Pangeran Chao Changming dihukum buang selama 5 tahun, dan ia hidup di sebuah desa yang terpencil. Pernikahannya selama 4 tahun dengan seorang wanita desa tidak menghasilkan apa-apa baginya. Pangeran Chao Changming telah berusaha dengan baik, belajar ilmu pengobatan dan menjadi tabib yang cukup terkenal di desanya. Sayang sekali istrinya tidak menghargai usahanya, sehingga minta cerai setelah bertemu dengan tuan muda Gen Guang yang merupakan sarjana muda, dan anak seorang pejabat daerah. Pangeran Chao Changming tidak putus asa, kembali ke istana setelah mendapat kabar bahwa kaisar telah tiada. Artinya tahta kosong, ia tidak akan membiarkan siapapun menduduki tahta selain dirinya yang telah mendapatkan wasiat dari Kaisar. Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAGA UCAPANMU!
...***...
Kediaman Ibu Suri.
Kaisar menikmati secangkir kecil minuman manis, ibu suri menikmati kue manis, nona muda Pei Qing Zhao menikmati kue manis, pangeran Chao Zi Hao sedang memperhatikan Pangeran Jing Xue makan dengan lahapnya.
"Kakak kaisar, siapa dia? Kenapa ia makan seperti orang kesurupan?." Pangeran Chao Zi Hao terlihat kebingungan.
"Dari malam perut saya belum terisi sama sekali." Pangeran Jin Xue tampak cemberut. "Wajar saja kalau siang ini saya makan seperti orang kesurupan."
"Belum makan dari malam? Memangnya xue gege melakukan apa?." Pangeran Chao Zi Hao tampak bingung. "Apakah terlalu lama bermain-main dengan wanita mu? Kau jadi lupa waktu untuk makan?."
"Aiya! Adik zi hao, jika saya bermain-main dengan wanita, mana mungkin pucat seperti mayat hidup." Keluh pangeran Jing Xue. "Ketiak saya kembali ke kediaman, ibunda terlihat marah, ia mengurung saya di gudang."
"Dikurung di gudang?."
Ibu Suri dan pangeran Chao Zi Hao bersamaan.
"Ibunda menolak bantuan dari kakak kaisar, dan ia tidak terima saya menyebut kakak kaisar." Pangeran Jing Xue merasa bersalah. "Maafkan sikap ibunda saya, semoga kakak kaisar tidak marah padanya." Ia memberi hormat pada Kaisar.
"Sepertinya ini akan menjadi masalah yang rumit." Ibu Suri menghela nafas pelan. "Aku harap kau tidak bermusuhan dengan ibunda mu hanya karena masalah ini."
"Ibu suri tenang saja, saya tidak akan mungkin bermusuhan dengan ibunda saya." Pangeran Jing Xue tersenyum kecil. "Meskipun saya bukan yang diharapkan ibunda, saya tidak mungkin benci pada beliau."
"Baguslah kalau begitu." Ibu Suri merasa lega.
Saat itu seorang pengawal datang.
"Yang mulia kaisar." Ia memberi hormat. "Nona muda pei nian shuang ingin bertemu."
Kaisar melirik ke arah nona muda Pei Qing Zhao. "Suruh dia masuk."
"Baik." Responnya sambil memberi hormat, setelah itu ia segera pergi menuju gerbang.
Tatapan yang lainnya mulai waspada, takut akan terjadi perang darah saudara anatar adik kakak karena cinta Kaisar. Tak lama kemudian nona muda Pei Nian Shuang masuk.
"Yang mulia kaisar." Nona muda Pei Nian Shuang memberi hormat. Matanya memperhatikan siapa saja yang berada di ruangan itu.
"Apa yang membuatmu datang menemui saya?." Kaisar masih terlihat tenang. "Katakan saja di sini semuanya."
Deg!.
Mereka terkejut melihat nona muda Pei Nian Shuang berlutut dan memberi hormat.
"Hamba hanya memohon pengampunan untuk ayah hamba." Nona muda Pei Nian Shuang memelas kasihan. "Ayah hamba dijebak, tidak mungkin ayah hamba melakukan perbuatan itu."
"Tidak ada yang menjebak ayahmu." Jawab Kaisar sambil mengambil kue manis. "Bahkan ketika aku menjadi tabib, aku melihat sendiri bagaimana cara kerjanya."
"Tidak mungkin! Ayah hamba adalah ayah yang terbaik, tidak mungkin melakukan kesalahan!." Nona muda Pei Nian Shuang sangat tidak percaya. "Yang mulia kaisar hanya menggunakan dendam pribadi untuk menghukum ayah hamba! Apakah karena wanita sialan itu?!." Tunjuknya kasar ke arah nona muda Pei Qing Zhao.
"Lancang!."
Pangeran Jing Xue dan pangeran Chao Zhi Hao langsung bereaksi, keduanya seakan-akan tidak terima dengan penghinaan itu.
