Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Siang harinya, setelah selesai meeting menggunakan conference call, Ethan kembali ke ruang interview, dia duduk di tempat sebelumnya dia duduk dan tangannya merogoh ke bawah meja, “klek,” dia menarik keluar sebuah pistol berperedam dan langsung memasukkan nya ke dalam jas nya, setelah itu dia bersandar di kursi dan menghela nafas,
“Huuufff, hari ini benar benar melelahkan (berpikir) ternyata waktu di pesta itu ada yang mengambil foto kita dan menyebarkannya, aku tidak mungkin bertanya kepada Elena mengenai foto itu dan tidak mungkin juga memberitahu dia kalau adiknya datang kemari,” ujar Ethan dalam hati.
Ethan sempat terdiam sejenak merenungi semua yang terjadi pagi ini, baginya kejadian di lobi dengan Katie dan di ruang interview, tempatnya berada sekarang dengan Clara, membuat dia kesal karena merasa terganggu. “Driiiing,” tiba tiba telepon nya berbunyi, Ethan melihat layar smartphone nya, Valerie, marketing real estate yang mengurus pembelian rumah dirinya dan Elena, menelpon nya,
“Halo,” sapa Ethan.
“Siang pak Ethan, saya mau beri informasi, karena developer rumah yang anda beli adalah kantor kami dan karena anda sudah membantu kantor mengekspose pucuk dari kegiatan pak Steven yang ternyata sangat merugikan kantor kami, direktur kami memberi ijin agar anda dan istri anda bisa masuk ke rumah terlebih dahulu walau belum transaksi dan kami beri diskon 20% dari total harga, saya sudah info ke ibu Elena juga, kapan anda bisa mengambil kunci di kantor kami ?” tanya Valerie.
“Hmm, jadi maksudnya saya bisa pakai rumahnya terlebih dulu walau surat surat nya belum selesai, begitu kan ?” tanya Ethan.
“Benar sekali pak, pembayaran bapak dan ibu sudah masuk ke kita sebesar 80%, sisa 20% nya bisa nanti setelah transaksi dan sekarang anda bisa masuk ke rumahnya terlebih dahulu,” ujar Valerie.
“Ok, di kantor kalian ada jasa design interior ?” tanya Ethan.
“Maaf sekali pak, kita konstruksi dan developer, kita tidak ada design interior, yang pak Steven katakan tidak benar, maaf sekali pak, tapi kalau mau saya bantu, saya bisa bantu carikan perusahaan yang cocok dengan anda,” jawab Valerie.
“Hmm nanti saya bicarakan dulu ya, terima kasih atas informasinya,” ujar Ethan.
Tiba tiba, “dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Ethan, dia langsung membacanya, pesan itu dari Elena yang mengatakan kalau dia yang akan mengambil kuncinya hari ini juga dan sekarang sedang dalam perjalanan.
“Oh...maaf pak Ethan, bu Elena menelpon saya, nanti tolong kabari ya pak, selamat siang,” ujar Valerie.
Telepon pun di tutup, Ethan kembali melihat smartphone nya dan dia tersenyum, kemudian dia berdiri, membalas pesan Elena dan berjalan keluar dari ruangan, masalah yang terjadi di pagi hari langsung lenyap dari pikirannya. Setelah keluar dari ruang interview, Ethan meregangkan tubuhnya, dia menyadari sesuatu kalau kejadian tadi pagi tidak mempengaruhi dirinya sama sekali.
Katie, Lauren dan Jake yang sebelumnya menjadi pusat hidupnya karena dia mencintai dan menyayangi mereka, sekarang menjadi orang yang pernah dia kenal dan tidak relevan sama sekali dalam hidupnya, sekarang dia membangun hidup bersama seseorang yang melihat dirinya, bukan apa yang bisa di berikan oleh dirinya, sedangkan Clara sama sekali tidak mempengaruhi dirinya sama sekali, Ethan terlihat lega dan rileks,
“Haaaaah....ke bengkel aja kali ya....hmm....ke gym aja deh, habis itu jemput Elena, sekarang pulang dulu ambil peralatan,” ujar Ethan dalam hati.
