NovelToon NovelToon
Miliarder Dunia Streaming

Miliarder Dunia Streaming

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: apa aja 39

Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.

Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23: DUA WANITA GILA

Tatapan dingin Dinda membuat Rizky merinding.

Sejak dulu, setiap kali Rizky berkata sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, gadis itu selalu menanggapinya dengan wajah acuh tak acuh, dingin, seolah dunia ini hanya miliknya. Bahkan kadang Rizky merasa hampir trauma karena sikap Dinda yang menusuk hati.

Rizky menelan roti yang ada di mulutnya dengan susah payah. “Kamu lagi apa, Din?” tanyanya heran.

Dinda tidak menjawab panjang lebar. Ia justru mengeluarkan sekotak susu dan roti dari dalam tasnya, lalu menyodorkannya dengan paksa.

“Jangan makan junk food pagi-pagi. Ini, susu lebih sehat. Dan roti ini aku beli khusus buat kamu,” katanya datar.

Rizky menggeleng. “Terima kasih, aku nggak lapar.”

Namun tiba-tiba, Dinda meninggikan suaranya. “Sudah kubilang ambil aja! Jangan banyak alasan!”

Rizky kaget, hampir tersedak sendiri. Sambil kikuk, ia akhirnya menerima roti dan susu itu, takut kalau gadis di hadapannya tiba-tiba meledak lagi.

Begitu Rizky mengambilnya, wajah Dinda langsung berbinar puas. Ia menatapnya penuh kemenangan, seolah baru saja menaklukkan sebuah misi besar.

“Ya Tuhan…” Rizky bergumam dalam hati, bulu kuduknya merinding. Jangan-jangan Dinda ini punya masalah mental?

Raungan Dinda barusan membuat beberapa teman sekelas menoleh ke arah mereka.

“Ada apa tuh?” bisik seorang siswa.

“Sepertinya Dinda bawain sarapan buat Rizky…”

“Tapi kok nadanya kayak marah-marah ya?”

“Ah, biarin aja. Belakangan Dinda emang aneh banget. Lebih baik kita nggak usah ikut campur.”

Dinda tak peduli. Ia malah melangkah maju, mendekat ke Rizky hingga jarak mereka sangat tipis.

“Dinda, sebenarnya kamu maunya apa sih?” Rizky mengerutkan kening.

Gadis itu mendorong Rizky ke dinding, menatapnya dingin.

“Kamu nggak perlu tahu. Cukup lakukan saja apa yang aku bilang. Karena kamu nggak pantas untuk memilih.”

Kalimat itu… dulu sering sekali diucapkan Dinda kepadanya. Dan setiap kali mendengarnya, Rizky merasa diremehkan, seolah dirinya hanyalah orang kecil yang tak punya arti.

Beberapa siswa yang menonton mulai berbisik heboh.

“Sumpah, Dinda hari ini kayak ratu banget.”

“Iya, sok berkuasa gitu. Mungkin gaya cool-nya dia lagi dipertontonkan.”

“Wah, jangan-jangan mereka main drama ala novel romantis gitu?”

“Halah, Rizky mah bukan tipe cowok imut juga. Dia cuma lagi apes.”

Rizky hanya bisa menghela napas panjang. Kalau dulu, mendengar Dinda berkata begitu, hatinya pasti sakit—karena dia benar-benar menyukai gadis itu. Tapi sekarang… yang ada hanya rasa mual.

“Dinda, kamu beneran gila ya?” Rizky tak tahan lagi.

Baru saja ia bicara, tiba-tiba terdengar suara riang memanggilnya dari kejauhan.

“Rizky!”

Ayu berlari sambil melambai, wajahnya berseri-seri. Ia mengenakan kaus putih longgar. Saat membungkuk ke arah Rizky karena kelelahan, kerah bajunya sedikit terbuka, membuat beberapa pasang mata pria di sekitar menelan ludah.

“Hei, aku nyariin kamu dari tadi! Ternyata ada di sini,” katanya sambil terengah.

Rizky menyipitkan mata. Dia sengaja banget nih pamer? pikirnya.