"Berani sekali kau menghina kakak ipar ku!." Pangeran Jing Xue menatap tajam. "Ayah yang kau katakan terbaik itu, telah melakukan kejahatan yang sangat tidak manusiawi!."
"Diam kau! pangeran tak tahu malu! Hanya bersenang-senang dengan wanita, kau pikir kau berhak berkata seperti itu padaku?!." Balas nona muda Pei Nian Shuang dengan penuh amarah.
"Hei! Kau ini memang kurang ajar!." Pangeran Jing Xue semakin marah, ia langsung mendekati nona muda Pei Nian Shuang dan mencekik leher wanita itu.
"Aku katakan padamu! Ayahmu itu memelihara budak, dan mempekerjakan mereka untuk jadi peliharaan orang kaya! Apakah itu yang kau sebut ayah terbaik?! Hah?!."
"Xue gege!." Pangeran Chao Zi Hao berusaha menahan tubuh pangeran Jing Xue agar tidak berbuat kasar pada nona muda Pei Nian Shuang. "Tahan dirimu, jangan sampai melakukan kesalahan!."
"Lepaskan aku!." Nona muda Pei Nian Shuang berusaha berontak.
"Adik xue, duduk!." Kaisar menatap serius.
Deg!.
Pangeran Jing Xue bergidik ngeri melihat tatapan Kaisar.
"Baik kakak kaisar." Pangeran Jing Xue langsung nurut, wajahnya tampak cemberut, mendekati ibu suri. "Saya hanya membela kakak kaisar, tapi sepertinya dia tidak suka." Ia mengadu pada ibu suri.
"Hm." Kaisar menghela nafas pelan.
"Duduklah dulu, jangan gunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah." Ibu suri tersenyum kecil.
"Hmm, baiklah." Pangeran Jing Xue tidak membantah lagi, ia langsung duduk di samping ibu suri.
"Xue gege, kau ini jangan membuat masalah." Pangeran Chao Zi Hao kembali duduk.
"Yang mulia kaisar, kenapa anda begitu kejam pada keluarga hamba?." Nona muda Pei Nian Shuang masih belum terima.
"Pei nian shuang, jangan sampai aku tampar mulutmu itu." Pangeran Jing Xue kembali menunjukkan sikap kasarnya. "Apakah kau tidak mengerti dengan bahasa manusia? Ayahmu yang telah melakukan kejahatan, dan kau berani berkata bahwa kakak kaisar kejam?." Ucapnya penuh amarah. "Kau sendiri juga melakukan hal yang kejam, apakah kau pikir kami tidak mengetahui apa yang telah kau lakukan pada kakak ipar ku?!." Amarahnya keluar begitu saja.
"Kakak ipar? Memangnya dia telah mendapat izin dari ayah saya untuk menikah dengan kaisar?." Nona muda Pei Nian Shuang menatap benci pada kakaknya. "Rasanya ayahku memang sial memiliki anak seperti kau!."
"Adik, kau-." Nona muda Pei Qing Zhao terlihat sedih.
"Nian shuang, sebaiknya kau pergi dari sini." Kaisar menatap benci. "Hari ini aku tidak ingin berdebat denganmu dalam masalah ini."
"Kalian memang orang-orang yang tidak memiliki perasaan." Nona muda Pei Nian Shuang semakin benci.
"Pengawal!." Kaisar mengeraskan suaranya.
Seorang pengawal laki-laki datang, dan memberi hormat.
"Antar dia keluar, jangan sampai berbuat keributan." Kaisar memberi kode mengusir tamu.
"Baik yang mulia kaisar." Ia kembali memberi hormat, setelah itu memaksa nona muda Pei Nian Shuang meninggalkan ruangan itu.
"Lepaskan aku! Aku bisa sendiri!." Nona muda Pei Nian Shuang merasa kesal.
"Kakak ipar, jangan dengarkan ucapannya." Pangeran Jing Xue tersenyum kecil. "Kami telah mengetahui kondisimu yang sebenarnya." Ia mengeluarkan beberapa hadiah. "Jangan cemas, kami pasti akan melindungi mu." Ia serahkan sebuah kantong wewangian.
"Terima kasih pangeran jing xue." Nona muda Pei Qing Zhao menerima kantong wewangian itu.
"Aiya, kakak kaisar." Pangeran Jing Xue malah merengek aneh, membuat mereka kebingungan. "Kakak ipar tidak malah memanggil saya seperti itu, apakah dia tidak ingin memiliki adik seperti saya?."
"Hahaha!."
Kaisar, ibu suri, dan pangeran Chao Zi Hao tertawa melihat itu.
"Maafkan saya adik xue, bukan seperti itu." Nona muda Pei Qing Zhao panik, ia tidak tahu harus berkata apa untuk menenangkan hati pangeran Jing Xue yang menangis seperti anak kecil lima tahun.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus kisahnya.
...***...