******
Satu jam setelahnya, “terima kasih bu,” Valerie yang mengantar Elena keluar dari kantor nya melambaikan tangannya. Elena yang sudah mengenakan pakaian perawat nya, membalas melambai kemudian berjalan sambil melihat satu set kunci di tangannya,
“Hehe...akhirnya kita bisa bersama sekarang, tadi kata Val dia mau bantu mencari perusahaan design nya kan, dia sudah bilang sama Ethan, aku kasih kunci serep buat dia,” ujar Elena tersenyum.
Dia berjalan ke mobilnya, Piere membukakan pintu belakangnya dan Elena langsung masuk ke dalam. Setelah Piere masuk ke kursi pengemudi,
“Kita langsung ke rumah sakit bu ?” tanya Piere.
“Hmm aku tidak ada shift hari ini, kita ke gym aja, aku mau berolah raga selama satu jam, tapi jangan tunggu aku, langsung kembali ke kantor,” jawab Elena.
“Baik bu,” balas Piere.
Elena membuka jok belakangnya dan menarik keluar tas olah raganya dari bagasi, kemudian dia memasukkan kunci nya ke dalam tas olah raganya dan menutup kembali jok nya. Karena lokasi kantor real estate tempat Valerie bekerja dekat dengan gym langganan nya, hanya dalam waktu 10 menit, Elena sudah sampai. Dia turun membawa tas nya dan berjalan masuk ke dalam gym. Begitu masuk, dia melihat banyak anggota gym yang berkumpul di satu tempat seperti sedang melihat sesuatu, beberapa dari mereka malah mengeluarkan smartphone dan terlihat seperti sedang merekam.
“Ada apa ?” tanyanya dalam hati.
Dia langsung masuk ke dalam gym tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu dan menerobos para anggota gym yang berkumpul. Ketika sampai di depan, matanya membulat melihat Ethan yang berada di palang ganda, kedua tangannya naik memegang dua sisi palang dan tubuhnya terangkat ke atas, namun dia tidak melakukan pull up melainkan kakinya lurus ke depan dan hanya dengan kedua lengannya dia berpindah ke kanan dan kiri juga maju dan mundur seperti sedang senam.
“A..apa ?” tanya Elena kaget kemudian dia menoleh melihat sekelilingnya, ternyata yang di lihat oleh para anggota gym adalah Ethan dan dia mendengar bisik bisik di sekitar nya.
“Wow...cowo itu keren banget ya, otot otot nya bagus,” ujar seorang anggota gym wanita sambil bisik bisik.
“Iya, aku minta nomor teleponnya ah abis ini,” balas teman nya.
Elena langsung berbalik dan berjalan ke ruang loker, beberapa saat kemudian dia keluar dari ruang loker dan “swoooosh,” tiba tiba dia hilang. “Buaaaak,” “huuuf,” tiba tiba Elena muncul duduk bersila di kedua kaki Ethan yang terjulur lurus ke depan sambil melayang, tentu saja Ethan menjadi kaget dan wajahnya memerah karena menahan berat Elena dengan kedua kaki nya.
“E....Elena ?” tanya Ethan kaget.
“Hehe ikutan ya, sori,” jawab Elena sambil memegang dua palang di kanan dan kirinya.
Elena menopang dirinya dan mengangkat dirinya lurus vertikal ke atas kemudian dia melakukan push up dengan posisi terbalik dengan wajahnya tepat di atas wajah Ethan. Tentu saja Ethan tersenyum,
“Kamu....kemari juga ?” tanya Ethan.
“I...iya, aku pikir aku perlu gerak,” jawab Elena.
“Aku baru mau selesai dan menjemput mu,” balas Ethan.
“Hehe ga usah jemput lagi kan sekarang,” balas Elena.
“Ok, awas, aku juga mau naik,” balas Ethan.
Elena bergeser berjalan menggunakan kedua lengannya dengan kaki lurus ke atas secara vertikal, “hup,” Ethan pun naik ke atas dan berputar agar wajahnya menghadap Elena, keduanya melakukan push up secara vertikal di atas palang ganda dan memukau para anggota yang melihat mereka. Lima menit kemudian, keduanya bersalto turun ke bawah dan mendarat sempurna. Setelah itu, keduanya duduk di kursi bersebelahan,
“Kamu kok kemari ?” tanya Elena.
