Terpaksa Menikahi Narapidana

Villa mewah itu kini menjadi sorotan pihak media. Dalam sekejap, semua yang ada di sana di sita oleh pihak kepolisian.

Banyak sekali ditemukan video-video dan juga alat-alat penyik-saan di sana. Ternyata, laki-laki yang selama ini bekerja sama dengan keluargaku Arman, adalah salah satu pemilik aplikasi por-no.

Ia sebagai pemilik, sekaligus pemain. Banyak sekali yang ingin menonton apalagi membeli video-video milik nya.

Meta termasuk salah satu nya. Namun ia menjadi wanita yang beruntung karena lebih dulu meminta bantuan pada keluarga nya. Sedangkan wanita lain nya, akan di paksa bekerja sampai ma-ti.

Pantas saja uang nya banyak. Banyak sekali gadis-gadis muda yang sudah masuk ke dalam perangkap nya. Mereka bekerja tanpa di gaji.

Termasuk Meta yang saat itu tidak tahu apapun tentang Arman yang bekerja sama dengan laki-laki gila itu.

"Ayah, Ibu. Sekarang rumah tangga ku hancur. Bagaimana aku bisa melihat dunia."

Huhuhu

Meta masih saja menangis di pangkuan sang Ibu. Sejak semalam ia terus saja mengigau. Badan nya pun panas dingin.

Keluarga Meta tak bisa berkutik. Mereka tidak bisa melaporkan Arman. Di tangan Arman masih ada video Meta. Dan Meta tidak mau malu jika video itu tersebar.

Orang tua Meta bahkan berbohong pada teman nya. Mereka mengatakan jika Meta ingin pisah baik-baik dengan sang suami.

"Sabar lah nak. Ayah akan mencari cara supaya Arman di hu-kum."

"Sayang. Kenapa kamu tidak meminta bantuan Airin? Bukan kah suami Airin dan juga Arman berselisih? Keluarga suami Airin lebih berkuasa daripada keluarga Arman."

Ibu nya Meta pun memberi solusi pada suami nya itu. Saat ini, Ayah nya Meta begitu pusing memikirkan cara agar anak nya mendapatkan keadilan.

"Tapi, apa Airin mau menolong kita? Selama ini, kita sudah banyak melakukan hal buruk pada nya."

"Tentu saja ia mau. Ini semua juga kesalahan nya. Seandainya ia tidak membawa Arman masuk ke keluarga kita, pasti lah Meta tidak di rayu oleh laki-laki breng-sek itu."

"Bu. Jangan menyalah kan Airin. Apa Ibu lupa? Meta yang merebut kekasih kakak nya. Kita bahkan mendukung kesalahan nya itu. Jadi, jangan salah kan Airin."

"Bela terus anak mu itu. Lihat sekarang, apa dia mau pulang hanya untuk melihat kita? Dia itu anak durhaka. Anak tak tahu diri. Sejak menikah dengan keluarga kaya, ia sama sekali tidak pernah menjenguk kita."

"Bu. Sudah lah. Jangan buat kepala ku tambah pusing. Meta sendiri yang nyari penyakit. Kenapa Airin yang kamu salahkan."

Ayah nya Meta dan Airin langsung pergi dari kamar anak kedua nya itu. Entah mengapa, ia seperti tidak suka saat istri kedua nya itu menjelekkan nama Airin.

Ia tahu betul jika selama ini bagaimana hubungan Airin dan Arman di rusak oleh putri kedua nya. Saat itu, ia pun mendukung.

"Airin. Jika kamu tidak sibuk, bolehkah kita bertemu?"

Sebuah pesan nekat di kirimkan Ayah nya. Laki-laki itu berharap Airin mau membalas pesan nya.

"Oke. Dimana? Asal jangan di rumah."

Ayah nya Airin tersenyum. Ia tahu anak nya tidak mungkin mengabaikan diri nya. Airin, walau bagaimanapun, adalah anak kandung nya.

"Di tempat kesukaan mu."

