NovelToon NovelToon
Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Tuan Foster, Angkat Aku Jadi Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ferdi Yasa

Seorang anak tiba-tiba ingin membeliku untuk menjadi Ayahnya. Dia bilang, jika aku menjadi ayahnya, maka dia akan memberikan Ibunya padaku. Gratis.

Menarik.

Tapi ternyata, ibunya tidak seperti wanita pada umumnya. Dia ... sedikit gila. Setiap hari yang ada di kepalanya hanya memikirkan bagaimana caranya menanggalkan seluruh pakaianku.

Aku, Sebastian Foster, bersumpah akan menahan dia di sisiku. Selamanya. Karena dia yang sudah mer4ngs4ng g4irahku, jangan berharap aku bisa berhenti!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ferdi Yasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Mengambil Keuntungan Darinya

Setelah membawa Nelson ke sekolah, Samantha datang ke departemen keamanan perusahaan. Namun, dia tidak melihat Adrian sama sekali. Hanya beberapa penjaga yang sedang makan roti bersama.

“Nona Huang, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?” Salah satu penjaga mendekat.

“Di mana Adrian?”

Pria itu menggelengkan kepala dan berkata, “Pak Adrian tidak datang bekerja selama dua hari. Mungkin dia memiliki beberapa urusan pribadi untuk dilakukan. Nona Huang, kami juga bisa membantu Anda.”

“Dia … tidak datang selama dua hari? Apa hari ini dia juga cuti?”

Pria itu menggelengkan kepala lagi.

Samantha berpikir sejenak dan berkata, “Aku butuh bantuan Adrian. Jika dia datang sebelum jam pulang, tolong katakan padanya untuk datang ke kantorku.”

Dia menyalakan ponsel kecil diam-diam, tapi tidak melihat pesan dari Julian.

Samantha berpikir sejenak, lalu mengirim pesan pada pria itu dan mengatakan kalau Adrian Hudson tidak datang ke perusahaan sejak kemarin.

Setelah kembali ke tempatnya, Samantha memilah berkas yang diberikan Nomi padanya kemarin. Namun, meski waktu sudah menunjukkan jam kerja, wanita itu belum datang juga.

Samantha mengeluarkan ponsel untuk menghubunginya.

Untuk beberapa kali, tidak ada jawaban. Dan panggilan terakhir, suara Nomi terdengar.

“Halo, Sam?”

“Nomi, kamu sakit?”

“Tidak.”

“Tidak? Kenapa kamu tidak datang bekerja? Sekarang sudah lebih dari jam delapan.”

“Ah—“ Setelah berteriak, panggilan terputus.

Samantha berpikir jika Nomi pasti ketiduran, lalu terkejut saat dia mengingatkan jam saat ini.

Dia mengangkat bahu, menyiratkan bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan.

Perusahaan Foster bukan hanya akan mengurangi bonus kehadiran, tapi juga akan memotong gaji untuk orang-orang yang terlambat bekerja atau pulang lebih awal tanpa alasan yang baik.

Setelah meletakkan ponsel, panggilan lain masuk.

Itu dari Sebastian.

“Di mana kamu?” Suara serak Sebastian terdengar jelas di sambungan.

“Di kantor.”

“Datanglah ke Toko Sup Liufu.”

“Aku sudah sarapan.”

Samantha tahu toko itu. Nelson sangat menyukai sup bihun dan sup pangsit di sana. Dia juga telah meminta Sebastian membawakan untuknya dua kali.

Tapi Samantha juga tahu kalau Sebastian tidak begitu menyukai toko itu. Bagaimanapun, toko itu sederhana, dan tidak higenis di mata pria itu, sehingga tidak pantas bagi orang-orang seperti dia yang bertubuh ‘mulia’ untuk pergi ke sana.

“Aku tidak memintamu datang untuk makan. Kirim aku uang untuk menyelesaikan tagihan.”

Suara Sebastian membuat Samantha sedikit kesal. Ternyata dia salah paham!

“Bagaimana mungkin kamu tidak membawa uang ketika kamu datang ke sana untuk sarapan? Aku bekerja sekarang, dan aku tidak punya waktu.”

“Memang. Lalu, apakah sekrang Asisten memiliki hak untuk tidak memiliki perintah bos?”

Samantha tidak tahu harus berkata apa. Dia menutup telepon dengan marah.

Sejujurnya, dia benar-benar tidak ingin melihat Sebastian sekarang. Tapi dia adalah karyawannya!

Saat dia hendak pergi, dia tiba-tiba teringat dengan Nomi.

Samantha segera memanggil wanita itu lagi, memintanya pergi ke toko sup Liufu untuk membayar sarapan Sebastian. Dia juga menyarankan Nomi untuk memberitahu atasannya kalau dia tidak bisa masuk tepat waktu karena sedang ditugaskan Sebastian keluar.

Terlambat karena urusan bisnis tidak akan mempengaruhi kehadrian dan bonus.

Dengan cara ini, Nomi bisa keluar dari masalah, dan dia juga tidak perlu bertemu dengan pria menyebalkan itu.

