Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa menyetujui
Niat Azlan yang tidak ingin menikah, terpaksa ia kubur keinginan tersebut karena ada hal penting yang perlu ia pertimbangkan disini. Azlan tentu terpaksa bahkan sangat terpaksa menyetujuinya akibat ulah si Papa yang berniat bakal menikah lagi kalau Azlan tidak mau menikah. Tentu Azlan sebagai anak tidak akan mau melihat Mama tercinta tersakiti.
"Apakah kau sudah memikirkan ucapan Papa tadi malam, Nak?" pertanyaan yang di ajukan sang Papa tentu membuat Azlan terkejut, Azlan pikir sang Papa menemui Azlan ke ruangannya untuk membicarakan perihal pekerjaan.
Azlan mengernyit, pertanyaan mana yang di maksud sang Papa.
"Jangan pura-pura lupa Azlan! Papa yakin kau mengingatnya atau ..." Rezel tidak meneruskan ucapannya, ia tau Azlan masih mengingat ucapannya tadi malam.
"Pa ... yang benar saja Papa mau menikah lagi karena Azlan yang tidak ingin menikah? ingat Mama di rumah Pa!" Azlan begitu kesal dengan ucapan sang Papa yang pagi - pagi membuat modd nya hancur. Ya, mereka saat ini sedang berada di kantor dan tentunya Rezel tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya. Kalau di rumah ia bertanya seperti itu, tentu bakal membuat Vira sakit hati. No ...! dia tidak akan membuat istri tercintanya sakit hati, permasalahannya dengan Azlan hanya sebatas guyonan agar sang putra mau menuruti keinginannya. Ya, hanya dengan cara itu agar sang putra mau membuka hati buat perempuan.
Azlan mengepalkan jari-jari tangannya, kalau yang berdiri di depannya saat ini bukan lah sang Papa bakal ia layangkan pukulan di wajah pria yang ada di hadapannya saat ini.
Rezel beranjak dari duduknya. "It's oke kalau kamu tidak ingin menikah. Jadi, jangan salahkan Papa dalam hal ini. Gak dapat mantu tapi dapat madu buat Mamamu" ujar Rezel berlalu dari hadapan putranya.
"Sial ....!" Azlan kesal dengan ucapan sang Papa, lalu beranjak berdiri dari duduknya.
~
Di tempat lain
"Apa Ayah yakin dengan ucapan Ayah barusan?"
"Tentu, karena Ayah bakal menuntut teman Ayah untuk menikahimu kalau saja anaknya lari di hari pernikahan kalian," ujar Bahri dengan begitu bersemangat, ia tidak tau saja kalau Ayesha sakit hati mendengar ucapan Ayahnya.
"Yah, Ayesha tidak mau menikah. Buat apa Ayesha menikah, kalau nanti anak teman Ayah tidak menginginkan Ayesha, apalagi ini sama saja pemaksaan!" Ayesha kecewa dengan ucapan Ayahnya, ia takut kalau saja yang di jodohkan oleh sang Ayah nanti menolak untuk menikah dengannya, apalagi nanti ada perempuan lain yang bakal jadi tumbalnya.
Apa sedemikian buruk kah diri Ayesha sampai semuanya harus di paksa. Apa setidak pantas itu kah ia bahagia hingga dengan cara ini ia di paksa.
Ayesha selama ini memang tidak pernah mengenal seorang lelaki karena ingin fokus dengan sekolah dan pekerjaan nya. Tapi bukan berarti ia takut untuk menikah, bahkan sudah dua kali ia membuka hatinya untuk menerima jodoh yang di kenalkan sang Ayah. Tapi apa yang Ayesha terima, tiga hari sebelum hari pernikahan calon suami Ayesha malah kedapatan mesra-mesraan dengan anak tiri sang Ayah. Tentu ini sangat menyakitkan buat Ayesha dan harga dirinya terinjak-injak oleh saudara tirinya. Kesal, kecewa menjadi satu dalam hatinya.
"Kau tidak akan bisa bahagia Ayesha, karena setiap kau akan menikah di situ lah aku akan mengambil calon suamimu," ujar Melda dengan tatapan sinisnya. Ya, Ayesha masih mengingat ucapan Melda kala itu. Bahkan ucapan Melda bukan bualan semata, ia sudah dua kali melakukannya sehingga membuat Ayesha begitu trauma untuk memikirkan pernikahan.
"Ayesha ... Ayah harap kau persiapkan dirimu karena nanti malam calon suamimu bakal datang ke rumah kita," ujar Bahri yang tidak ingin mendengar penolakan dari Ayesha.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha