Ayura Kazumi Aditama seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kabur dari acara pertunangannya sendiri karena tidak mau di jodohkan.
Namum sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya. Karena baru beberapa jam pelariannya dia justru terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.
"What? NIKAH?" pekik Ayura dan Ello bersamaan.
"Iya nikah. Daripada kalian berbuat zina lebih baik di nikahkan saja," sahut bapak Polisi dengan santainya.
"Yang benar saja dong pak. Saya aja gak kenal dia sama sekali. Gimana bisa nikah?" Ayura menunjuk Ello yang wajahnya masih terlihat syok setelah mendengar ucapan bapak Polisi.
Apakah Ayura dan Ello akhirnya menikah?
Baca kisah selengkapnya di "PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isthiizty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Suamimu
Ello yang mendengar suara melengking langsung menatap ke arah Ayura yang kini sama-sama terduduk di atas lantai mall seperti dirinya.
"Bhuaahahaha......." tawa Ello seketika pecah saat melihat wajah Ayura yang penuh dengan ice cream coklat yang tak sengaja dia jatuhkan.
Ayura mencebikkan bibirnya seraya mengusap wajahnya dengan telapak tangan. "Kakak diam!" pekik Ayura dengan sangat kesal.
Bukannya meminta maaf dan membantu, Ello justru mentertawakan Ayura. Bahkan wajah Ello sampai terlihat memerah hingga sudut matanya basah oleh air mata yang keluar karena tertawa.
"Aduuhh,, perut gue jadi kram," ucap Ello memegang perutnya seraya terus mencoba menghentika tawanya.
"Mas... Mbak... Maafin anak saya ya, dia nggak sengaja," ucap seorang ibu muda dengan tak enak hati seraya membantu Ayura berdiri. Bahkan dari raut wajah ibu muda itu terlihat jelas jika saat ini dia sedang merasa sangat bersalah.
Ello mengusap sudut matanya yang berair dan menatap anak kecil yang di gandeng ibu muda itu. Saat tatapan mereka bertemu, anak kecil itu pun langsung bersembunyi dibalik tubuh ibunya dengan wajah ketakutan.
"Gak pa-pa kok bu," ucap Ello tersenyum pada ibu muda itu. Lalu dia kembali menatap anak kecil yang masih bersembunyi di balik tubuh ibunya. "Adek lain kali hati-hati ya," ucap Ello dengan lembut seraya mengelus puncak kepala anak itu.
"Nino ayo minta maaf sama kakaknya," perintah ibu muda itu pada putranya.
Nino keluar dari balik tubuh ibunya menatap ke arah Ello dengan mata bulatnya. "Tatak mappin Nino yak, Nino dak tengaja. Lalin tali Nino danji dak tan lali-lali ladi talau mo beyi es klim," ujar anak itu dengan suara cadel.
Ello terkekeh saat mendengar suara Nino yang begitu lucu. Karena jujur saja dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di ucapakan bocah itu. Dan yang Ello tahu hanya Nino sedang meminta maaf padanya seperti perintah ibunya.
Sekali lagi Ello mengusap puncak kepala Nino. "Iya kakak maafin. Lain kali hati-hati ya," ujar Ello dan di balas anggukan kepala oleh Nino.
"Sekali lagi maaf ya mas.. mbak," ujar ibu muda itu lagi. "Ini mbak, buat bersihin wajahnya," ibu muda itu menyodorkan satu bungkus tisu yang baru di ambil dari dalam tasnya.
"Makasih bu," ucap Ayura menerima tisu itu dan mulai mengusap wajahnya yang terkena tumpahan ice cream.
"Kalau gitu saya permisi," ucap ibu muda itu dan bergegas pergi menuju stand ice cream.
"Kakak, Ayura mau ke toilet dulu bersihin ini," ujar Ayura. Awalnya dia ingin marah saat Ello justru mentertawakannya. Namun saat mendengar suara lembut Ello pada anak kecil yang bernama Nino, membuat Ayura tersentuh dan mengurungkan niatnya yang sempat ingin memukul kepala Ello.
Apalagi tadi Ayura sempat menjilat bibirnya yang terasa manis coklat hingga membuat moodnya sedikit membaik karena kekesalannya terhadap Ello menjadi teralihkan oleh manisnya ice cream.
Ello membuka tasnya dan mengambil sebuah hoodie berwarna putih miliknya. "Nanti pakai ini," ucap Ello mengulurkan hoodie miliknya pada Ayura.
"Tolong masukin ke tas aku kak, tangan aku kotor." Ayura menunjukan kedua telapak tangannya yang terlihat kotor dan lengket karena tadi sempat dia gunakan untuk mengusap wajahnya yang terkena tumpahan ice cream.
