NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Orang yang ada di toilet

Bab 30

"Ini masih belum kita ketahui siapa pemenangnya! Ayo cepet, cowok sekolah sebelah katanya udah nunggu di restoran. " Kata Vivi, dia menyangkal bahwa Marina lebih cantik daripada dirinya, tapi dia juga tak bisa memendam rasa iri dengkinya ini.

Hana tersenyum lebar daritadi, karya di sampingnya ini benar-benar mahakarya yang sempurna dan tak boleh dirusak.

"Ayo Marina, " Kata Hana sambil menggandeng tangan Marina. Gadis itu pasrah digandeng, dia dibawa Vivi ke Restoran dekat lampu lalu lintas jalan.

"Oh itu mereka, hi guys!!! " Sapa Vivi melambaikan tangan ke atas.

Para siswa dari sekolah sebelah, yang isinya cuma laki-laki doang sedang menunggu ditempat duduk pojokan sana, salah satu dari mereka melambai.

"Sini guys!! " Katanya, melambai-lambai.

Golongan Vivi masuk ke restoran, mereka bergantian duduk, begitupun Marina seketika perhatian seluruh pusat para laki-laki yang awalnya memandang Vivi jadi berganti memandang Marina.

Dia juga berkata, "kita pesan apa? " Tanya Marina, dia melihat banyak orang yang menatapnya.

Contohnya, laki-laki yang duduk didepannya. Melihat Marina memakai dress pendek, dia mendekat apalagi riasan dan rambut half braid, kuncir kelabang ditengahnya saja sedangkan sisi kanan kirinya dibiarkan terlepas.

Mereka memandang Marina bergantian lalu sama-sama berbisik, "lihat gadis itu, cantik banget, dia tipe ku sih... "

"Sama, lihatlah dia, pegang buku menu serasa bangsawan, "

"Elegan sekali, namanya siapa ya? "

Vivi menahan kesal, banyak laki-laki yang malah memandang Marina daripada dirinya. Dia menggigit bibir dengan giginya sendiri.

"Kalian, mau pesan apa? " Tanya Vivi mengalihkan mata mereka agar mau melihatnya.

Para laki-laki langsung berbisik. "Kita samaan aja, "

"Kalau gak couple aja gimana? "

"Oh boleh tuh. " Seru teman perempuan Vivi, dia langsung merekomendasikan menu yang terbaik disini, tetapi mata tak bisa bohong, hati Vivi jadi bad mood rasanya melihat mereka terus-menerus tak bisa lepas dari Marina.

"Satu, dua, tiga, empat, jadi sembilan, "

"PELAYAN!!! " panggil teman perempuan Vivi, dia memanggil sang pelayan restoran dengan sekali teriakan. Pelayan langsung datang membawa nampan, lalu menunduj sopan.

"Ya kak, ada yang bisa dibantu? "

"Aku mau pesan, "

"French kiss double part nya dua, lalu humberger kalian mau? " Tawar teman Vivi pada mereka, Vivi bersedekap dada dia tak bisa kalao berminyak.

"Gak! Kalian aja, aku mana bisa makan yang banyak lemaknya gitu, " Ucap Vivi mengalihkan pandangan, temannya paham dan dia membuat beberapa tambahan menu lain yang mungkin bisa Vivi terima.

"Kamu Marina mau pesan apa? " Tanya Hana pelan.

Barisan laki-laki langsung bahagia, "oh jadi namanya Marina... "

"Namanya cantik banget, kayak orangnya, "

Marina menoleh, lalu tersenyum kecil. "Aku samakan seperti kalian saja. "

Teman nya Vivi langsung mengangguk, "jadi kamu mau humberger? "

Marina mengangguk, "boleh."

"Oke kalau begitu mbak pelayan, kita pesen humberger 8 ya, sama double stick es cream juga, "

"Baik, "

"Loh kok cuma delapan? "

"Iya kan Vivi gak mau, " Jawab perempuan itu, menjawab pertanyaan laki-laki di depannya.

"Bukan begitu, ada satu lagi temen kita yang belum datang, dia masih di toilet. " Ucap mereka, semua perempuan langsung terkejut.

Pelayan jadi garuk-garuk kepala sendiri.

Perempuan itu menggeleng cepat, "temen kalian suka yang berlemak kan kayak kalian? "

"Dia suka apa aja tuh, "

"Ya sudah, mbak pelayan kami mau tambah lagi ya, satu lagi buat temen kita, makanannya masih sama. "

"Baik kak, silakan ditunggu ya... "

Perempuan itu mengangguk. Mereka membiarkan pelayan pergi menyampaikan pesanan mereka pada koki restoran, kini mereka berbincang-bincang bahkan ada yang bertanya soal Marina.

"Itu yang di dekatmu udah punya pacar belum? "

"Eh? Temen aku ini? " Tanya Hana, dia menawarkan kedua bahu gadis itu tanpa seizinnya, Marina terkejut, dia menatap tajam para lelaki tapi mereka tak merasakan ancaman sekalipun.

