wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KE Mall di temenin suami
pagi-pagi sekali Bima sudah bergulat dengan dapur, padahal lukanya belum sepenuhnya mengering.
hari ini, mereka libur ke kampus, dan kemarin malam Bima mengurun surat permintaan maaf pada pihak kampus tak bisa masuk, ia juga membuatkan surat izin untuk Athera.
sedangkan Athera ia masih tidur nyenyak di kasurnya, setelah begadang sampai jam 3 pagi.
Bima terus melirik ke arah pintu kamar Athera, "apa dia habis begadang kemarin malam, kenapa belum keluar juga, " ujarnya terus melirik pintu kamar Athera.
"sepertinya dia bangunnya siang, sebaiknya aku sarapan duluan saja, " gumamnya membuat sarapan untuk dirinya sendiri.
Bima makan seraya menonton televisi, setelah makannya habis ia tetap melirik ke arah pintu kamar Athera.
"hmm apa saya chek aja yah," gumamnya menaruh piring di meja, dan pergi ke kamar Athera.
Bima menatap pintu itu dengan ragu, "masuk ngak ya," gumamnya ragu, "aah sudahlah, sebaiknya aku tunggu dia keluar dengan sendirinya," lanjutnya pergi ke kamarnya.
ia membuka laptop, "disini rasanya pengap di kamar terus, sebaiknya aku kerjakan saja di ruang tamu, " ujarnya keluar kamar dan duduk di meja makan, seraya ngemil.
Bima terus mengerjakan pekerjaanya dan kerap kali melihat ke depan, di pintu kamar Athera.
Athera tidur sampai siang, Athera mengerjapkan matanya, ia merenggangkan tubuhnya, ia melirik jam yang ada di nakas,"hmm udah siang,"gumamnya menoleh ke arah sampingnya.
"AAAAAA!" panik Athera, Bima sedang duduk di sisi kasur dengan laptop di pangkuannya.
"Mas ngapain disini?" tanya Athera bingung.
"Mas cuman mau ngecek keadaan kamu, soalnya kamu ngak bangun-bangun dari tadi," ujarnya lanjut kerja.
"emang saya kenapa?"tanya Athera.
"ya ngak tahu, kan yang tahu diri kamu sendiri," ujarnya terus mengetik laptop.
Athera mengernyitkan dahinya, "apaan sih mas, ngak jelas banget, minggir sana aku mau mandi,"ucapnya berlalu ke kamar mandi.
selesai mandi Athera sudah rapi dan wangi, dirinya juga langsung mengenakan tas slempangnya yang ukuran mini, berwarna coklat.
"mau kemana?" tanya Bima.
"ke Mall, kemarin Sandra bilang ada restoran baru yang lagi diskon dan baru buka 2 hari yang lalu, "jawabnya menyemprotkan parfum ke tubuhnya
"kalau gitu aku antar yah," kata Bima.
"mas kan emang harus ikut," ujar Athera.
"kalau mas ngak ikut, gimana?" tanya Bima.
"ya kalau mas ngak ikut, nanti yang bayarin aku siapa, " katanya dengan nada manja.
Bima tertawa bersama Athera, "ya sudah yuk, " ajaknya.
******
kini mereka berada di Mall, banyak orang yang berlalu lalang di Mall besar itu, "Ayok Mas!" ajak Athera menarik Bima menuju game.
disana Bima di ajak main capit boneka, "Mas yang itu, yang warna biru tua! dikit lagi, dikit lagi, geser dikit da......n yaaaah gagal terus, " ujar Athera cemberut, "koinnya udah habis, ya udah deh, kita coba permainan lain aja, "lanjutnya dengan lemas, berjalan lebih dulu.
Athera melihat restoran yang di maksud Sandra, seketika dirinya jadi sumringah, " Mas! itu restoran nya!"katanya dengan cepat, ia menarik Bima ke arah sana.