Samantha merasa sangat senang. Dia bahkan menyenandungkan nada sambil mengepak barang-barang, sampai tidak menyadari bahwa Theo telah masuk ke ruangan.

“Sam, kenapa kamu begitu bahagia hari ini?”

Samantha terkejut. Ketika dia melihat itu Theo, dia berkata dengan tersenyum, “Karena cuacana sedang sangat baik. Manajer Theo, Tuan Sebastian Foster belum datang.”

“Aku tahu dia belum datang. Celanaku tidak sengaja basah karena teh, dan aku tidak mau pulang untuk mengganti, jadi aku datang untuk meminjam darinya.”

Setelah Theo selesai mengganti celana, dia melihat Samantha yang sibuk dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?”

“Aku ingin memindahkan meja agar lebih nyaman untukku.”

“Oh, itu seharusnya dilakukan oleh laki-laki. Bagaimana seorang wanita kecil sepertimu bisa melakukannya? Kamu dapat meminta bantuan dua penjaga keamanan untuk memindahkannya.”

Samantha menyeka keringat dan dengan sengaja mengatakan, “Aku pergi untuk meminta bantua kepala keamanan Adrian, tapi aku tidak melihatnya. Aku masih segan untuk meminta bantuan yang lain.”

“Adrian Hudson? Jika kamu tidak menyebut dia, aku hampir lupa bahwa dia tidak datang untuk bekerja selama dua hari tanpa meminta cuti. Jika dia datang hari ini, aku akan memecatnya.”

Theo mengetuk meja lagi dan berkata, “Jangan pindahkan sendiri. Aku akan meminta yang lain untukmu nanti.”

Sekitar setengah jam kemudian, Sebastian kembali ke kantornya.

Ketika Samantha membuat kopi untuk pria itu, dia juga diam-diam melirik wajah Sebastian.

Mengapa wajahnya menjadi gelap di pagi hari?

Sepertinya seseorang berhutang banyak padanya.

Seperti biasa, Samantha menyajikan kopi dan berkata lembut, “Tuan Foster, ini kopimu.”

Demi ‘menyelamatkan’ Nomi hari ini, dia akan bersikap lembut padanya.

Alih-alih menerima kopi, Sebastian bertanya padanya, “Mengapa kamu meminta Nomi untuk membayar tagihanku?”

“Kantor ini berantakan, dan aku ingin membereskannya sebelum kedatanganmu, jadi aku meminta Nomi untuk pergi ke sana. Lagipula, dia bebas saat itu. Bukankah dia membawa uang juga?”

Samantha merasa bahwa Sebastian tidak akan memiliki alasan mengatakan bahwa dia b0d0h atau memakinya. Bahkan, dia cukup cemerlang untuk mengirim Nomi.

“Bukan karena kamu sengaja tidak mau datang?” tanya Sebastian sambil menggertakkan giginya.

Samantha berpura-pura tidak bersalah, mengatakan, “Tuan Foster, aku sedang makan, tinggal, dan bahkan tidur di rumahmu. Beraninya aku sengaja tidak pergi?”

Sebastian meraih tangan Samantha, berniat untuk menariknya. Namun, Samantha sudah siap.

Dia memegang meja dengan satu tangan untuk menjaga keseimbangan, dan melepaskan genggaman Sebastian dengan tangan tang lain.

Sebastian bangkit dan berbalik, dengan cepat mengelilinginya di samping meja.

Merasakan bahaya, Samantha mencoba bersandar dan meletakkan satu tangan di d4d4nya, memperingatkan dengan keras, “Tuan Foster, ini kantormu. Tolong tunjukkan dirimu dengan bermartabat!”

Sebastian merasakan kegugupan wanita di depannya, dan dia berkata dengan nada menggoda, “Kau benar. Ini kantorku—kantor pribadiku. Tidakkah kamu berpikir aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan?”

“Jangan berani melakukannya!”

“Apakah kamu pikir aku tidak berani?” Sebastian mengerutkan kening.

Saat wajah Sebastian mendekat sedikit demi sedikit, Samantha mencoba mundur.

Dia mengeluh dalam hati.

Sebastian terlalu banyak minum semalam, akankah keberaniannya bertahan sampai hari ini?

Tidak! Dia tidak bisa membiarkan Sebastian berhasil!

Pria itu punya pacar sekaligus tunangan, dan masih menggoda wanita lain untuk mengambil keuntungan darinya?

Memikirkan itu, Samantha kesal.

Sekarang, bib!r Sebastian telah mencapai satu meter dari bib!rnya, dan dia hampir berbaring sepenuhnya di atas meja.

Ingat bahwa dia baru saja menyajikan kopi, Samantha merasakan gagang cangkir itu, menggengamnya dan bersiap untuk menuangkan kopi pada pria itu.

***

1
Jeng Ining
sampe disini msih terlihat Samanta adl polisi yg cukup ceroboh, atw Sebastian aja yg udh terlalu lihai menilai karakter org🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!