Hana berbisik pada mereka, "dia jomblo kok tenang aja... "

"Hana."

"Eh i-iya kan bener? " Tanya Hana memastikan, Marina menghela nafas pelan dia sebenarnya tak mau ikut gini-ginian, walau ditraktir sekalipun, tapi tetap saja bila tantangan menyangkut uang hasil jerih payahnya, siapa yang mau kalah?

"Kamu Marina kan? Cantik banget kamu, mau gak jadi pacar ku? "

"Aku lagi senggang nih, lama gak dapet pacar, "

Teman disebelahnya langsung nyikut, "ya iyalah kan kau itu... Playboy, sering nyakitin cewek lu setiap hari, ya mesti aja mereka kabur. "

"Enak aja lo ngomong, jadi temen harusnya bersyukur punya gue. "

"Kagak ah, bau cumi gitu... "

"Ihhh!! "

Marina diam saja melihat interaksi mereka semua, bahkan dia tak tertarik dengan godaan yang dilontarkan lelaki itu, dia melihat ke jam tangan miliknya, dia melihat ke kanan dan ke kiri.

Teman perempuan Vivi penasaran, siapa yang belum datang di antara para laki-laki di depannya ini?

"Hei, temen kalian mana kok belum datang-datang? "

"Dia boker? "

"Gak tau tuh, gak usah ditunggu nanti datang juga, " Kata mereka membuat para perempuan bosan.

Dua teman Vivi saling berbisik, "ada yang tertarik dengan mereka? "

"Bleh- gak sama sekali, muka pas-pasan gitu. Cuma kita yang effort muka disini, mereka gak sama sekali, "

"Vivi ini gimana sih, seharusnya ngajak cowok-cowok yang ganteng juga gak boring gini, "

"Bener tuh, salahmu Vi, "

Vivi menunjuk diri sendiri, "kenapa aku coba? "

"Ya bisa aja kan? "

"Ya! Ga becus cari pasangan kencan! Gimana sih... " Bisik temannya menyalahkan, Vivi memutar bola mata malas. "Ya udah pulang aja... "

"Eh jangan, udah pesen makanan masa mau pulang, "

"Iya bener tuh! "

"Masa mau pulang!! "

Vivi menyerah, dia angkat tangan saja dengan dua temannya ini.

"Oh itu dia datang, "

"Siapa? "

"Temen kita yang tadi kita bilang masih ke toilet. "

"Siapa emang? Dimana dia? "

Seru beberapa perempuan penasaran, tentu Vivi dan Hana juga, tapi tidak dengan Marina dia menguap kecil karena membaca tulisan menu yang hurufnya kecil-kecil.

"Na... Na... Marina... Lihat dia... "

"Ganteng banget... "

"Temenmu ganteng banget~"

"Halo guys~"

"Kamu tampan sekali mas... "

Kata para perempuan, mereka langsung memasang rona wajah memerah melihat kedatangan seorang remaja laki-laki yang katanya baru dari toilet, dan dia baru saja datang.

"E-emang ganteng sih, heh tapi kan kita juga ganteng-ganteng!!! " Seru para cowok, tapi gak ada yang tertarik.

Sedangkan mereka tertarik yang baru datang itu, memang kualitasnya jauh diluar nalar. Hana saja sampai ikut rona memerah pipinya, dia mengedip mata malu-malu.

Lelaki didepannya adalah tipe pasangan yang Hana inginkan, wajah kecil, rambut berantakan tapi tetap rapi dimata para perempuan, juga sekaligus urat-urat tangannya yang sangat menonjol.

"Nama kamu siapa mas... "

"Iya! Kamu punya pacar belum!! "

Para cowok langsung melongo, padahal ada mereka kenapa gak ditanya juga?

Tangan laki-laki itu menyentuh meja, didepan kedua mata Marina yang saat itu sedang fokus meneliti tulisan buku menu. Hana yang melihat Marina tak menggubrisnya, segera disaut buku menu itu.

"HANA! "

"KAU-"

"Lihat deh! "

"Deg-"

Marina langsung terdiam, Hana tersenyum sendiri. Kala laki-laki tampan itu duduk di kursinya, Hana ikut duduk tapi Marina masih berdiri saja.

"Yang ini boleh buat aku ya Marina, kan kamu ada Gevan, hehe... "

"Tidak... Tidak-" Marina mengambil garpu yang sudah ada di atas meja begitu saja dan dia naik ke atas meja, dia arahkan garpu itu ke kedua mata laki-laki tampan.

"Siapa kau, "

"Apa kau juga bagian dari mereka? "

Jam di atas kepalanya menunjukkan.

0 day 0 hours 0 second.

'Seharusnya dia sudah mati, '

"MARINA!! "

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!