Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Fitnah.
"Pa lepas!" Alana memohon yang ternyata dengan sangat kurang ajar Anthony menarik tangannya yang tidak membiarkan Alana pergi bahkan keduanya berada di atas tempat tidur dengan posisi Alana yang duduk di pinggir ranjang yang berusaha untuk berdiri dan Anthony duduk di depannya yang tampak ingin melakukan sesuatu kepadanya membuat Alana takut.
"Saya hanya ingin mengambil kaca di tangan kamu Alana, kamu jangan takut seperti itu!" ucap Anthony.
"Alana bisa melakukan sendiri!" Alana mempertahankan marwahnya.
Sampai akhirnya Alana mendorong Anthony agar menjauh darinya Dan ternyata hal itu justru membuat petaka bagi Alana yang mana tangan Anthony menariknya sehingga tubuh Alana jatuh di atas tubuh Anthony yang menjadi kesempatan untuk Anthony mengunci tubuh itu agar tidak pergi kemanapun.
Brukk
Dengan kondisi seperti itu pintu kamar yang sudah tertutup tadi terbuka yang membuat keduanya melihat ke arah pintu dan betapa terkejutnya Alana saat berdiri di depan pintu yang tak lain adalah Lastri.
"Ma!" ucapnya.
Alana lebih kaget lagi saat di belakangnya menyusul Raymond dan Raymond juga kaget melihat apa yang di depannya.
Alana dengan cepat melepaskan tangannya dari ayah mertuanya itu dan langsung berdiri dari atas tubuh itu.
"Apa-apaan ini?" tanya Lastri menekan suaranya dengan tatapan matanya yang tajam tertuju pada Alana.
"Ini tidak seperti apa yang Mama pikirkan," Alana berusaha menjelaskan dengan air matanya yang jatuh.
Ini akan menjadi fitnah baginya dengan orang-orang yang baru melihat apa yang terjadi.
"Jangan menyalahkanku atas semua ini? kamu terlalu memberi kebebasan kepada menantumu untuk masuk ke kamar kita sembarangan," sahut Anthony yang membuat Alana kaget yang mana ternyata Anthony memutarbalikkan fakta yang seolah dirinya yang menggoda Anthony.
Alana menghampiri Lastri dengan menggelengkan kepalanya.
"Mama jangan salah paham. Alana benar-benar tidak...."
"Plakkkk!" Alana mendapatkan tamparan yang panas dari Lastri yang sampai membuat wajah Alana miring ke samping.
Raymond terkejut melihat tindakan Lastri.
"Kamu sudah melebihi batas yang berani masuk ke dalam kamar saya!" tegas Lastri menekan suaranya menunjuk tempat di wajah Alana.
"Tapi Alana tidak melakukan apapun dan semua ini bukan...." Alana berusaha untuk menjelaskan dengan cucuran air mata di pipinya dan bahkan rasa marah Lastri masih menggebu-gebu yang ingin menampar Alana sekali lagi.
Alana sudah menutup mata dan tamparan itu tidak sampai ke pipinya karena Raymond menahan tangan Lastri.
"Hentikan kekonyolan ini! Mama sudah tahu siapa yang salah dalam hal ini dan jangan pura-pura bodoh yang justru menyalahkan satu pihak!" tegas Raymond menjatuhkan tangan Lastri.
Raymond menggenggam tangan Alana dan langsung membawanya keluar dari kamar itu.
Lastri melihat ke arah suaminya menatap dengan tajam seolah ingin menerkam Anthony. Anthony tidak pernah merasa bersalah atas apa yang dia lakukan lihatlah dia begitu santai dengan mengangkat kedua bahunya dan turun dari ranjang dengan membuka jasnya yang tidak memperdulikan perasaan istrinya atau berusaha untuk menjelaskan.
Lastri mengepal tangannya melihat hal itu dan bukannya bertanya apa yang terjadi sebenarnya dan justru membuat Lastri meninggalkan kamar tersebut.
Alana dan Raymond memasuki kamar dengan Raymond menutup pintu kamar dan tangannya langsung dilepas dari Alana.
"Aku sudah mengatakan kepadamu dan kenapa kau tidak mendengar hah! apalagi yang kau lakukan sehingga kau datang ke kamarnya hah! apakah tidak bisa berontak sedikitpun," ucap Raymond yang pasti menyalahkan Alana atas apa yang terjadi.
"Kenapa kau diam Alana? Kau bicaralah dan jangan seperti orang bodoh!" tegas Raymond.
Pandangan mata Alana tiba-tiba tidak stabil yang bahkan melihat laki-laki yang marah-marah itu tampak rabun dan suaranya juga jauh, Alana hampir saja tersungkur pada lantai yang untung saja Raymond dengan cepat menahan tubuh itu.
"Alana!" Raymond yang terlihat begitu khawatir mencoba untuk membangunkan Alana.
"Alana bangunlah!" Alana"
Raymond menepuk-nepuk pipi Alana yang hanya terlihat air mata yang membuat Raymond menggendong Alana ala bridal style dan langsung membawanya ke atas ranjang.
