dua benda kenyal terpampang nyata di depan wajahnya. Kemudian Noah membenamkan wajahnya pada dua benda kenyal yang cukup besar dan padat itu. Noah menghisap pucuk bendak kenyal yang berbentuk bulat kecil itu dengan kuat hingga desahan lolos begitu saja dari mulut Luciana.

"Aaaahhh... No...Noahhhh...." Luciana kembali meremas rambut Noah.

Tak puas sampai di situ, tangan Noah kini menyusup ke dalam kain penutup tubuh bagian bawah Luciana. Kebetulan saat ini Luciana memakai rok pendek, jadi dengan mudah tangan Noah menelusup masuk ke dalam sana.

"No...Noah...kau... ma... mau ... a..pa...Aaahhhhh..." Luciana semakin tak berdaya begitu Noah memainkan milik Luciana di bawah sana menggunakan jarinya.

Iya, jari- jari Noah menari- nari memainkan benda berbentuk bulat kecil yang bersembunyi di antara bulu- bulu halus hingga membuat Luciana tak berdaya. Semakin lama Noah menggerakan jarinya semakin cepat hingga membuat tubuh Luciana menggelinjang merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Luciana mend*sah semakin kuat , matanya terpejam erat dan ia merasa seperti melayang sesaat. Iya, Luciana sedang mencapai puncaknya, seluruh tubuhnya terasa bergetar dan sensasi panas menjalar dari ujung kaki hingga kepala. Ada sesuatu yang tidak dapat ditahan yang tiba- tiba ingin keluar dari bawah sana.

Tubuhnya menegang sesaat sebelum akhirnya rileks dan nafasnya tersengal- sengal, kemudian ada senyum tipis bercampur rasa malu di wajah Luciana.

"Bagaimana rasanya sayang...? Apa kamu menyukainya...?'' tanya Noah sambil menatap wajah sang kekasih.

Mendengar pertanyaan dari Noah, Luciana pun makin tersipu malu.

"A..apa yang telah kau lakukan Noah.. Kau.. Kau membuatku malu..." sahut Luciana kembali dengan wajah bersemu merah karena dia sangat malu dengan kejadian tadi.

"Tapi kamu menyukainya kan...?'' tanya Noah.

"Iiih Noah...'' Luciana langsung memeluk Noah dan menyembunyikan wajahnya di dada sang kekasih.

Noah pun terkekeh melihat sikap Luciana yang menggemaskan itu.

"Sayang... Malam ini kamu nggak usah pulang ya...Menginap saja di apartemenku. Aku masih ingin bersamamu sayang..." ucap Noah sambil mengusap punggung Luciana yang masih memeluknya.

Luciana lalu melepaskan pelukannya. Dia memberanikan diri untuk menatap Noah walaupun masih diselimuti rasa malu.

"Tapi... Kalau nenekku nyariin gimana...?'' tanya Luciana.

"Kau bilang saja menginap di rumah temanmu..." jawab Noah.

"Nggak bisa Noah, nenek kan tahu kalau aku perginya sama kamu nanti dia bisa menebaknya kalau aku nginep di tempat kamu. Aku nggak mau nenek marah..." Sahut Luciana.

"Tapi sayang... Aku masih kangen sama kamu... Aku menginginkanmu sayang... Aku mau kamu malam ini..." ucap Noah dengan taut wajah menahan hasrat.

Luciana menggelengkan wajahnya.

"Aku tahu Noah, ta..tapi saat ini aku belum siap melakukan itu denganmu. Kau tahu kan aku masih sekolah. Aku nggak mau terjadi sesuatu padaku di saat aku masih sekolah, Noah..." sahut Luciana.

Iya, sebenarnya Luciana tidak tega melihat wajah Noah yang terlihat begitu menginginkannya. Tapi di sisi lain Luciana belum siap untuk menyerahkan hal yang paling berharga dalam hidupnya apa lagi dia masih belum lulus sekolah. Luciana tidak ingin mengambil resiko.

"Maafkan aku ya, aku harap kamu mengerti..." Luciana mengusap pipi Noah.

Dengan wajah pasrah Noah pun mengangguk. Iya, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Luciana yang masih berstatus sebagai siswi. Iya, walaupun Luciana tahu bahwa beberapa teman sekolahnya sudah terbiasa melakukan hubungan badan dengan kekasihnya. Salah satunya adalah sahabat Luciana yaitu Vina. Dia dan sang kekasih sudah terbiasa melakukan hal itu walaupun Vina masih berstatus sebagai siswa SMA sedangkan Kris masih sebagai mahasiswa semester empat.

Tapi Luciana tidak mau melakukan hal itu mengingat perjuangannya sekarang yang harus banting tulang bekerja di cafe milik kekasihnya agar dia bisa membayar uang SPP dan bayar ujian. Iya, walaupun Noah tentunya membantu keuangan Lucian hingga sekarang dia bisa hidup berkecukupan.

Tapi tetap saja, saat ini Luciana tidak mau menodai kerja kerasnya dalam menyelesaikan pendidikannya dengan melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan.

"Jadi aku harus menahan hasratku sampai kau lulus sekolah...?'' tanya Noah.

Luciana tersenyum.

"Baiklah ... demi kamu, aku rela menunggumu sampai kamu lulus. Dan jika kamu telah lulus, tolong jangan menolakku lagi..." ucap Noah.

Lagi- lagi Luciana hanya tersenyum.

