NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Makasih orang baik,," Celina berucap tulus atas bantuan Dion yang telah membawakan koper miliknya ke kamar atas.

Dion mengulas senyum, bukan karna kepercayaan dirinya melambung tinggi akibat pujian dari Celina, melainkan karna ekspresi wajah Celina yang menggemaskan.

"Hmmm,," Dion hanya mengeluarkan deheman.

"Istirahat dulu sebentar. Kalau mau makan atau keluar resort, bilang dulu padaku. Jangan pergi sendiri." Ujarnya berpesan. Celina mengangguk paham, kemudian menatap kepergian Dion yang mulai hilang dari pandangan matanya.

Celina menutup pintu kamar dengan perasaan tidak menentu. Dia dilanda kebingungan atas perasaan yang ada dalam hatinya saat ini.

Sudah 1 bulan berlalu sejak memutuskan untuk melakukan proses pendekatan dengan Dion, semuanya memang berjalan normal. Kebaikan dan kedewasaan Dion dan bertindak dan bersikap, sejujurnya mampu menciptakan kekaguman tersendiri bagi Celina. Entah dimana lagi dia bisa menemukan sosok laki - laki seperti Dion yang dia akui sangat sempurna.

Jika di pikir secara logika, seharusnya Celina sudah menerima perjodohan itu tanpa harus berfikir lebih lama lagi. Bisa dilihat bagaimana sempurnanya Dion sebagai laki - laki yang sudah pantas untuk dijadikan pemimpin untuk membimbing dan melindungi dirinya. Celina bahkan kesulitan untuk mencari celah kekurangan dalam diri Dion.

Tapi sampai sejauh ini, Celina masih terus mengulur waktu untuk melanjutkan ke hubungan yang lebih serius lagi. Dia masih beralasan ingin mengenal Dion lebih lama lagi. Walaupun sebenarnya dia sudah sangat mengenali karakter Dion.

"Namun perasaan mengalahkan logika." Celina bergumam dengan senyum kecut. Lagi - lagi dia kembali di takdirkan untuk menjadi wanita lemah hanya karna cinta. Berulang kali menyadari kebodohannya, berulang kali merasakan sakit hati, tak lantas membuat Celina berhenti untuk bertahan pada sesuatu yang tak pasti.

Perasaan itu justru semakin tumbuh saat dia berusaha untuk melupakan dan menghapus ingatan tentangnya. Namun bukannya menghilang, bayangan Vano justru semakin melekat dalam hati dan pikirannya. Yang lebih parahnya lagi, akhir - akhir ini Celina merindukan sosok laki - laki itu hingga terbawa mimpi.

Entah kelebihan apa yang dimiliki oleh Vano hingga membuat Celina jatuh cinta tanpa alasan. Hingga membuatnya terlihat begitu bodoh karna bertahan dalam rasa yang menyakitkan. Mencintai tanpa di cintai olehnya. Bahkan mungkin saja Vano membenci dirinya karna seorang wanita rendahan.

Celina sempat tertidur beberapa jam sampai akhirnya bangun pukul 11 lewat dan memutuskan untuk mandi.

Dia mengeluarkan baju santai dari koper, setelah memakainya, dia bergegas turun dengan rambut basahnya yang masih berbungkus handuk kecil.

Berhenti di depan pintu kamar Dion, Celina mengetuknya beberapa kali.

"Kak,,! Masih tidur ya.?!" Celina berteriak.

"Makan yuk, aku laper nih,,"

Gedoran Celina menimbulkan suara bising. Ulahnya sudah seperti ingin membangunkan semua penghuni resort.

"Aku disini, tidak perlu teriak - teriak." Suara berat Dion terdengar dari belakang. Celina reflek memutar badan. Dia menatap kesal pada Dion yang tengah berdiri santai di belakangnya dengan kedua tangan yang disilangkan pada dada.

"Iishh,!! Kenapa nggak bilang dari tadi.! Aku jadi buang - buang energi buat teriak sama gedor pintu." Celina mencebik kesal.

"Aku mau makan,," Ucap Celina setengah merengek.

"Ada banyak bahan makanan di dapur. Mereka menyiapkan semuanya untukmu,," Dion memberi tau perihal kedua orang tua Celina yang sudah menyiapkan banyak stok makanan di resort itu. Entah apa alasan mereka menyediakan makan di sana. Ada dua kemungkinan yang di bisa di baca oleh Dion. Pertama, mungkin kedua orang tua Celina tidak mau putrinya kekurangan makanan selama liburan. Tapi alasan itu tidak masuk akal karna mereka tau Dion memiliki uang yang lebih dari cukup hanya sekedar untuk membeli makanan.

Alasan kedua, bisa saja mereka melakukan itu agar lebih banyak waktu yang dia habiskan bersama Celina di dalam resort.

"Terus.? Kak Dion mau nyuruh aku buat masak.?" Celina tersenyum geli. Jangankan memasak, membuat telur mata sapi saja selalu berakhir gosong atau menjadi telur orek karna bentuknya yang berantakan.

