NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Duda Kaya

Istri Kontrak Sang Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: NurAzizah504

Demi melunasi utang ayahnya yang menumpuk, Rumi rela menikah kontrak dengan Radit, duda kaya raya yang kehilangan istrinya tiga tahun silam karena perceraian.

Bagi mereka, pernikahan ini tak lebih dari sekadar kesepatakan. Rumi demi menyelamatkan keluarganya, Radit demi menenangkan ibunya yang terus mendesak soal pernikahan ulang. Tak ada cinta, hanya kewajiban.

Namun seiring waktu, Rumi mulai bisa melihat sisi lain dari Radit. Pria yang terluka, masih dibayang-bayangi masa lalu, tapi perlahan mulai membuka hati.

Saat benih cinta tumbuh di antara keterpaksaan, keduanya dihadapkan pada kenyataan pahit, semua ini hanyalah kontrak. Dan saat hati mulai memiliki rumah, mereka harus memilih. Tetap pada janji atau pergi sebelum rasa itu tumbuh semakin dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurAzizah504, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Trauma Masa Lalu

Ruangan gelap. Hanya lampu meja kerja yang menyala redup. Radit duduk di kursi, menunduk, menatap kosong ke layar laptop yang tak tertarik untuk disentuh. Di sampingnya, secangkir kopi yang sudah dingin.

Tangannya menggenggam sebuah bingkai foto lama. Dalam foto itu, terlihat seorang perempuan muda dengan senyum bahagia, memegang test pack bertanda positif. Istrinya yang dulu.

Radit menghela napas panjang, matanya mulai berkaca-kaca.

Suara Radit terdengar pelan, lirih, seperti bicara pada dirinya sendiri.

"Aku udah pernah gagal waktu itu. Aku terlalu sibuk cari pengakuan dunia sampai lupa jadi suami dan calon ayah yang siaga."

Pandangan Radit terarah ke sudut meja, ada sebuah kotak kecil berisi barang-barang lama. Ia membukanya perlahan. Di dalamnya ada surat hasil USG, syal bayi mungil berwarna biru muda, dan sebuah surat hasil tulis tangan.

Karenamu, aku kehilangan anakku. Aku pergi, Radit. Berbahagialah dengan duniamu sendiri.

Adalah sepenggal tulisan yang membayangi Radit hingga sekarang.

"Waktu kamu pergi, aku pikir aku dihukum seumur hidup. Gagal jadi suami, gagal jadi ayah. Tapi sekarang, Tuhan kasih aku kesempatan lagi lewat Rumi. Aku nggak bisa, aku nggak sanggup kehilangan lagi."

Radit dudui di lantai, menyandarkan tubuhnya ke sofa panjang. Air matanya jatuh. Di tangannya, ia genggam kuat hasil USG lama itu, seolah ingin menebus kesalahan masa lalu lewat masa kini.

Di saat yang bersamaan, Rumi terbangun dari tidurnya. Ia melirik ke sisi kasur yang kosong. Setelah perdebatan yang berakhir saling pergi, Radit belum juga kembali.

Wajahnya masih tampak lelah, tapi kini lebih diliputi rasa bersalah. Ia menarik napas dalam, lalu duduk menatap ke arah pintu dengan pandangan kosong, seperti merasa telah menyakiti seseorang yang menyayanginya terlalu dalam.

Cahaya matahari mengintip masuk lewat celah jendela. Ruang kerja Radit masih remang. Di sana, Radit tertidur dengan kepala bersandar di sofa, wajahnya terlihat lelah. Kotak kenangan masih terbuka di meja.

Rumi muncul di depan pintu, mengenakan daster longgar, wajahnya masih pucat. Ia mencari-cari Radit setelah bangun dan mendapati tempat tidur kosong. Melihat Radit tertidur di ruang kerja, Rumi melangkah pelan masuk.

Saat ia hendak menyelimuti Radit, pandangannya tertumbuk pada kotak kayu yang terbuka di meja. Surat hasil USG, foto mantan istri Radit, dan syal bayi kecil langsung menyita perhatiannya.

"Ini apa?"

Tangannya gemetar saat menyentuh syal bayi itu. Ia membaca tulisan tangan di surat, dan matanya mulai berkaca-kaca.