"Oke.... Tapi kamu harus bertanggung jawab sayang..." sambung Noah.

"Tanggung jawab apa...?'' tanya Luciana tidak mengerti maksud Noah.

"Lihatlah ini ..." Noah menarik tangan Luciana lalu meletakkan tangan Luciana di atas benda miliknya yang masih bersembunyi di dalam celana panjang Noah.

"Kamu telah membangunkannya, dan kamu harus membuatnya tertidur kembali..." ucap Noah.

"No..Noah..." tentu saja Luciana merasa gugup.

"Ayolah ... Buat dia tertidur biar aku merasa lega.

"Ta... Tapi aku..." Luciana merasa ragu karena ini pertama kali baginya.

Iya, malam ini Noah membuat Luciana harus mengalami hal- hal yang belum dia alami sebelumnya. Walaupun apa yang terjadi malam ini tidak asing di telinga Luciana. Iya, sahabat Luciana yaitu Vina sering bercerita padanya tentang apa saja yang dia lakukan bersama kekasihnya yaitu Kris yang membuat Luciana merinding jika mendengar cerita itu. Dan kini Luciana mengalaminya sendiri, walaupun tidak sampai ke tahap selanjutnya. Artinya Luciana belum sampai tidur dengan Noah dan masih pada tahan main- main saja.

Tangan Noah kembali menuntun tangan Luciana untuk memegang benda miliknya yang sudah menegang tanpa terhalang pakaian bagian bawah tubuh Noah. Iya, Noah sudah menurunkan pakaian bawahnya sehingga benda miliknya itu terlihat jelas di mata Luciana.Tentu saja mata Luciana melebar melihat benda milik Noah yang berdiri dengan sempurna dan berurat.

"No...Noah..."

"Ayo lakukanlah... Seperti ini..." ucap Noah mempraktekan agar Luciana bisa melakukannya dengan baik.

"No...Noah... Apa nanti tidak akan ada yang melihatnya ...?'' Luciana tentu khawatir aktifitasnya akan dilihat oleh orang lain, karena mereka melakukan hal itu di dalam mobil.

Noah pun memberitahu Luciana jika kaca mobilnya tidak tembus pandang jika dilihat dari luar, jadi mau melakukan apapun di dalam mobil tetap aman.

Dengan tangan gemetar Luciana menggenggam benda kokoh tersebut dan memainkannya dengan cara menggerakkan ke atas dan ke bawah seperti yang sudah Noah ajarkan. Sedangkan Noah duduk sambil bersender pada jok kemudi.

"Aaahhhh... Sayang... Ayo lebih cepat lagi sayang... Sebentar lagiiiiiii....." ucap Noah yang terlihat hampir menuntaskan hasratnya.

Luciana pun menggerakan tangannya lebih cepat seperti yang diminta oleh Noah hingga terdengarlah lengkingan panjang dari mulut Noah yang menandakan dia sudah mengalami pelepasan.

"Aah..Noah...." Luciana kaget begitu benda kokoh milik Noah mengeluarkan cairan.

Noah pun terkekeh melihat tingkah Luciana di samping nafasnya yang tersengal- sengal. Noah lalu memeluk Luciana dengan erat.

"Terima kasih sayang..." ucap Noah

Sejak malam itu, Luciana dan Noah terbiasa melakukan hal itu entah itu di mobil, di ruang kerja Noah, ataupun di apartemen Noah. Iya, demi cintanya pada Luciana yang begitu besar pada Luciana, Noah rela bersabar untuk tidak melakukan lebih dari itu pada kekasihnya karena dia masih berstatus sebagai siswa.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Hari ini Luciana menghadapi ujian akhir di sekolahnya. Dan selama satu minggu ini, Noah mengijinkan Luciana untuk cuti dari perkerjaannya karena dia harus fokus pada ujiannya tersebut.Luciana harus belajar supaya nilai ujiannya bagus. Iya, Luciana memang anak yang pintar, dia selalu mendapat peringkat tiga besar di kelasnya. Namun Luciana sedih, apapun prestasi yang dia dapatkan, kedua orang tuanya seperti tidak perduli dan tidak bangga padanya.

Iya, mereka terlalu fokus dengan keluarga barunya hingga mereka melupakan jika masih ada anak dari pernikahan sebelumnya yang juga butuh suport, perhatian dan juga kasih sayang. Sebenarnya ada nenek Luciana yang selalu ada di samping Luciana, namun neneknya itu sudah terlalu tua dan sering sakit- sakitan. Jadi dia hanya tiduran di kamar dan jarang berkomunikasi dengan Luciana.

Luciana pun hanya bicara dengan neneknya itu ketika pagi hari menyiapkan sarapan dan siang hari ketika menyiapkan makan siang. Selebihnya Luciana sudah sibuk dengan sekolah dan bekerja hingga larut malam. Jika dipikir- pikir, tentu saja Luciana merasa kesepian kalau saja tidak ada Noah. Dan Noah lah orang yang selalu ada buat Luciana. Jadi Luciana berjanji akan selalu ada di dekat Noah untuk mencintainya. Selain Luciana merasakan cinta yang tulus dari pria berumur dua puluh lima tahun itu, Noah juga lah yang membuat kehidupannya ekonominya lebih baik sekarang. Noah selalu memenuhi kebutuhan hidup Luciana yang tidak dia dapatkan dari kedua orang tuanya.

🌺Kasih LIKE ya teman- teman ... 🌺

Bersambung...