"Aku tidak akan mengorbankan nyawa untuk mencicipi masakanmu." Sahut Dion menohok. Celina berdecak kesal.

"Yasudah kak Dion saja yang masak, biar aku yang makan." Celina menyengir kuda. Sedikitpun tidak merasa sungkan menyuruh Dion untuk membuatkan makanan.

Dion menatap lekat. Dia selalu menatap gemas ekspresi apapun yang selalu di tunjukan oleh Celina.

"Apa imbalannya.?" Dion berjalan mendekat. Dia berhasil membuat Celina salah tingkah akibat ulahnya. Bagaimana tidak, Dion menatapnya dengan tatapan dalam, kemudian berusaha untuk mengurung tubuhnya yang hampir menempel pada pintu sedangkan Dion terus berjalan mendekat.

"Ke,,kenapa kak Dion jadi mesum begini,," Celina menatap gugup. Dia reflek menutupi dadanya dengan kedua tangan. Meski sudah terbiasa berhadapan dengan laki - laki, tapi setiap kali Dion menggodanya, Celina justru merasa canggung.

Lain cerita jika Vano yang mengurungnya, mungkin saat ini sudah mulai pergulatan panas.

"Siapa yang mesum.? Aku atau kamu.?" Dion terkekeh geli. Lucu melihat ekspresi Celina yang panik sekaligus malu.

"Mau makan apa.?" Tanya Dion lembut. Dia sempat mengusap kepala Celina yang masih berbungkus handuk.

"Apa yang kak Dion masak akan aku makan, asal nggak di kasih racun." Sahut Celina sambil bergeser menjauh saat Dion mulai mundur.

"Aku keringin rambut dulu,,," Celina beranjak dari hadapan Dion.

"Kalau kamu di kamar, bagaimana kamu bisa tau aku akan menaruh racun atau tidak." Seru Dion meledek. Celina langsung berbalik badan dan menatap santai.

"Kak Dion mau membunuh calon istri sendiri.? Coba saja kalau mau batal menikah,," Celina menjawab enteng sambil menjulurkan lidahnya. Ulahnya hanya membuat Dion mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.

Tidak mungkin dia akan membuat pernikahannya dengan Celina batal karna ulahnya sendiri. Cinta membuat Dion bisa menutup mata tentang bagaimana masa lalu Celina yang kelam.

...*****...

"Aku menunggu keputusan kamu, Intan."

"Jangan terlalu lama berfikir,," Vano menatap tajam dengan sorot mata menginterogasi.

Dia terpaksa kembali menanyakan hal itu pada Intan karna tak kunjung memberikan jawaban sampai saat ini.

Sedangkan Vano tidak punya kandidat lain yang bisa dijadikan ibu sambung selain Intan. Selain karna sifatnya yang terbilang masih polos, Intan juga mudah di atur dan tidak seperti kebanyakan wanita diluar sana yang dia kenal dengan gaya hidupnya yang glamor dan bebas.

Intan terus memainkan ujung dressnya. Dia bingung untuk menerima, tapi sulit untuk menolak lagi.

Intan tidak memungkiri bahwa sejujurnya dia memiliki perasaan pada Vano. Cinta itu tumbuh begitu saja seiring berjalannya waktu dan pertemuan yang intens diantara mereka.

Bagaimana mungkin dia tidak mencintai laki - laki tampan seperti Vano. Meski tau keburukan Vano, tapi ada banyak kelebihan yang dimiliki Vano yang jarang dilihat oleh wanita lain diluar sana.

Dibalik sikapnya yang dingin dan terkesan sombong, Vano memliki hati yang lembut saat bersama putrinya. Intan kerap kali memergoki Vano yang tengah menitikan air mata di depan Naura yang sedang tertidur. Intan bisa mendengar kata - kata yang menyentuh hati keluar dari bibir Vano.

Laki - laki yang terlihat kuat dan tegar itu, sebenarnya memiliki hati yang mudah rapuh.

"A,,aku sudah membicarakannya dengan mereka." Intan menundukan pandangan.

"Mas Vano bisa meminta langsung pada Papa. Aku akan setuju kalau Papa dan Mama juga setuju." Intan berucap pelan, namun masih terdengar jelas oleh Vano.

"Baiklah, aku akan datang ke rumah lusa."

"Tidak ada toleransi untuk mengulur pernikahan, begitu mereka setuju, kita akan langsung menikah 2 minggu kemudian." Ucap Vano tegas. Intan hanya menatap bengong tanpa bisa berkata - kata.

Dia sedang bergulat dengan pikirannya sendiri, memastikan bahwa semua itu bukan mimpi.

Jantungnya tiba - tiba saja berdetak kencang. Ada ketakutan yang dia rasakan namun tidak tau apa penyebabnya. Kemudian mulai timbul kegelisahan

Intan berharap keputusan yang dia ambil tidak salah.

...****...

Yang masih punya jatah vote, jangan lupa buat vote di novel ini😊

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!