Radit terjaga, perlahan membuka mata. "Sayang ...."

Rumi menatap Radit, lalu bertanya dengan pelan, "Kenapa Mas nggak pernah cerita?"

Radit duduk perlahan, membenarkan posisi. Tatapannya sendu, tapi tidak menghindar.

"Aku nggak pernah siap, Rum. Buat ngingetin diriku sendiri aja udah susah. Aku gagal waktu itu. Istriku, dia hamil. Tapi aku sibuk kerja. Aku pikir semua akan baik-baik aja selama uang cukup. Ternyata enggak."

Radit menarik napas dalam, suaranya serak.

"Dia stress, ngerasa sendiri. Dan saat aku sadar, semuanya udah terlambat. Bayinya nggak selamat. Dia juga pergi. Nggak cuma pisah, tapi benar-benar hilang dari hidupku."

"Jadi, itukah alasan Mas begitu?"

Radit mengangguk. "Aku takut, Rumi. Takut kehilangan kamu dan anak kita. Maaf kalau caraku salah. Aku cuma nggak mau gagal dua kali."

Rumi mendekat, lalu memeluk Radit dari samping. Tak berkata apa-apa, hanya memeluk erat. Dalam diam, ia mengerti semuanya.

Pelukan Rumi dan Radit berlangsung cukup lama. Tidak ada kata, hanya ada rasa. Hangat, menyakitkan, sekaligus menenangkan. Radit akhirnya menarik diri perlahan, menatap mata Rumi yang berkaca-kaca tapi tenang.

"Kamu marah?" tanya Radit, lirih.

Rumi menggeleng pelan. "Enggak. Tapi aku sedih karena Mas menyimpan luka itu sendiri terlalu lama."

Radit tersenyum tipis, menunduk. "Aku takut kalau kamu tahu, kamu jadi tambah takut sama aku. Atau malah nggak percaya aku bisa jadi suami dan ayah yang baik."

Rumi tersenyum kecil setelah sekian lama. Sebuah kecupan singkat, ia berikan pada pipi suaminya.

"Aku justru makin percaya sekarang. Tapi kita harus sepakat, Mas. Aku hamil, bukan lumpuh. Aku juga butuh ruang buat bahagia, buat jalan kaki di halaman, buat ngobrol sama orang."

Radit pun tertawa kecil. Tangannya bergerak mengusap bekas air mata Rumi di pipinya. "Kamu benar. Aku keterlaluan, ya?"

"Banget. Aku sampai curiga Mas mau daftar jadi bidan resmi di puskesmas sebelah."

Radit tertawa lebar. Untuk pertama kalinya sejak semalam, tawa mereka berderai bersamaan. Tangis berganti dengan senyum, beban berganti dengan kelegaan.

"Oke. Mulai hari ini, aku bakal coba nggak terlalu reaktif. Tapi kamu juga janji jaga diri. Jangan bandel."

"Janji. Tapi kalau aku ngidam tengah malam, Mas tetap harus bangun ya."

"Bahkan kalau kamu ngidam pengin ke Kutub Utara pun, aku cari tiketnya sekarang juga."

Rumi tertawa geli sambil menarik hidung mancung Radit dengan gemas. "Hebat banget suami aku."

Radit bangkit, merenggangkan tubuh, lalu menggenggam tangan Rumi.

"Ayo, kita mulai hari ini dengan sarapan. Tapi kali ini, aku yang masak."

"Wow. Dunia resmi berguncang."

...****************...

Suasana kantor cukup tenang.

Nauval terlihat sibuk mengobrol dengan seorang karyawan, sesekali melirik jam.

Radit baru saja keluar dari ruang meeting dan hendak menuju ruangannya saat seorang wanita masuk—elegan, berwajah cantik yang familiar, dan langkahnya penuh percaya diri.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis dengan sopan dan ramah.

"Saya ingin bertemu dengan CEO. Bilang saja, Nayara."

Nauval yang mendengar nama itu langsung membeku.

Radit yang sempat melirik dari kejauhan, menghentikan langkahnya seketika. Matanya membulat. Bibirnya nyaris tak percaya.

"Nayara?"

Wanita itu menoleh. Senyumnya terangkat pelan, nyaris seperti provokasi.