“Aku ingin melepaskan sesuatu aja, oh ya aku buat anggota hari ini, jadi sekarang aku sudah resmi menjadi anggota gym ini,” jawab Ethan sambil memperlihatkan kartu anggota nya dan mengelap keringat nya.
“Oh...bagus dong, kita jadi bisa sama sama (aaaaaah....jadi mau kan, gimana nih),” ujar Elena.
“Lena,”
Elena menoleh ke belakang, dia melihat Jessica yang mengenakan pakaian olah raga dengan lengan yang kekar sedang berdiri bertolak pinggang di belakangnya sambil tersenyum,
“Halo Jess,” ujar Elena.
“Wah sekarang rajin ya berduaan sama tunangan (menoleh ke Ethan) halo tuan tunangan, boleh kenalan ?” tanya Jessica sambil menjulurkan tangannya kepada Ethan.
“Dia teman ku Jessica, dia perawat dan fisiologi, dia istri Oscar,” Elena memperkenalkan Jessica kepada Ethan.
“Oh salam kenal, Oscar nya mana ?” tanya Ethan.
“Dia sedang pulang ke kota nya, ayahnya sakit makanya aku ambil libur seminggu untuk mengurus tempat ini membantu dia (menoleh melihat Elena) udah denger soal Chloe belom Lena, tadi heboh kan ?” jawab Jessica.
“Huh...belom, emang kenapa Chloe ? (oh aku tadi ke kantor dan memang hari ini aku libur dari rs),” tanya Elena.
“Dia sementara di rumah kan, suaminya memergoki dia selingkuh sama Juan, di rumahnya lagi, Kevin memberikan bukti bukti nya ke HRD tadi pagi, langsung deh Chloe di panggil dan di rumah kan,” jawab Jessica.
“Hah...Juan yang di farmasi ?” tanya Elena.
“Yap, menurut Kevin suaminya, dia sudah selingkuh selama hampir empat bulan sama Juan dan sekarang HRD sedang memeriksa keduanya karena banyak foto yang menunjukkan mereka pakai kamar rawat inap, laboratorium dan tangga darurat buat begitu, Kemarin sebelum di sergap, Kevin sempat membuat beberapa foto terlebih dahulu, lalu dia juga dapat bukti dari smartphone Chloe yang kemarin memohon supaya tidak di ceraikan setelah di sergap dan mengaku salah dengan memberikan smartphone nya pada Kevin,” jawab Jessica.
“Haaah...payah banget sih Chloe, udah di bilangin juga,” tanya Elena.
“Tapi kayaknya Kevin janji tidak menceraikan dia, kalau dia keluar dari pekerjaan nya dan berubah total, Kevin menghubungi HRD bukan untuk menghukum Chloe, tapi dia mau menghancurkan Juan karena ternyata Juan sudah menikah juga dan istri juga anak nya tidak tahu apa apa, dia juga kirim bukti ke istri nya Juan,” balas Jessica.
"Hmmm gitu ya, kok kamu tahu ?” tanya Elena.
“Kevin cerita semuanya sama Oscar dari sore sampai malam, mereka kan temenan, menurut Oscar dia beneran hancur dan marah besar sama Chloe, tapi ya gitu deh, dia ga bisa kehilangan Chloe walau Oscar menyuruh dia menceraikan Chloe,” jawab Jessica.
“Haaaaah...kepercayaan sudah hancur masih mau bertahan, butuh waktu sangat lama untuk memperbaiki nya, pernikahan tanpa rasa saling percaya satu sama lain sama saja dengan tidak menikah,” celetuk Ethan santai.
Elena langsung menoleh melihat Ethan yang sedang mengelap wajahnya, dia langsung berbalik memegang tangan Ethan yang berada di paha nya karena dia tahu kalau Ethan mengalami hal yang sama seperti Kevin dan mengerti karena dia juga mengalami hal yang sama. Kemudian dia memberi kode pada Jessica agar tidak meneruskan lagi. Jessica membalas menggunakan isyarat tangannya untuk mengatakan "ok" kepada Elena.