Raymond membaringkan tubuh itu perlahan dan kemudian dia duduk di samping Alana. Terlihat jelas bagaimana Raymond khawatir pada Alana, jarinya mengusap air mata yang masih menetes itu dan matanya juga melihat tangan Alana yang banyak sekali terluka akibat pecahan kaca.
Raymond menghela nafas dan dia tidak perlu seharusnya mencari tahu kebenaran siapa yang salah di dalam kamar itu yang pasti Anthony yang memang tidak tahu diri dan tidak pernah punya rasa malu untuk melakukan hal itu, yang membuat Raymond marah karena Alana tidak pernah mendengarkannya.
***
Alana yang masih tertidur di atas ranjang dengan kondisinya yang belum sadarkan diri. Raymond duduk di sampingnya yang mengobati luka di tangan Alana. Rasa perhatian yang dia lakukan untuk istrinya itu yang lemah tidak berdaya.
Perlahan mata Alana terbuka dan pandangan wajahnya melihat pria tampan yang tampak tulus mengobatinya.
"Aku tidak bermaksud untuk menggoda Papa," ucap Alana dengan suara yang sangat lirih yang masih berusaha untuk menjelaskan.
"Jangan bicara apapun kepadaku! Istirahatlah," jawab Raymond yang tidak ingin mendengar apapun.
Alana tiba-tiba saja mencoba untuk duduk dengan sekuat tenaganya.
"Kau masih keras kepala?" tanya Raymond melihat ke arah Alana
Alana mungkin ingin bicara dengan Raymond yang mana dia lebih nyaman untuk duduk, Raymond tidak bisa mencegah hal itu dan membantu Alana untuk duduk, jarak mereka berdua yang sangat dekat dan tiba-tiba saja membuat Alana memeluk Raymond yang membuat Raymond kaget.
Tangannya bahkan tidak bergerak sama sekali untuk membalas pelukan itu, Raymond hanya bisa merasakan tubuh yang tampak bergetar itu.
"Aku tidak bisa tetap berada di rumah ini! Aku Mohon tolong akhiri semua ini? Kamu juga tidak menginginkan aku sebagai istrimu jadi lebih baik kita bertindak," ucap Alana yang terlihat begitu ketakutan.
Mungkin tadi dia masih bisa selamat dan tidak tahu bagaimana kedepannya, rumah sebesar itu bisa-bisanya tidak ada yang menolongnya dan jika Raymond tidak datang dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Anthony bahkan sampai menuduhnya jika dia yang menggoda Anthony.
"Aku tidak pernah punya urusan dengan orang-orang di rumah ini, aku juga tidak membuat kesalahan apapun di masa lalu dengan keluarga kalian. Aku mohon tolong jangan dibuatkan aku," ucap Alana.
Raymond melepaskan pelukan itu dan melihat ke wajah Alana.
"Tapi kau harus mengambil resiko dengan keputusan yang kau ambil ketika memutuskan menikah denganku," ucap Raymond dengan suara berat.
"Termasuk yang terjadi ini adalah resiko yang akan aku dapatkan selanjutnya?" tanya Alana memastikan.
"Tidak akan terjadi! Aku pastikan laki-laki itu tidak akan berani kurang ajar kepadamu, jika kau juga tidak memancingnya," jawab Raymond dengan pernyataannya yang tegas.
"Aku sama sekali tidak memancing apapun. Aku jika tidak tahu kenapa Papa bisa melakukan semua itu kepadaku," ucap Alana dengan air matanya yang kembali jatuh.
Refleks Raymond mengusap air mata itu.
"Jika kau berhubungan denganku maka dia akan melakukan hal itu dan apalagi melihatku membelamu atau percaya padamu dibandingkan omongannya. Dia sangat suka menantang ku," jawab Raymond.
"Tapi aku takut jika terus seperti ini!" ucap Alana.
"Kau jangan hanya berkata sesukamu kepadaku saja dan jika kau berani kau juga harus melakukan padanya. Di rumah ini yang memiliki kuasa bukan dia tetapi Kakek dan kau satu-satunya orang yang diperhatikan kakek, jadi gunakan kesempatan itu!" ucapan memberikan saran kepada Alana.
Bersambung....
jadi Alana seharusnya kamu bersyukur bukannya malah cemburu!?
setidaknya bantu kalau Raymond keluar dari rumahnya , sudah ada tempat yg nyaman bersama dg mu dan namamu 👍👍😊
dan sebagai isteri nurutlah sama Raymond suamimu, demi kebahagiaan keluarga kecil kalian?? 💪💪
keluarlah dari rumah yg penuh dengan intrik dan kemunafikan, semoga aja kakek / Tn Bagas menyetujui sikapmu yg ingin mandiri??
💪💪👍👍❤️
hiduplah bahagia dengan keserhanaan bersama Alana
Tapi mama Lastri seakan tidak menerima keputusan Raymon , merasa pengorbanannya sia".