NovelToon NovelToon
MY BODYGUARD

MY BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.

Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.


Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30_Kenapa Sulit Digapai?

"Balikin Ray"

" Enggak." Tolaknya membuat pria itu kembali mengesah.

" Ray,"

" Bentar. Pengen liat doang kok. Aku penasaran tau!" Jawab perempuan berambut sebahu. Tangannya terus membalikkan setiap kertas yang berisikan coretan tinta hitam di dalamnya.

" Raya!" Kali ini dia terdiam. Buku yang ada di tangannya di tarik paksa oleh si pemiliknya " Lo ngerti bahasa manusia nggak sih? Kan udah gue bilang balikin. Ya balikin!"

" Lo tuh lancang. Tiba tiba dateng terus rebut buku ini dari tangan gue. Dimana etika lo? Dasar nggak sopan!" Tanpa Key sadari dia menaikkan nada suaranya. Membuat Raya memejamkan matanya erat.

" Ngapain juga lo kesini? Ada perlu apa huh? Jangan ganggu gue. Sana pergi ke teman teman lo!" Ucapnya kembali mengusir Raya dari sisinya.

" PERGI!" Raya terperanjat kaget saat Key berteriak kencang di hadapannya. Kakinya beringsut mundur saat mata Tajam milik Key menatapnya dengan tatapan menghunusnya.

Bugh

Satu pukulan telak mendarat tepat pada rahang kokoh milik Key membuat tubuhnya limbung dan tersungkur ke belekang.

" Berani sekali lo teriak kaya gitu ke Raya!" Sekali lagi pukulan telak kembali Key terima saat Key ingin bangkit.

" Dan jika itu terjadi lagi, gue nggak akan segan segan mengubur Lo hidup hidup!!" Key terkekeh. Satu tangannya  dia jadikan sebagai tumpuan tubuhnya yang kembali tersungkur. Ibu jari tangan yang lainnya menyeka darah yang merembes dari hidungnya yang terluka.

" DASAR BRENGSEK!" Shaka ingin kembali melayangkan kepalan tangannya pada wajah key yang sedang tersenyum sinis padanya. Tapi Ian dan Mike yang baru saja tiba langsung menahan pergerakannya.

" Lepas. Lepasin gue. Gue mau habisin dia!" Shaka berontak. Dia berusaha melepaskan diri dari kedua temannya itu.

" Ka Sabar Ka, Lo harus ingat ini di kampus!!" Ucap Mike mengingatkan.

"  Gue nggak peduli. Cepat lepasin gue. Gue mau habisin dia!" Shaka kembali dibuat berang dengan Key yang terkekeh menertawakannya. Kakinya mulai bergerak bangkit dari posisinya.

Key menatap Raya sekilas. Dapat terlihat dengan jelas ada rasa takut yang Key dapat dari sorot matanya

" Udah gue ingetin sama lo buat pergi dari sini. Tapi Lo malah pura pura tuli. Gimana puas lo sekarang?"Tanya nya pada Raya " Ini semua salah lo, tapi kenapa harus gue yang menanggung resikonya? Apa yang lo mau dari gue Ray? Setelah mengabaikan gue dan sekarang lo so dekat lagi sama gue. Dan lo bakal ninggalin gue lagi kan nantinya? Lo pengen gue menderita ya?"

" Lo ngomong apaan sih, Raya bukan orang yang seperti itu ya!" Hana, dia merangkul bahu Raya membawanya lebih dekat padanya.

" Jaga ucapan lo itu key. Apa lo nggak ingat siapa yang nolongin Lo saat semua mata memandang lo remeh?" Kini Meli ikut angkat bicara. Dia merasa tidak terima saat sahabatnya di perlakukan seperti itu.

" Tanpa kalian ingatkan pun gue selalu mengingatnya!" Jawab Key.

" Terus kenapa lo kasar sama Raya? Sampe teriak-teriak kaya tadi, emang Raya bikin kesalahan yang fatal?"

" Itu memang kenyataannya!" Balas Key membuat Meli terdiam " Dia datang tiba tiba terus ngambil buku milik gue. Bahkan gue udah memintanya dengan baik baik tapi dia nggak dengerin omongan gue. Itu salahnya sendiri kenapa dia memancing emosi gue?!"

" Maaf," Cicit Raya pelan.

" Maaf lo itu nggak akan bisa memperbaiki keadaan. Dan sekarang gue tau, kalau lo nggak sebaik yang gue kira. Penilaian gue tentang lo selama ini salah besar."

" Key maaf, gue cuma...."

" Cuma apa? Pengen bikin hidup gue lebih menderita lagi kan?" Ucap Key memotong perkataan Raya " seharusnya dulu gue nggak ngizinin lo buat masuk kedalam kehidupan gue. Tapi bodohnya gue karena sikap manis yang selama ini menjadi topeng lo itu mampu membuat hati gue yakin jika lo itu baik dan beda dari yang lain. Tapi sekarang, gue sadar Ray, Lo nggak sebaik yang gue kira. Lo sama seperti mereka!"

" Nggak key," Raya menggelengkan kepala. Menahan pergelangan tangan Key yang hendak pergi meninggalkan taman kampus " Maaf. Maafin gue. Gue nggak seperti apa yang barusan lo katakan. Gue tulus pengen temenan sama lo. Mau Lo kaya dulu ataupun seperti yang sekarang bagi gua itu sama aja."