"Hai, Dit. Lama nggak ketemu."

Pintu ruangan tertutup rapat. Nayara duduk santai di hadapan Radit yang menatapnya dengan sorot tajam bercampur bingung.

"Terakhir kita ketemu, kamu bilang udah nikah. Sekarang?"

"Sudah cerai," jawab Nayara mengangkat bahu dengan santai. "Ternyata, aku salah pilih orang. Harusnya aku tetap di sisimu."

"Apa yang kamu mau, Naya? Bahkan kamu masih sempat menyalahkanku saat terakhir kita bertemu. Kamu bilang apa yang terjadi di antara kita sudah selesai. Tapi sekarang, kamu kembali."

"Tidak, Radit. Kita masih belum selesai."

Radit menghela napas panjang. Wajahnya menyiratkan pertarungan batin. Sementara di luar ruangan, Nauval menatap pintu dengan cemas.

1
R 💤
/Sob/ dia terlalu sayang kamu Rumii,, tapi karna kamu mandiri jadi kurang nyaman
R 💤
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ biarin ajaa
R 💤
jiahh, yang udah bucin sulittt memang hh
R 💤
lah kenapa ditolak Nov
partini
masa lalu mah ga pernah selesai kalau kita tidak menyelesaikan nya LOL
Rumi pls come to office se you husband with uler Keket ,,but be smart jangan menyek menyek jadi perempuan hembas tuh felakorrr
nangiss nangis mah dah ga jaman
NurAzizah504: hempas langsung, biar pelakor ga berani mendekat /Sly/
total 1 replies
Syhr Syhr
Ingat adek sendiri. Dia guru TK, dari mulai bulan 3 sampai bulan ini dia belum juga dapat gaji. Di suruh berhenti aja, tapi wajahnya terlihat banyak pertimbangan. Apa sebegitu mengasikkan menjadi guru TK, ya?
NurAzizah504: bukan asik sih sebenernya. tp kalo org itu bener2 ikhlas, pekerjaannya itu kayak separuh kehidupan /Heart/
total 1 replies
Syhr Syhr
Giliran uang aja yang baik. Pak, pak.
NurAzizah504: maunya duit doang /Sob/
total 1 replies
Muliana
Aku juga pernah mengalaminya.
Ah, tiba-tiba merasa muda kembali. /Facepalm//Curse/
NurAzizah504: kan kannn. pas ditembak gamauu /Facepalm/
total 1 replies
Muliana
Jadi, senyam-senyum sendiri
NurAzizah504: salting ga tuh /Joyful/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
kangen di tanyain kau kan 🤣
NurAzizah504: iya lagii /Sob/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
kurang malu aja 🤭
NurAzizah504: duh, jleb banget /Joyful/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
dit? gak merinding kah
NurAzizah504: merinding sebadan badan /Sob/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
gak usah di pikirin dit, langsung coba aja biar tau 🤣
NurAzizah504: waduh, bisa kah? /Facepalm/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
jadi pengen nyanyi lagu stecu nih jadi nya gara gara keingat, pandang pertama lihat nona langsung suka~ 😭🙏🏻
NurAzizah504: langsung rekam aja, kak /Joyful/
Tanz>⁠.⁠<: iya tiba tiba gerak sendiri nih tangan 😭🤣
total 3 replies
Tanz>⁠.⁠<
seminggu Banget nih umur nya, muda banget ya Bun 😭
NurAzizah504: iya, muda belia /Facepalm/
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
heh! mulutnya Jangan tanya jatah dong /Chuckle/
NurAzizah504: wkwk, soalnya dia tau kalo itu cuma nikah kontrak
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
sakit banget kayaknya /Grimace/
NurAzizah504: sakit tak berdarah
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
ehem ehem 🤭
NurAzizah504: baunya sampai ke mana2 /Joyful/
Tanz>⁠.⁠<: tercium ada bau bau mulai jatuh cinta itu 🤭
total 3 replies
Tanz>⁠.⁠<
KERJA PAK KERJA /Grin/
NurAzizah504: MALES. MINRA SAMA RULI AJA
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
hadeh die lagi die lagi /Facepalm/
NurAzizah504: duh, gimana ya ngomongnya /Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!