NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 30

Menghabiskan waktu berkelling di Pisa dan Roma, perjalanan bulan madu Naina dan Wira berakhir di Vatikan. Dari negara terkecil di dunia ini, mereka terbang kembali ke Jakarta.

Perjalanan udara di atas dua puluh jam, memaksa Naina menghabiskan waktu dengan tidur. Kelelahan membuat wanita itu memilih memejamkan mata untuk melepas lelah.

Hampir dua minggu berjalan-jalan sepanjang hari, baru kembali ke hotel saat malam tiba. Secara tidak langsung fisiknya pun lelah.

Tiba di Jakarta saat hari menjelang sore, keduanya dijemput oleh papa dan mama Wira yang sudah menunggu sejak setengah jam yang lalu.

“Pa, Ma ....” Naina buru-buru mencium punggung tangan kedua mertuanya bergantian

“Bagaimana perjalanan kalian?” tanya sang mama mengusap pelan pucuk kepala Naina yang sedang membungkuk saat mencium tangannya.

“Menyenangkan. Harusnya mama ikut saja. Pasti lebih menyenangkan,” ucap Naina pelan.

Wira bisa tersenyum bahagia. Sejak awal menikah, kebahagiaan terbesar dalam hidupnya adalah saat melihat kedua orang tuanya bisa menerima Naina dengan tulus. Tanpa memandang bibit bebet dan bobot Naina yang tidak jelas.

“Hari ini menginap di rumah mama, ya?” tawar sang mama. Ada banyak cerita yang ingin didengar dan dibaginya pada Wira. Baik itu mengenai Stevi maupun Nola.

“Aku terserah Nai saja, Ma. Aku tidak keberatan.” Wira berpendapat.

“Nai terserah Mas saja,” sahut Naina pelan.

“Ya sudah, kalau begitu. Ayo kita pulang, mama sudah memasak makanan kesukaan kalian.” Sang mama merangkul lengan menantunya, mengajak Naina menuju ke parkiran.

Sedangkan Wira mendorong koper-koper mereka yang menggunung, berjalan di belakang para wanita kesayangannya.

Perjalanan dari bandara ke rumah terbilang singkat. Mobil tidak perlu terjebak macet terlalu lama meskipun di jam pulang kantor. Sepanjang perjalanan terlihat Naina yang bersandar manja di pundak Mama Wira sambil bercerita banyak hal.

“Ma, Nai membelikan syal dan tas tangan. Nai yakin mama pasti menyukainya. Motifnya senada, seperti koleksi mama, hanya beda warna. Di Milan, ada banyak pilihan, Ma.”

“Terimakasih, Sayang. Nai memang menantu yang paling mengerti kesukaan mama.” Wanita itu tersenyum, memeluk erat Naina.

Sejak menikah dia sudah terbiasa dengan budaya Indonesia, bahkan wanita paruh baya itu sudah lancar berbahasa Indonesia, tidak ada lagi dialek Filipina tertinggal di nada bicaranya. Tinggal di sini puluhan tahun, dia merasa sudah menyatu dan diterima di sini.

Keluarga Wirayudha menerimanya dengan baik. Bukan hanya dirinya, bahkan istri kakak iparnya yang keturunan Jerman pun diterima baik di kelurga ini.

Hanya saja, tidak ada lagi yang tertinggal. Kakak ipar dan istrinya meninggal kecelakaan belasan tahun yang lalu. Tertinggal keponakan mereka, Barata Wirayudha saja yang jarang berkunjung, karena terlalu sibuk bekerja dan mengurus keluarganya.

***

Begitu acara makan malam selesai, Wira memilih menemani Naina di kamar. Sejak tiba di Indonesia istrinya terlihat lelah sekali. Sering kali menguap dengan mata yang tampak sayu. Meski pun Naina sudah tidur beberapa jam di pesawat, seolah masih belum terpuaskan.

“Tidur saja, Nai. Mas tahu kamu mengantuk,” ucap Wira ikut berbaring di samping istrinya. Merentangkan tangan kirinya untuk dijadikan bantal kepala untuk Naina.

“Mas, terimakasih untuk dua minggu ini. Mas meninggalkan semua pekerjaan demi untuk menyenangkan Nai.” Naina bergerak mendekat, menyusup ke dalam pelukan Wira.

“Sudah, tidur sekarang Nai. Mas masih harus mengobrol dengan mama dan papa setelah Nai tidur. Sepertinya ada yang ingin mama bicarakan."

“Papa juga harus melaporkan masalah perusahaan. Sebelum kita bepergian, aku meminta papa sesekali melihat-lihat kantor,” lanjut Wira.

Tidak sampai setengah jam, obrolan sebelum tidur pasangan suami istri itu ditutup dengan dengkuran halus dan teratur Naina. Setelah Wira mendongengkan masa lalunya sewaktu kuliah, Naina akhirnya terlelap sebelum cerita Wira berakhir.