" Sudahlah. Gue udah lelah dengan drama ini. Lagi pula Seharusnya gue ngucapin terimakasih sama lo, karena lo gue bisa tau mana teman yang baik dan mana mana yang pura-pura baik. Dan semuanya palsu, palsu. Nggak ada sebuah pertemanan yang benar-benar tulus."

" Dan ingat," Key memutar kembali tumitnya menghadap Raya yang sedang menatapnya dengan tatapan berkaca kaca " Lo nggak perlu mengasihani gue lagi karena gue nggak butuh teman kaya lo!"

" Key,"

" Enggak. Sebelum lo maafin gue!"

" Lepasin Ray. Jangan merendahkan harga diri lo!" Meli berusaha menarik tangan Raya yang mencekal tangan Key.

" Enggak Mel enggak. Ini memang salah gue. Gue yang merebut buku Key dan Membuatnya marah seperti ini. Maaf. Maafin gue. Gue  gak bermaksud seperti itu sama lo key!"

" Lepas!"

"LEPASIN RAYA!"

" CUKUP!" Raya berteriak kencang dengan air mata yang lolos dari sudut matanya saat Shaka ingin kembali melayangkan kepalan tangannya pada Key yang kembali teriak pada Raya.

Shaka menggantungkan kepalan tangannya di udara. Matanya menatap Raya kecewa, Raya memintanya untuk tidak melanjutkan aksinya.

" Jangan pernah muncul di hadapan gue lagi." Tangan Raya terhempas kasar bertepatan dengan kalimat Terakhir yang key katakan padanya. Pria itu melenggang pergi, tanpa melihatnya kembali.

Raya menatap punggung lebar milik key yang semakin jauh dari penglihatannya. Raya tidak bermaksud seperti itu, justru Raya ingin lebih dekat dengan Pria yang selalu menjaga jarak dengannya itu. Tapi, kenapa keadaannya seperti ini?

" Ray?" Shaka menangkup wajah Raya dengan kedua tangannya. Matanya menelisik setiap sudut tubuh Raya, takut jika ada yang terluka.

" Apa ada yang sakit?" Raya kembali terdiam. Dia enggan untuk menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan Shaka yang sedang cemas padanya.

" Ray," Shaka meremas sedikit kuat bahu Raya. Membuat mata pria itu bertemu dengan matanya " Apa ada yang sakit?" Tanyanya lagi.

Bibir Raya masih mengatup. Matanya masih menatap dalam manik hitam legam Shaka " nggak ada yang luka, tapi dada aku sakit!" Tuturnya .

" Kenapa?" Tanya Raya meminta penjelasan.

" Kamu tenang aja. Semuanya akan baik baik saja. Kamu jangan pikirkan perkataannya!" Shaka menyelipkan anak rambut milik Raya ke belakang telinganya.

" Iya Ray. Kamu nggak usah pikirkan perkataan Key. Dia lagi Emosi mangkanya dia nggak bisa mengontrol dan tak sadar apa yang dia katakan!" Ucap Mike.

" Emang Buku apa sih yang lo rebut? Sampe si key marah kaya tadi!" Tanya Ian penasaran.

" Binder. Seperti buku harian."

" Maksudmu Diary?" Raya mengangguk " Astaga Ray, pantes aja dia marah!"

" Tapi gue nggak baca satu katapun. Gue cuma  membukanya asal dan melihat melihatnya sekilas!" Jelas Raya.

" Sudah. Sudah cukup untuk menyalahkan dirimu sendiri Ray. Jangan kamu masukkan perkataan key kedalam hatimu. Aku tau ini cuma salah paham!"

" Tapi bener kamu nggak ada yang luka?" Tanya Shaka kembali memastikan.

Raya menggeleng pelan "Bahkan dadaku tak sesakit tadi."

Jawaban dari Raya membuat kedua sudut bibir Shaka membuat sebuah lengkungan. Rasa cemasnya terlihat sedikit berkurang " Syukurlah jika kamu baik baik saja. Aku hanya takut jika terjadi sesuatu pada mu Ray!" Shaka membawa Raya kedalam pelukannya membuat Raya terdiam di posisinya. Tangannya masih ragu untuk membalas pelukan itu. Meli, Ian, Mike dan Hana hanya bisa saling melirik. Memutar bola mata malas karena menjadi penonton.

" Nggak gue sangka jika dia bisa menjadi Aktor di dunia nyata. Sepertinya dia sangat berbakat di dunia perfilman. Mungkin lain kali gue akan menyarankan dia untuk terjun ke dunia entertainment. Wahhh aktingnya patut untuk di acungi jempol. Nggak salah gue menjadikannya sekutu!" Pria itu tersenyum sinis. Berdiri disalah satu tiang penyangga lorong kampus yang menghadap ke taman dengan kedua tangan yang dia masukkan kedalam sakunya. Dia sangat menikmatinya, menikmati tontonan yang memanjakan matanya.

1
Juprianto
Karyanya bagus cm kurang seru dan panjang thooor/Smile/
Juna: makasih udah mau mampir, masih proses menuju konflik nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!