Helen terkejut bukan main, ketika pria asing masuk ke kamar hotelnya. Dia sedang tidak dalam keadaan sadar, entah apa yang diberikan oleh Nicklas Bernando suaminya padanya.
"Kamu dan suamimu ingin seorang anak kan? aku akan membantumu!" ujar pria itu dengan tatapan mengerikan.
Bak sambaran petir di siang hari, Helen tidak menyangka, kalau suaminya akan berbuat seperti ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Mulai Mengusik
Pagi menjelang, Helen masih tak habis pikir. Nicklas bangun lebih pagi darinya. Dan menyiapkan semua keperluannya, dan pakaian ganti itu. Kapan datangnya? Helen cukup terkejut dengan semua itu.
Helen menghela nafas panjang.
"Nicklas, berhenti bersikap perduli seperti ini! kamu..."
"Aku suamimu, tentu harus perduli padamu. Aku sudah tahu salah Helen. Tolong beri aku kesempatan lagi. Kita perbaiki semuanya. Kita mulai dari awal..."
Nicklas menjeda ucapannya saat Helen terkekeh pelan.
"Helen..."
"Mulai dari awal?" tanya Helen dengan tatapan sangat kecewa, "Semua bahkan sudah berakhir, sejak kamu memerintahkan pria lain untuk datang di malam pernikahan kita. Aku anggap semua sudah berakhir!" tegas Helen.
Nicklas tertunduk. Bagaimanapun yang dia lakukan itu memang sangat parah. Bahkan mungkin jika Helen bilang dia tidak punya hati. Itu benar. Suami harusnya melindungi istrinya. Tapi yang dilakukan oleh Nicklas, adalah menyetujui rencana Moza, supaya Helen hamil anak orang lain.
Dia memang salah. Nicklas menghela nafas panjang, lalu kembali melihat ke arah Helen.
"Apa yang harus aku lakukan, agar kamu memaafkan aku Helen?" tanya Nicklas dengan nada yang begitu pelan.
Helen mendengus pelan. Dia tidak bisa percaya pada Nicklas, entah kenapa? tapi rasanya dia tidak bisa percaya.
"Tidak ada, tapi berhenti bersikap seperti ini!" ujar Helen yang keluar dari kamar itu dengan cepat.
Helen membantu Anika sarapan di kamarnya.
"Helen, ibu harap kamu bisa memberikan Nicklas kesempatan lagi. Ibu lihat dia sudah benar-benar menyesal. Dia bahkan sudah berjanji, begitu Moza sadar. Dia akan memutuskan hubungannya dengan Moza. Kalian bisa mulai lagi dari awal kan, nak?" tanya Anika penuh harap.
Tentu saja, karena dia memang tidak ingin kehilangan menantu sebaik Helen.
Helen tidak bisa langsung menjawab pertanyaan itu. Hatinya terlalu sakit, sebenarnya dia sudah berusaha menerima keadaan. Saat pernikahan itu di tentukan dan pada akhirnya terjadi. Hanya saja, dia tidak menyangka kalau pada akhirnya dia hanya di manfaatkan. Rasa sakit itu masih ada.
Tapi, di sini lain. Dia juga berhutang budi dan materi sangat banyak pada Anika untuk panti asuhan. Helen hanya bisa kembali berkompromi dengan keadaan.
"Iya Bu" jawabnya pasrah.
Namun jawaban itu adalah jawaban yang sangat diharapkan oleh Anika. Anika sungguh menjadi begitu senang.
Wanita paruh baya itu meraih tangan Helen dan menggenggamnya dengan begitu erat.
"Terimakasih nak. Kamu memang sangat baik" ujarnya yang tak bisa menyembunyikan raut bahagianya.
Beberapa hari berlalu, dan sikap Nicklas memang sudah menunjukkan kalau dia berubah, dan ingin memperbaiki segalanya. Meski, Helen juga hanya membalas sikap baik Nicklas itu di depan Anika atau Vicky.
Dan ketika mereka sedang sarapan bersama, Nicklas bahkan mengambilkan beberapa potong sayuran untuk Helen.
"Kamu suka sayur kan? makan yang banyak, Helen!" katanya sambil tersenyum.
Vicky dan Anika ada di sana, Helen hanya bisa mengangguk saja. Namun tak lama, mereka kedatangan seseorang yang terlihat terburu-buru.
"Selamat pagi tuan, ada masalah di perusahaan!" ujar Pak Hartono, asisten pribadi Vicky Bernando.
