Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepupu ngeselin
"Ishh, gue gak sabar banget pengen ketemu Arvin, awww gue pengen peluk," ucap seorang gadis yang sedari tadi kegirangan di depan sebuah kos. Gadis itu tak lain adalah Freya, ia sedang bersama Anya di depan kos-kos miliknya dengan beberapa barang bawaan yang lumayan banyak untuk mengungsi ke rumahnya tante.
"Lebay banget sih Frey, gak usah aneh-aneh deh. Dapat lihat lansung aja udah syukur," peringat Anya.
"Iya-iya, lagian si Gleen mana sih. Lama amat tu bocah," ucap Freya dengan sedikit kesal. Pasalnya sudah setengah jam gadis itu dan sahabatnya menunggu kedatangan sepupunya yang bernama Gleen. Gleen merupakan anak tante Rita, yang disuruh untuk menjemput sepupunya ke rumahnya cowok itu. Gleen lebih mudah dibandingkan Freya, cowok itu masih menginjak bangku SMA kelas tiga. Sedangkan Freya sudah kuliah semester 6. Walau demikian jika mereka berdekatan, justru yang terlihat kakak adalah Gleen, dikarenakan tubuh cowok itu lebih tinggi dibandingkan sepupunya.
"Sabar Frey, ya siapa tau aja kan sepupu lo itu kena macet," ucap Anya positif thinking.
"Ini bukan Jakarta kali Nya," sewot Freya.
"Freya yang cantik dan manis, lo kira jakarta doang yang bisa macet, semua kota juga bisa kalee," ucap Anya tak mau kalah.
"Lagian masih mending, si Gleen mau jemput kita, apalagi jaraknya cukup jauh," ujar cewek itu lagi.
"Diem deh, sekali lagi Lo mojokin gue, gak gue kasih tumpangan," ancam Freya.
"Ishh, lo mah gitu gak asyik, dari kemarin mainnya ancam mulu," cemberut Anya.
Tak lama kemudian sebuah mobil berwarna putih merek Fortuner berhenti di depan kedua gadis itu. Seseorang yang duduk di kursi pengemudi mobil itu menurunkan jendela kaca mobil tersebut, dan memencet klakson.
Tak lama kemudian kedua gadis cantik tadi menghampiri mobil itu sambil membawa barang bawaan mereka.
"Lama banget sih, dasar lelet," ucap Freya melampiaskan amarahnya kepada orang yang masih duduk di dalam mobil tersebut.
"Yaelah kak, sabar kali. Lu kira jaraknya dekat. Lagian gue tadi agak lupa letak kos lu ini, hehehe," ujar orang itu yang tak lain adalah Gleen, orang yang sedari tadi ditunggunya.
"Kebanyakan makan micin sih, masih muda juga udah pikun," dengus Freya sambil masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Anya.
"Udah kali ngedumelnya Frey, kasian nih adik lu. Baru sampai malah kenal omel." timpal Anya.
"Nah, kak Anya aja ngerti. Gak seperti kak Freya, kerjanya marah-marah mulu. Cepat tua baru mampus," ujar Gleen sambil menghidupkan mesin mobil miliknya. Ya Gleen emang udah kenal dengan Anya. Bahkan Tante Rita dan suaminya yang notabenenya orang tua cowok itu pun kenal bahkan sudah akrab dengan gadis berlesung pipi ini. Itu dikarenakan Freya dan Anya berteman mulai dari mereka menjadi maba atau mahasiswa baru. Dan Keluarga Gleen yang sering menjenguk Freya atau gadis itu yang kadang liburan semester ke rumah tantenya itu dan tak lupa mengajak Anya.
"Tau ah, terserah kalian. Gue mau stalking sosmed calon masa depan gue dulu. Kangen banget gue pengen lihat wajah tampannya," ucap Freya sambil membuka ponsel miliknya.
