NovelToon NovelToon
Beauty To Crystal

Beauty To Crystal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reenie

Di atas kertas, mereka sekelas.
Di dunia nyata, mereka tak pernah benar-benar berada di tempat yang sama.

Di sekolah, nama Elvareon dikenal hampir semua orang. Ketua OSIS yang pintar, rapi, dan selalu terlihat tenang. Tak banyak yang tahu, hidupnya berjalan di antara angka-angka nilai dan tekanan realitas yang jarang ia tunjukkan.

Achazia, murid pindahan dengan reputasi tenang dan jarak yang otomatis tercipta di sekelilingnya. Semua serba cukup, semua terlihat rapi. Tetapi tidak semua hal bisa dibeli, termasuk perasaan bahwa ia benar-benar diterima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Beda dunia, sama rasa

Langit di kota mereka kini berbeda warna. Satu dihiasi bayangan gedung rumah sakit tinggi, satu lagi oleh studio dengan lampu sorot besar, satu dibalut laboratorium senyap, dan satu lagi oleh aroma bahan kimia yang tajam. Tapi di antara semua perbedaan itu, satu hal tetap sama rasa yang tumbuh di hati mereka.

St. Aurelius University – Elvareon

Elvareon menyeka keringat di dahinya. Jam praktik anatomi belum berakhir, namun pikirannya sudah kelelahan. Mayat di meja praktik tak lagi tampak menyeramkan, melainkan menggambarkan beratnya tanggung jawab yang kelak akan ia emban.

Hari itu ia diminta menjelaskan fungsi sistem limfatik kepada kelompoknya. Ia berhasil, tapi bukan tanpa rasa gugup. Setelah kelas selesai, ia berjalan ke taman belakang kampus dan membuka ponselnya. Ada notifikasi dari Group: Masa SMA Paling Chaos 🌀.

Achazia: Hari ini aku berhasil riasin senior kampus buat sesi pemotretan 😳

Brianna: Wah keren banget, Za! Aku masih pusing sama rumus dosis obat 😫

Kaivan: Bri, tenang... nanti juga hafal.

Elvareon: Kalian bikin aku senyum di tengah dunia yang sibuk ini.

Elvareon menatap pesan itu lama. Dunia ini memang keras, tapi rasa hangat itu… masih ada.

Elvareon lalu memasukkan ponsel ke sakunya. Hari ini hanya satu praktikum. Pergi pagi dan pulang siang. Saat ingin berjalan pulang, Arvin menghampiri Elvareon

"Hei," panggilnya

Elvareon menoleh

"Kau tidak ke perpustakaan? Bukannya kau bilang kau suka?" tanya Arvin

"Iya tapi aku ingin istirahat. Seminggu ini, kelas terasa melelahkan. Bahkan praktikum tadi saja aku rasa lelah," ucap Elvareon

"Aku bosan bro, Mommy aku lagi ada kerjaannya di kantor jadi belum bisa jemput aku," ucapnya

"Oh, bagaimana kalau kau menunggu di asramaku?" tawar Elvareon

"Boleh emang bawa teman masuk asrama?"

"Boleh-boleh saja asal jangan ribut," ucapnya

Arvin lalu setuju dan mereka berjalan ke asrama Elvareon. Asrama itu luas dan kamar Elvareon juga lumayan luas. Kamar mandi dalam, beja belajar, kasur, lemari, bahkan peralatan memasak juga ada.

"Bagus bener nih asrama," ucap Arvin

"Iya. Aku juga tidak menyangka akan mendapatkan tempat tinggalku seperti ini selama kuliah," ucapnya sambil tersenyum

Arvin hanya mengangguk. Bagi Arvin itu hal biasa karena dia dari keluarga terpandang. Berbeda dengan Elvareon. Jadi Arvin menganggap wajar jika Elvareon menganggap asrama ini mewah.