Vicky menoleh, tidak biasanya asistennya yang berbeda usia lima tahun di bawahnya itu panik seperti itu. Sampai menyusul ke rumah Vicky, dan tidak bisa menunggu Vicky dan Nicklas datang ke kantor.
"Ada apa? kenapa kamu terlihat sangat panik?" tanya Vicky.
Pak Hartono terlihat sungkan untuk menyampaikan. Karena memang ada Anika dan Helen. Vicky pun mengetahui kecanggungan Hartono. Tapi, baginya tidak masalah, dia juga sering menceritakan apa yang terjadi di perusahaan pada Anika.
Anika juga putri sematawayangnya keluarga Tomkins. Dua kakaknya laki-laki semua, juga seorang pengusaha. Tentu dia paham sedikit banyak.
"Katakan saja!" seru Vicky.
"Saham perusahaan, yang di pegang oleh para pemegang saham, sebanyak 40 persen telah di beli oleh CEO Wiratama company! jabatan CEO anda, di gugat tuan Fabian!" jelas Hartono dengan tidak tenang.
Semua yang mendengar itu terdiam. Vicky merasa masalah ini sangat serius. Dia pun meletakkan peralatan makannya. Dan berdiri, lalu berkata.
"Nicklas, Hartono! ikut aku ke ruangan kerja!" kata Vicky yang langsung di angguki keduanya.
Begitu Vicky melangkah pergi, Nicklas dan Hartono juga mengikutinya dengan cepat.
Anika juga terlihat cemas, sementara Helen. Dia juga sudah menjadi sekertaris selama lebih dari 3 tahun, dia tentu saja tahu apa yang sedang menimpa perusahaan.
"Ibu, jangan khawatir. Ayah punya saham lebih besar..."
"Helen, Fabian itu..." Anika menjeda ucapannya.
Helen memang belum pernah mendengar nama Fabian ini. Dengar-dengar saat dia keluar dari perusahaan. Pria ini baru masuk ke perusahaan. Dan menjadi salah satu pemegang saham.
Helen juga sangat penasaran, siapa Fabian ini.
"Fabian itu adik tiri ayah mertuamu" ungkap Anika yang membuat Helen terkejut.
"Adik tiri?" tanya Helen. Karena setahunya, ayah mertuanya itu anak tunggal.
Anika mengangguk.
"Iya, dia kembali dari luar negeri beberapa bulan ini, dia minta sahamnya. Jika tidak, maka dia akan mengatakan pada semua orang kalau dia adalah adik tiri ayahmu, dia lahir tanpa pernikahan. Ayahmu pikir, itu akan menjadi aib besar untuk kakeknya Nicklas. Ayahmu memberikan 20 persen saham perusahaan padanya. Jika tuan Wiratama itu bekerja sama dengan Fabian. Maka sudah pasti, ayah mertuamu akan kehilangan jabatan, dan perusahaan yang sudah dia bangun dari nol"
Anika tampak begitu khawatir. Helen juga sangat terkejut, dia tidak tahu ada hal semacam itu di keluarga Bernando.
Sementara itu di ruangan kerja. Nicklas terlihat begitu kesal.
"Dia tidak tahu malu, sudah di beri saham. Masih ingin merebut perusahaan!"
"Tuan, kuncinya adalah tuan Wiratama ini. Jangan sampai dia bekerja sama dengan tuan Fabian!" jelas Hartono.
"Aku sepertinya tidak asing dengan nama ini!" gumam Nicklas sangat pelan sambil mengingat, dimana dia pernah mendengar nama yang tidak asing ini.
Sementara Vicky tengah berpikir dengan begitu keras.
"Tapi kenapa orang ini tiba-tiba muncul, dan membuat semua pemegang saham menjual saham perusahaan padanya. Para pemegang saham ini juga aneh. Kenapa mereka menjualnya, aku menawar dengan harga dua kali lipat, mereka tidak berikan padaku..."
"Tuan, tuan muda Wiratama ini. Membeli saham mereka dengan harga 5 kali lipat!" sela Hartono.
"Apaa?" tanya Nicklas dan Vicky bersamaan. Mereka sangat terkejut, apa untungnya membeli saham dengan harga 5 kali lipat.
Vicky tertegun.
'Apa tujuannya? kalau hanya untuk keuntungan, rasanya tidak mungkin. Dia bahkan harus menunggu lebih dari dua tahun untuk bisa mengembalikan modal awalnya. Lalu kenapa orang ini melakukan hal itu, membeli saham perusahaan ku?' tanyanya dalam hati, dia sungguh bingung.
***
Bersambung...
salam kenal kak Author😊🌹