"Dih, lo masih mimpi si Arpin Arpin itu jadi jodoh lu?, kalo mau bermimpi jangan ketinggian kali kak," ucap Gleen sambil menggelengkan kepalanya. Ia heran melihat kakak sepupunya yang segitu terobsesinya dengan artis yang sedang viral itu. Pasalnya ia pernah masuk ke kamar kos milik gadis itu, dan dikamar itu penuh dengan foto foto poster milik idola sepupunya. Bahkan wajah sang artis terpampang di sarung bantal milik sepupunya itu. Pernah sekali juga ia melihat sepupunya itu mengedit fotonya dan foto sang idola seolah-olah mereka sedang foto bersama dan mengupdatenya di sosial media dengan caption keluarga bahagia.
"Arpin-Arpin, namanya Arvin bukan Arpin. Lo gak boleh ngerusak namanya itu." ucap Freya dengan nada yang sedikit tinggi sambil matanya melotot ke arah sang sepupu.
"Yaelah perkara nama doank, bagusan juga nama gue," ujar Gleen dengan percaya dirinya.
"Ishh, kalian bisa nggak, nggak usah berisik. Gue mau tidur nih. Heran gue, saudara bawaannya bertengkar mulu," timpal Anya tiba-tiba. Pasalnya baru saja ia memejamkan mata lentiknya itu namun terusik karena perdebatan unfaedah dari dua bersaudara didepannya itu.
"Nih bocah duluan yang ngeselin." ucap Freya menyalahkan sepupunya.
"Serah lu aja deh kak, buang-buang energi berdebat dengan lu," ujar Gleen dengan nada pasrah sambil kembali fokus menyetir. Sedangkan Freya, gadis itu memilih memutar musik yang ada di mobil yang sedang dinaikinya ini.
Tiga puluh menit kemudian ketiga remaja itu tiba di tempat tujuan. Ketiga remaja itu pun bergegas turun. "Akhirnya sampai juga," ucap Freya sambil merenggangkan seluruh otot-ototnya. "Segar banget udara disini," ucap Anya sambil menghirup udara. Sedang Gleen, cowok itu hendak melangkah masuk ke rumahnya, namun langkahnya terhenti karena suara sepupunya itu.
"Eh, main masuk-masuk aja, angkatin barang-barang gue donk, pegal nih badan gue," perintah Freya seenaknya sambil masih merenggangkan otot-ototnya.
"Dih, lu cuma duduk-duduk doank kak, pake acara pegal-pegal. Sedangkan gue, gue nyetir loh pulang pergi dari sini ke kos lu, terus kesini lagi," protes Gleen gak terima.
"Taunih, lu gak kasian apa sama sepupu lo," ujar Anya yang gak tega melihat Gleen.
"Yaelah, lu cowok bukan sih. Gitu aja ngeluh," ujar Freya seraya masuk ke bangunan yang bernuansa putih itu.
"JANGAN LUPA BARANG GUE....," teriak gadis itu dari kejauhan.
"Ya Allah, kenapa sih gue harus punya saudara kek gitu," guman Gleen. Anya yang mendengar itu menatap sepupu sahabatnya dengan iba. "Sabar ya Gleen, kakak bantu aja ya," tawar Anya.
"Gak usah kak, kak Anya susul sahabat aja kakak aja. Udah biasa kok dibabuin di rumah sendiri. Kakak lansung masuk aja, biar barang kakak sekalian aku bawa," ucap Gleen. "Eh, gak usah. Gue aja yang bawa. Lu juga capek," tolak Anya sambil mengambil barangnya dan masuk menyusul sahabatnya itu.
"TANTE RITA, WHERE ARE YOU," teriak Freya didalam kediaman tantenya ini. Hal ini sudah terbiasa bagi Freya, ia menganggap keluarga tantenya seperti keluarga kandungnya. Dan sewaktu Freya masih bayi, tante Rita lah yang membantu ibunya mengurus dirinya. Tantenya itu memandikannya, membersihkannya saat BAB atau BAK, bahkan menjaga Freya sewaktu mamanya ada urusan sebentar. Saat itu tante Rita masih gadis, belum menikah. Namun setelah menikah, Wanita paruh baya itu ikut suaminya dikarenakan suaminya orang Bogor. Komunikasi keduanya kembali dimulai saat Freya mulai mengenal sosmed. Saat itu gadis itu menginjak pendidikan menengah atas kelas 2. Dan saat memasuki dunia perkuliahan, gadis itu kebetulan mendaftar di Bogor dikarenakan jurusan favoritnya cuma ada di Bogor.