Saat Elvareon memperhatikan kamarnya, dia melihat ada bingkai foto diatas meja belajarnya. Foto itu lengkap dengan keluarga. Ayah, Ibu dan Elvareon ditengah sedang memegang piala nya SMA.

"Ini orang tuamu?" tanya Arvin dia merasa sedih

"Iya, kenapa?"

"Kau masih punya ayah?" tanya Arvin

"Iya. Itu ayah dan ibuku. Kenapa wajahmu murung?" tanya Elvareon

"Aku...- tidak. Aku tidak ingin menceritakannya,"

"Hah? Kenapa? Cerita saja. Laki-laki juga berhak cerita bukan?" ucap Elvareon

Arvin memegang bingkai foto itu. Foto yang selalu diinginkannya ada di meja belajarnya. Ternyata dia iri kepada Elvareon. Dia masih memiliki keluarga lengkap walau dia bukan dari keluarga terpandang. Tidak seperti Arvin, anak orang kaya tapi apalah daya keluarga tak lengkap.

"Ada apa? Kenapa kau termenung?" tanya Elvareon

"Papa dan Mommy aku bercerai saat aku kecil. Papa ku selingkuh," ucapnya

Mata Elvareon terbelalak

"Aku punya kakak perempuan. Saat kakak ku meranjak ke SMA, aku masih kelas 6 SD. Papa ku membawa perempuan lain ke rumah dan aku mengetahuinya. Aku melapor ke mommy. Awalnya mommy ku tidak percaya tapi aku menyuruhnya melihat CCTV dan benar saja papa ku selingkuh." Ucapnya

Elvareon menunggu cerita selanjutnya

"Disitu mommy aku marah besar kepada papa aku. Tepat saat kakak perempuanku pulang sekolah, dia melihat kekacauan dan tidak percaya kalau papaku selingkuh. Kakak ku sangat mencintai papaku. Papa adalah cinta pertamanya kakak sekaligus cinta terakhirnya kakak."

Arvin menahan air matanya sambil memegangi foto itu

"Hari berikutnya, mommy memutuskan untuk bercerai. Aku langsung berpihak pada mommy dan memilih untuk meninggalkan papa. Berbeda dengan kakakku. Dia sangat mencintai papa. Wajar karena dia anak perempuan. Jadi semenjak hari itu kami berpisah. Aku pergi sama mommy ke rumah orang tuanya sementara papa dibiarkan tinggal sendiri dirumah itu."

"Lalu kakak mu?" tanya Elvareon

Air mata Kaivan mulai jatuh

"Kakak ku dibunuh sama selingkuhan papaku didepan mataku. Itu kejadiannya saat sudah bercerai. Kakak sudah kuliah, saat libur kuliah kakak memutuskan untuk menemui papa dirumah lama dan kakak mengajakku. Kami lalu pergi dan saat kakak mengetuk pintu, selingkuhan papaku yang membuka dan kakakku langsung ditusuk dengan pisah oleh selingkuhan papaku"

Elvareon termenung, "hah?" ucapnya tak percaya

"Ternyata semenjak bercerai, papaku tinggal bersama selingkuhannya. Selingkuhannya itu hanya mau uang papaku saja. Mungkin wanita itu meminta uang dan papaku tidak memberikannya jadi dia juga membunuh papaku. Wanita yang kejam. Setelah kejadian itu dia langsung dibawa ke kantor polisi dan dipenjara seumur hidup"

"Aku langsung menelpon mommy lalu mommy datang melihat bahwa papa dan kakaku sudah masuk rumah sakit dan tidak bisa lagi diselamatkan. Mommy langsung terjatuh dan kehilangan harapan. Jadinya kakakku tidak lagi lanjut kuliah. Dia sekarang sudah bersama papa di atas sana. Laki-laki yang paling dicintainya."

Mendengar cerita itu, Elvareon merangkul Arvin

"Maaf aku tidak tahu kau begitu sedih," ucapnya

"Aku memutuskan menjadi dokter karena aku ingin mommy ku baik-baik saja. Hanya dia hidupku. Mommy selalu disayangi oleh orang tuanya yaitu kakek dan nenekku."