"selamat datang di restoran Wijaya, " kata pelayan dengan ramah.
mereka duduk di meja kosong paling pojok, karena semuanya sudah di isi oleh para pelanggan lain.
Sekitar 20 menit mereka habiskan di restoran itu, "hmm enak banget makanan penutupnya,"ucapnya dengan memejamkan matanya.
" hmm iya enak,"sahut Bima, Athera tiba-tiba kebelet pengen pipis.
"Mas, aku mau ke toilet bentar yah, " ucapnya dan berlalu menuju toilet.
"sshh aduuh, malah kebelet lagi," gumamnya.
Di celah bawah pintu, 2 pasang hak tinggi dengan warna merah maroon.
"makanan disini enak yah." ujar Fika memperbaiki riasannya
"hmm enak banget." sahut Sonya
"besok-besok kita kesini lagi, " kata Fika
Athera mengenal suara itu. ia diam dan mendengarkan perbincangan mereka .
Sonya melihat sekitar toilet, "Fika... lo ngak ada niat keluar dari circle psikopat ini, " katanya pelan, pergerakan tangan Fika seketika berhenti.
Fika melihat sekitar toilet, "lo jangan bahas soal itu disini, " ujar Fika dengan tegas.
"gue takut Fika, gue takut, gue yang jadi korban selanjutnya, sedangkan Hendra aja hampir ketahuan oleh meneer, lo tahu ngak dia kirim wartawan ke rumah sakit Hendra, dan parahnya Scory,Edam dan Frame, membunuh wanita bernama Nessa itu, " bisiknya pada Fika yang membulatkan matanya.
"hah serius?" tanyanya tak percaya.
"iya.. Scory datang ke club gue kemarin malam," jawabnya dengan ekspresi ketakutan.
"Tapi... bukannya Nessa itu, adiknya Meneer, kok dia tega sih bunuh adiknya sendiri, " gumam Fika tak percaya.
Sonya membulatkan matanya, begitupun Athera yang di dalam Toilet, "a_adik, me_neer, lo serius, tahu dari mana?" tanya Sonya gagap.
"gue tahu, karena tahun lalu, Meneer selalu ngunci kamar di dekat gudang apartemen nya, dan gue ngak sengaja... lihat gadis remaja yang sedang ketakutan di dalam kamar, yang selalu di kunci oleh meneer setiap dia bawa kita atau teman ranjangnya. "katanya mengingat pertemuannya dengan Nessa.
" kok gue ngak tahu, "gumam Sonya.
" gimana mau tahu, Si Nessa itu ngak pernah berisik, bahkan kalau dia lapar dia bakalan tahan sampai Meneer dan yang di bawa ke apartemen nya tidur, atau pergi, gue pernah mergokin dia ngambil makanan di kulkas, tapi isi kulkasnya kosong, gue kasih dia sekardus roti, dan sekardus air putih, gue beliin di alfamart, itu... gue lakuin sampai Meneer keluar negeri bawa dia, "katanya menitikkan air mata di pipinya.
"Nessa benar-benar menderita bersama Meneer, gue ngak nyangka aja, dia bisa sekejam itu, bahkan dengan adik kandungnya sendiri, "gumam Fika lanjut make up.
Sedangkan di toilet Athera berusaha menahan isakan tangisnya. mereka berdua keluar dari toilet, " kalau ingin hidup tenang, tutup mulut lo sampai mati Sonya, "kata terakhir Fika, dan berlalu pergi bersama Sonya.
Athera menangis segugukan, " ternyata di balik keceriaan lo yang suka nantangin gue, kehidupan lo ternyata se menyedihkan itu yah, " gumamnya.
Ia keluar dari toilet dan membasuh wajahnya, sebuah tangan menepuk bahunya, Athera terkejut, perlahan ia mengangkat wajahnya melihat ke arah cermin, matanya semakin membulat saat melihat Fika dan Sonya di belakangnya, menatapnya dengan tatapan intimidasi.
"lo nguping ya?"