"Balik badan!" perintah Ello seraya memegang bahu Ayura dan memutar tubuh mungil itu ke arah belakang. Setelah Ayura berbalik, Ello pun memasukan hoodie-nya ke dalam tas punggung Ayura.
"Udah," ujar Ello dan membuat Ayura kembali menghadap ke arah suaminya.
"Gue tunggu di sana ya." Ello menunjuk gerai ayak goreng yang cukup terkenal. Ayura menganggukan kepala dan tanpa permisi lagi berjalan menuju kamar mandi.
~
Setelah hampir tiga puluh menit, kini Ayura sudah duduk di depan Ello. Dengan rambut bagian depan yang sedikit lepek karena basah dan hoodie berwarna putih milik Ello yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya. Namun itu justru membuat Ayura terlihat sangat mengemaskan dimata Ello.
"Makan dulu. Tadi udah gue pesenin," ucap Ello menyodorkan beberapa menu junk food ke hadapan Ayura.
Dan tanpa banyak bicara Ayura pun mulai memakan makanannya. Jujur saja dia sudah cukup lapar setelah beberapa jam bermain di game center.
"Udah kenyang?" tanya Ello saat Ayura kembali setelah cuci tangan.
"Udah.. kenyang banget malah," jawab Ayura lalu menenguk habis tropical float di depannya.
"Ohh.. iya, tadi kan kakak ngajak aku pergi karena ada yang mau di bicarain. Emangnya apa yang mau kakak bicarain?" tanya Ayura saat mengingat tujuannya ikut pergi bersama Ello.
"Lo jan deket-deket lagi sama Alex dan Reno," ucap Ello dengan tegas.
"Kok kakak jadi nglarang-nglarang gitu," ujar Ayura tak setuju menjauhi kedua orang itu. Apalagi dua-duannya sudah pernah membantu Ayura.
"Ya wajar lah gue nglarang orang gue suami lo," sahut Ello. Namun ucapan Ello justru membuat Ayura terkikik geli.
"Lo kenapa?" tanya Ello heran. "Emang ada yang salah sama ucapan gue?"
"Gak kak. Gak pa-pa. Aku cuma geli aja waktu kakak bilang suami. Di kuping aku kedengeran aneh banget," ucap Ayura. Sedangkan Ello justru berdecak kesal.
"Inget ya jan deket-deket sama mereka berdua." Ello kembali memperingatkan.
"Gak bisa gitu dong kak," ujar Ayura protes.
"Ya bisa lah," sahut Ello kekeh.
"Tapi aku sama mereka kan deket juga cuma temenan doang."
"Niat lo temenan, tapi niat mereka deketin lo beda."
"Aku tahu."
"Kalau tau jan deket-deket lagi sama mereka."
"Tapi apa alasannya kak? Aku gak enak kalau tiba-tiba ngejauh. Apalagi mereka berdua pernah bantuin aku."
"Bilang aja nanti pacar lo marah."
"Tapi aku kan gak punya pacar."
"Ya udah mulai sekarang pacaran sama gue," ucap Ello dengan menatap wajah Ayura.
"Lah pacaran? Bukannya kita udah nikah?" tanya Ayura heran.
"Iya juga ya," gumam Ello. "Tapikan gak ada yang tau kita udah nikah," ucap Ello lagi.
"Siapa bilang? Ada kok yang tau," sahut Ayura mengelak.
"Siapa?"
"Pak ustadz, saksi nikah, pak polisi, pak satpol PP, pak TNI, bu luruh, warga dan yang lainnya aku gak tau siapa aja nama mereka, soalnya kemarin gak sempet kenalan," ucap Ayura terkekeh saat mengingatkan Ello siapa saja yang tahu tentang pernikahan paksa mereka di Jogja.
"Tapi kan di Jakarta gak ada yang tahu Ay," sahut Ello gemas.
"Iya juga ya. Kita udah nikah tapi gak ada yang tahu. Kalau kisah kita di bikin novel bakal aku kasih judul PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA," ujar Ayura terkekeh.
"Atau kalau mau di bikin sinetron kayak di channel ikan terbang, judulnya berubah jadi ^^Azab Sepasang Anak SMA Yang Durhaka Pada Kedua Orang Tua Hingga Berakhir Menikah Paksa Di Usia Yang Masih Sangat Muda^^," sahut Ello dengan begitu sinis saat memberi judul yang cukup panjang untuk kisah hidupnya. Sedangkan Ayura justru bergidik ngeri mendengar ucapan Ello.
Ayura sebenarnya juga merasa ini salah satu bentuk karma karena sudah menentang papi Genta yang menyuruhnya untuk bertunangan dengan Fano, dan memilih kabur hingga ke Jogja.
"Dah lah gak usah bahas aneh-aneh lagi," ucap Ello. "Sekarang yang penting kalau di sekolah lo harus jadi pacar gue."