Di Nikahi Majikan Ku

...***...

Adrian masih dengan setia menunggu kata-kata Naura yang tergantung, Ia sangat ingin tahu apa yang ingin istrinya katakan.

" sebenarnya_ aku _ aku menendang__ dua telur perkutut nya sayang " pada akhir Naura memberitahu nya, Ia sempat ragu-ragu tadi tapi kini dia akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata meskipun terbata-bata.

" sayang kenapa kamu diam saja ap__ apa aku salah, bukan kah itu tindakan yang salah " tanya Naura, dia binggung dengan reaksi suaminya yang hanya diam saja.

Adrian terpaku, matanya yang sebelumnya menyala api kemarahan kini membesar tanpa berkedip, seolah tidak percaya dengan apa yang dia denger dari istrinya. rahang nya yang mengeras kini mengendur.

" kamu menendang apa sayang " tanya Adrian dengan suara yang tertahan hampir tidak terdengar, tangan nya mengelus kepala istrinya.

" burung...perkutut nya sayang__ aku reflek menendangnya saat dia menyentuh ku__ aku takut jadi ak__aku...." jawab Naura dengan suara yang hampir berbisik, Ia menundukkan kepalanya.

Hening__

Adrian mengusap wajahnya, Ia mengulum senyum tipis menahan tawanya, tawa yang tadinya hanya hembusan nafas kini Adrian tertawa lepas hingga dia mengeluarkan sedikit air mata, Naura mengangkat kepalanya, melihat suaminya dengan tatapan bingung dan ada rasa lega karena reaksi Adrian yang seperti ini.

" sayang kenapa kamu tertawa_? tidak ada yang lucu " gerutu Naura, Ia mengerutkan keningnya memandang suaminya dengan binggung.

Hahaha__" aduh sayang, hahah__ tunggu sebentar " Adrian masih saja tertawa, membuat Naura semakin binggung. suasananya terasa lebih ringan dan canggung sekaligus, Adrian menarik nafas dalam-dalam berusaha keras untuk mengendalikan tawanya, Adrian berpegangan pada bahu Naura.

" maafkan kau, sayang " kata Adrian, suara nya serak sisa tawa yang masih terdengar, Ia menyeka sudut matanya.

" aku tidak menyangka, __ aku kira dia haya mendapatkan pukulan biasa, tapi ternyata dia_ kamu sungguh luar biasa, sayang " Adrian membawa Naura kepelukan nya yang erat, kali ini pelukan itu terasa bangga dan kagum dengan istrinya. bukan lagi amarah yang membara, Adrian menciumi puncak kepala istrinya berulang kali.

" jadi aku __ aku tidak salah " tanya Naura lagi untuk memastikan, Ia takut Adrian hanya bersikap manis untuk menenangkannya.

" tidak kamu tidak salah, itu adalah hal yang luar biasa_ itu namanya pembelaan diri, sayang jangan menyalahkan dirimu sendiri dia pantas mendapatkan itu, langsung dari tangan mu sendiri "

" tanpa aku yang harus turun tangan,_ ternyata istri ku sudah memberi pelajaran yang setimpal padanya, hampir saja aku melakukan hal yang bodoh " ucap Adrian sambil tersenyum lebar.

" itu akan membuatnya tidak bisa berjalan dengan tegak untuk beberapa waktu, sayang " lanjut Adrian, di barengi oleh tawa.

Naura memukul dada bidang Adrian pelen, sambil menekuk wajahnya namun tersirat tipis di bibir Naura dia mengulum senyum.

" jangan berbicara seperti itu_, aku benar-benar ketakutan karena dia menyentuh ku dia sana, rasanya menjijikkan ada bekas seseorang di tubuh ku " gerutu Naura.

" kamu hebat sayang, kamu berhasil melumpuhkan nya " kata Adrian dengan lembut dan menenangkan.

" jika kamu merasa sangat jijik,_ aku akan menghapus nya untuk mu bagaimana " ucap Adrian dengan senyum nakal di bibir nya. Naura yang melihat itu tersenyum malu, Ia mengerti apa yang di maksud suaminya itu, dengan rona merah di wajahnya Naura mengangguk pelan.