Dinda yang ada di sampingnya langsung menegang. Tatapan matanya berubah tajam, seolah siap membunuh Ayu saat itu juga. Baginya, Ayu hanyalah pengganggu yang ingin merebut Rizky.

Rizky berdeham canggung. “Ayu, ada apa?”

Tanpa menjawab, Ayu mengeluarkan kotak makan siang cantik berwarna merah muda dari dalam tasnya.

“Ini sarapan yang aku masak sendiri. Cobain ya, Riz. Jangan bilang nggak suka.”

Ia melirik ke roti dan susu di tangan Rizky lalu tersenyum tipis.

“Kamu tuh harus sarapan bergizi, bukan makanan instan kayak gitu.”

Dinda langsung melotot. “Ayu, apa maksudmu?”

“Maksudku jelas kok.” Ayu mengangkat dagunya. “Aku bawain sarapan buat Rizky. Memangnya salah?”

“Kamu tahu nggak siapa aku buat Rizky?” suara Dinda meninggi.

Ayu menyilangkan tangan di dada. “Aku tahu. Kamu itu cuma mantan yang dulu nolak dia. Sekarang tiba-tiba ngaku pacar? Please deh, nggak malu apa?”

Ucapan Ayu bagai pisau menusuk dada Dinda. Wajahnya merah padam, tangannya gemetar menahan amarah.

“Aku nggak pernah nolak Rizky! Aku cuma… mengujinya! Dan dia lulus! Jadi sekarang kami resmi pacaran!”

Ayu mendengus geli. “Lucu banget. Uji apa? Uji kesabaran? Uji dompet? Dulu kamu jijik karena Rizky nggak punya apa-apa. Sekarang dia sukses, eh kamu ngaku-ngaku pacarnya. Bukannya introspeksi, malah makin nggak tahu malu.”

Kerumunan siswa makin ramai berbisik. Suasana benar-benar heboh.

Dinda sudah tidak tahan lagi. “Kamu itu siapa sih, Ayu? Nggak malu tiap hari manggil-manggil ‘abang’ ke cowok-cowok di internet? Sekarang sok-sokan ngerebut Rizky?”

Ayu tak kalah sengit. Ia meraih lengan Rizky dengan tegas. “Riz, jangan dengerin ocehan dia. Yuk kita makan bareng.”

Dinda pun spontan menarik lengan Rizky yang satunya. “Rizky, jangan mau sama dia. Sarapan ini aku yang beliin, kamu makan aja punyaku!”

Rizky tercabik di antara dua arah, wajahnya mulai merah karena ditarik ke sana kemari.

Dan tepat di saat itu, datanglah Arman. Ia membawa sekantong sarapan mahal, berharap bisa mendekati Dinda. Namun pemandangan yang ia lihat membuat langkahnya terhenti.

“Anjir…” gumamnya lirih. Matanya membelalak melihat Dinda justru memperebutkan Rizky bersama Ayu.

Sementara itu, kedua gadis cantik itu semakin keras menarik lengan Rizky hingga krek!—seragam sekolah Rizky sobek di bagian bahu.

Kerumunan siswa bersorak. “Waduh! Robek tuh bajunya!”

Ayu menutup mulutnya pura-pura menyesal. “Aduh Riz, maaf… biar aku jahitin nanti ya.”

Dinda langsung menyambar, “Kamu nggak usah repot! Rizky bisa pake seragam cadangan punyaku dulu.”

Cukup sudah. Rizky akhirnya melepaskan diri dengan kasar. Nafasnya memburu, wajahnya menegang.

“KALIAN BERDUA GILA, HAH?!”

Semua terdiam.

“Apa kalian pikir aku ini boneka? Dari tadi rebut-rebutan sarapan, tarik-tarikan baju, bikin aku kayak nggak punya harga diri! Aku muak!”

Dengan gerakan kasar, Rizky melempar roti, susu, dan kotak bekal itu ke tempat sampah.

“MAKAN AJA SENDIRI KALAU SUKA!” bentaknya.

Suasana kelas mendadak hening. Semua mata terbelalak, menatap Rizky yang akhirnya meledak setelah ditekan dua gadis sekaligus.

---

1
Aisyah Suyuti
seru
Aryanti endah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!