Arvin lalu meletakkan foto itu dan duduk di bangku meja belajar Elvareon menenangkan dirinya.

Sekilas Arvin juga melihat foto Elvareon berdua dengan Achazia

"Ini siapa? Gadis ini pacarmu?" tanya Arvin

"Iya." ucapnya bangga

Disisi lain Achazia berdiri di depan cermin besar, memandangi model riasannya. Ia berhasil menciptakan tampilan soft glam yang elegan sesuatu yang dulu hanya ia lihat di video tutorial. Tapi rasa puas itu tak sepenuhnya mengisi hatinya.

Dia sangat bangga dengan hasil kerja tangannya sendiri. Dia lalu mengabari Elvareon

Ponsel Elvareon bergetar

"Hari ini aku berhasil membuat soft glam yang elegan kepada model ku,"

Elvareon membalas pesannya dengan tersenyum

"Bagus. Lanjutkan bakatmu Achazia, aku bangga padamu."

Arvin melihat Elvareon senyum-senyum sendiri. Menandakan bahwa itu pesan dari pacarnya.

"Dari pacarmu?" tanya Arvin

"Iya."

"Oh dia kuliah disini juga?"

Elvareon menggelengkan kepalanya

"Tidak. Kami beda kampus. Dia jurusan tata rias di Lunaria Beauty Institute kalau kamu tahu."

Mendengar itu, Arvin terkejut matanya terbelalak

"Eh, ada apa?" tanya Elvareon

"Itu tempat kuliah kakak ku dulu. Kakak juga jurusan tata rias?"

"APA?!!!" teriak Elvareon terkejut.

Ya, itu kejadian kurang lebih lima tahun yang lalu. Dimana kakaknya masih berada di semester satu perkuliahan. Kakaknya juga dikenal dengan kekreatifitasnya yang bagus. Hampir sama dengan Achazia.

"Coba kau tanya sama pacarmu, apakah ada lima tahun yang lalu perempuan bernama Veila meninggal dibunuh."

Elvareon menanyakan hal itu. Dan jawab Achazia

"Nanti ya, Ron. Aku masih ada kelas. Kalau mau cerita, nanti malam aja. Love you."

Arvin mengintip perkacapan itu dan matanya menyipit. Elvareon lalu menggaruk tengkuknya.

"Hehe." ucap Elvareon.

Arvin tidak menyangka bahwa ini akan terjadi padanya. Kejadian yang sudah ia lupakan selama lima tahun itu tiba-tiba teringat lagi.

Jemputan lalu datang, Arvin mengambil tasnya dan memakai sepatunya. Elvareon mengantarnya keluar asrama sampai depan mobil.

"Mamanya terlihat muda," ucap Elvareon dalam hati.

"Arvin lalu melambaikan tangan dan naik ke mobil."

Di perjalanan, mommy Arvin bertanya

"Nak, itu temanmu ya?" tanya mommynya

"Iya mom. Dia teman sekelasku. Dia juga pintar loh Mom, yah walau dia gak dari keluarga berada," ucapnya

Mommynya lalu mengangguk. Dia senang melihat putranya tidak memilih-milih teman. Disitu Arvin menahan untuk menceritakan bahwa temannya Elvareon memiliki keluarga lengkap walaupun bukan dari keluarga terpandang. Berbeda dengan dirinya. Dia ingin memberitahu sang mommy bahwa kebahagiaan tidak akan selalu bisa dibeli dengan uang. Karena dari kecil Arvin selalu dimanja oleh mommy dan kakek neneknya hingga dia terbawa-bawa sampai besar. Walaupun papanya sudah tiada, mereka tetaplah dari keluarga terpandang karena momnynya adalah seorang CEO pewaris perusahaan kakek Arvin.

1
Nana Colen
ceritanya ringan tapi asiiik 🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!