“Good night, Naina Pelangie.” Kecupan hangat dan penuh perasaan berlabuh di dahi Naina. Lama dan hangat, Wira benar-benar menikmati detik-detik kebersamaannya dengan sang istri.

***

“Ada apa, Ma?” Wira melempar pertanyaan sesaat setelah masuk ke kamar tidur orang tuanya. Laki-laki dengan kaos oblong cream dan celana pendek itu menjatuhkan bokongnya di sofa kamar mamanya.

“Nai sudah tidur?” tanya Mama Wira, berbaring di atas ranjang sambil menonton sinetron. Sang papa sibuk dengan ponsel di tangannya. Berbalas chat dengan sahabat-sahabat masa kecilnya di group reunian SMP - SMA.

“Sudah Ma. Nai kecapekan.”

“Begini Wir, ada yang mencurigakan dari istrimu.” Mama Wira membuka percakapan. Wanita itu menegakan posisi duduknya, menyusun bantal di belakang punggungnya.

“Ada apa dengan Naina?” tanya Wira penasaran. Laki-laki itu bergegas mendekat, tidak sabar mendengar cerita selanjutnya.

“Bukan Naina, istrimu yang satunya.”

Wira tersenyum kecut. Antusiasnya kembali meredup, kedua pundaknya melemas turun saat membahas masalah Stevi.

“Aku tidak pernah menganggapnya istri. Bisakah mulai saat ini, mama berhenti menyebutnya istriku. Hanya mendengar saja, aku muak, Ma.”

Mama Wira tersenyum, dia paham betul apa yang dirasakan Wira. Makanya sejauh ini dia tidak mau menuntut lebih. Dia hanya memikirkan nasib cucu yang sudah terlanjur hadir di dunia. Kalau untuk merestui sepenuh hati, tentu saja tidak ada di agendanya.

Yang saat ini dipikirkannya hanya Nola. Gadis kecil tidak bersalah, tidak seharusnya menanggung kesalahan kedua orang tuanya. Sebisa mungkin dia akan melindungi cucunya dengan berbagai cara.

Anak kecil itu tidak pernah salah, tidak minta dihadirkan ke dunia. Kalau kehadirannya adalah kesalahan Wira yang tanpa sengaja, setidaknya mereka bisa memperbaiki apa yang sudah salah. Dan tidak memilih jalan yang semakin salah dengan menelantarkannya.

“Selama dua minggu ini, mama rutin setiap siang menemui putrimu setiap Stevi berangkat ke kantor,” cerita mama Wira.

Terdengar helaan napas berat, mama Wira menoleh ke arah suaminya. Laki-laki paruh baya itu masih sibuk dengan gawainya. Kacamata yang tertahan di pangkal hidung sudah melorot turun.

“Apa Nola baik-baik saja? Stevi memperlakukan Nola dengang baik, kan?” tanya Wira.

Setiap mengingat Nola, muncul secuil rasa bersalah di dalam hati Wira. Selama ini sudah tidak adil pada putrinya. Sering mengabaikan Nola demi Naina. Padahal gadis kecil bernama lengkap Nola Pelangie Wirayudha itu tidak salah sedikit pun.

“Bukan masalah Nola, Wir. Ini masalah Stevi. Beberapa kali mama memergoki istrimu itu diantar pulang oleh laki-laki dengan mobil pajero sport hitam,” cerita Mama Wira.

“Mama mencurigai Stevi berselingkuh, Wir.”

“Hahahaha ... bukannya bagus Ma. Jadi dia tidak merecoki hidupku lagi. Dia bisa meninggalkanku dengan tenang tanpa mengganggu rumah tanggaku dan Naina. Tidak mengancam akan memberitahu Naina mengenai Nola dan pernikahan siri kami,” ucap Wira dengan santai. Tidak ada nada cemburu sama sekali di ucapan Wira. Meskipun Stevi berstatus suaminya.

"Wir! kamu harus mencari tahu," tegas Mama Wira.

"Aku tidak peduli. Toh, pernikahan kami hanya formalitas." Wira berkata dengan santai.

"Wir, ini bukan masalah Stevi, tetapi Nola. Pikirkan apa yang terjadi kalau anakmu bertemu dengan ayah sambung yang tidak baik. Kasihan Nola, Wir. Cari tahu tentang laki-laki itu!"

Wira menghela napas. "Ma, aku sebenarnya malas mengurusi Stevi. Tidak penting. Mencari tahu hanya akan membuatnya besar kepala. Dikira aku cemburu lagi padanya."

"Wir!"

"Ya, aku akan coba mencari tahu!" sahut Wira setelah melihat mamanya menatap tajam dengan wajah cemberut.

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!