*****

Seharian Leo tidak tampak batang hidung nya. Airin terpaksa kemana-mana di temani oleh bodyguard wanita.

Apalagi saat ini, tugas nya sangat banyak. Ia benar-benar membuat perubahan di perusahaan itu.

Semua yang melakukan kejahatan, akan di tindak lanjuti oleh nya. Airin begitu tegas dan tak ingin memelihara pengkhianat di sana.

"Bu Airin. Lihat lah berita ini. Bukan kah itu keluarga anda?" Ucap sekretaris Airin. Sedikit banyak ia sudah tahu keluarga Airin.

"Kamu benar. Ada apa dengan mereka? Apa mereka buat masalah?"

"Masih belum jelas apa masalah nya. Kebetulan reporter nya adalah adik ku. Ia ada di lokasi saat kejadian."

Sekretaris nya Airin pun menceritakan apa yang terjadi di sana. Airin sedikit banyak tahu apa yang telah terjadi.

Melihat perusahaan Arman yang terancam bangkrut, pasti ia akan menjual sang istri pada orang lain.

Meta itu bodoh dan terlalu manja. Ia tidak bisa menghasilkan uang seperti Airin. Maka dari itu, Arman mencarikan solusi lain supaya Meta bisa jadi istri yang berguna.

"Sayang. Laboratorium tempat obat-obatan itu di buat telah di temukan. Di buku tamu, ditemukan nama Arman. Apa jangan-jangan ia pernah memberikan obat itu pada mu?"

Sebuah pesan dari Leo, membuat Airin sangat terkejut. Tapi, setelah di ingat-ingat, Airin sama sekali tidak pernah merasakan hal yang aneh ketika ia bersama dengan Arman.

Airin juga masih suci saat menikah dengan Leo. Sen-jata pamungkas milik Leo bisa menjadi saksi nya.

"Seperti nya bukan aku. Aku tidak pernah sedekat itu dengan nya walaupun kami berpacaran."

"Sayang. Apa kamu ingin menyenangkan aku?"

"Untuk apa aku berbohong, Suamiku tersayang. kamu lah bukti nya. Bukan nya selama ini kamu menguntit ku ketika aku berpacaran dengan Leo?"

"Dari mana kamu tahu? Aku... Aku..."

"Kenapa kamu tidak jujur, jika kamu juga memiliki perasaan terhadap ku."

"Istriku, nanti kita bahas."

Percakapan mereka di ponsel pun terhenti. Bukan tanpa alasan Airin mengatakan hal itu. Ia sempat menemukan ruang rahasia di dalam rumah mertuanya.

Di sana Airin menemukan banyak foto-foto dirinya. Entah berapa lama Leo menjadi pengagum rahasia nya. Airin sama sekali tidak tahu sama sekali.

Padahal ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan Leo sebelumnya. Ketika hari pertunangan Arman dan Meta, saat itu lah Airin baru tahu jika Arman memiliki seorang paman.

"Bu Airin, sebentar lagi kita akan rapat."

"Baik. Kali ini kita harus menang lagi. Kita ambil semua proyek. Jangan sisakan sedikit pun untuk musuh kita."

"Siap!"

Airin menuju ruang rapat. Kali ini ia akan mengambil semua klien-klien besar milik perusahaan nya Arman.

Tidak sulit bagi Airin melakukan hal itu. Karena dahulu, ia sudah pernah bertemu dan juga bekerja sama dengan mereka.

Saat tahu Airin sudah tidak bekerja lagi bersama dengan Arman, mereka juga meragukan perusahaan Arman untuk melanjutkan kembali kerjasama mereka.

Airin pun dengan pintarnya menghubungi mereka dan memberikan mereka pilihan. Pilih berada di pihaknya, atau masih tetap bekerja sama dengan pihak Arman.

Namun mereka cukup pintar. Kasus plagiat yang dilakukan oleh Meta telah menyebar. Hal itu membuat mereka ragu pada Arman dan tidak ingin lagi bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

Dan akhirnya, Arman pun di tinggalkan....