Adrian langsung tersenyum lebar, tanpa perkataan apa-apa lagi Adrian langsung mengecup lembut bibir Naura, menggerakkan nya sedikit, setelah beberapa saat kecupan nya turun ke leher jenjang Naura. kecupan-kecupan kecil itu berubah menjadi isapan lembut yang meninggalkan bekas kemerahan di sana.

Adrian berhenti lalu menatap wajah Naura dengan dalam, Ia tersenyum melihat Naura yang tak lagi merasa takut.

" aku akan menghapus semua jejak yang di tinggalkan si jelek itu pada mu, sayang " bisik Adrian suaranya serak namun menenangkan, suara beratnya bukan karena amarah melainkan karena gairah yang terpendam dan rasa memiliki yang begitu kuat.

" sayang, Naura _ buka mata mu " pinta Adrian dengan lembut.

Naura membuka matanya, mata Naura di penuhi oleh bayangan Adrian. terlihat sendu namun bercampur dengan rasa aman dari suaminya.

" kita kembali ke Villa " ucap Adrian dengan senyum tulus di sudut bibir nya. Naura mengangguk pelan, dan membalas senyum Adrian.

" kita lanjutkan di sana,_ aku akan menghapus semuanya malam ini tanpa ada lagi jejak si jelek itu di tubuh mu sayang " bisik Adrian, membuat Naura tersenyum lebar dan merona, tangannya reflek memukul bahu Adrian.

" jangan mengatakan hal yang memalukan " ucap Naura, dengan senyum malu-malu nya.

" Aduh__ tenyata pukulan istriku sangat menyakitkan ya,, hingga dia bisa menjatuhkan gajah sekalipun " Adrian terkekeh pelan menggoda Naura.

" Diam__ aku sedang tidak mood sayang " seru Naura.

" sayang __ "

" Hmm.. " gumam Adrian.

" sebenarnya aku bukan hanya menendangnya, __ aku juga mengigit pipinya, apa kamu liat tadi? " ungkap Naura.

Adrian terbelalak, matanya seketika melebar Ia memandang wajah Naura yang tampak tenang, Adrian tak bisa lagi berkata-kata, Adrian baru tahu ada sisi yang luar biasa dari Naura, sisi yang tak pernah di tunjukkan nya, dari wajahnya yang cantik dan pendiam ternyata istrinya sangat bar-bar jika menghadapi hal seperti ini.

ternyata ada sisi lain yang belum aku ketahui dari istri ku yang tampak pendiam dan kalem. ( bati Adrian)

" sayang_ kok diem " tanya Naura, Ia melihat wajah suaminya yang tampak terkejut.

" pasti itu sangat mengejutkan mu, _ karena aku berprilaku sangat bar-bar tidak mencerminkan seorang wanita pada umumnya " gumam Naura, Ia kembali ke posisi duduknya lalu memasang sabuk pengaman.

" iya memang ini sangat mengejutkan sayang, aku tidak menyangka kamu tidak hanya menendang nya tapi juga mengigit nya di pipi_ tapi itu hal yang bagus kamu lakukan, karena dia pantas menerima nya, __ jangan biarkan pria lain menyentuh mu sayang " ucap Adrian, Ia mencium ujung rambut Naura, lalu menatap istrinya sambil tersenyum lebar. Naura hanya diam dan mengabaikan kata-kata suaminya itu.

" kita kembali ya, aku sangat lelah sayang " pinta Naura.

" ya_ ayo kita kembali " jawab Adrian.

...***...

Sesampainya di Villa, Adrian membawa Naura yang terlelap di gendongan nya, dengan hati-hati Adrian membaringkan tubuh mungil istrinya di ranjang, lalu Ia menutup sebagian tubuh Naura dengan selimut sutra yang berwarna putih.

tangan Adrian membingkai wajah Naura yang terlihat polos dan damai, senyum tipis terukir di bibir nya.

" malam ini pasti nya sangat melelahkan untuk mu, Ra " gumam Adrian, dengan suara seraknya, Adrian tak mau membangun istrinya yang kelelahan itu.

" di masa depan aku tidak akan membiarkan ini terjadi pada mu, aku akan mengikat mu di sisi ku seumur hidup. hingga kamu tidak akan lepas dari genggaman ku sayang " bisik Adrian.