Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Malam itu, Arman lagi-lagi mengajak Meta pergi makan malam. Yang sangat aneh, selalu saja mereka makan di restauran tersebut. Meta sudah menghubungi orang tua nya agar mengikuti nya ke sana dan jangan buat keributan sampai mereka tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Entah mengapa, Meta baru saja sadar. Jika saat ini restauran begitu sepi. Ayah dan Ibu nya ingin makan di sana dan memesan meja. Namun, pelayan mengatakan susah penuh.
Alhasil, mereka pun menunggu di mobil sambil sesekali mengintip.
"Sayang, aku bosan makan di sini. Kenapa sih kamu selalu mengajak ku makan di sini?" Tanya Meta.
"Bukan nya kamu suka makan di restauran mewah? Aku sengaja bawa kamu ke sini, karena restauran ini yang paling mewah di antara yang lain."
"Ya tapi,"
"Sudah lah sayang ku. Ayo duduk. Aku punya kejutan untuk mu."
Arman mengeluarkan satu set perhiasan imitasi. Meta langsung senang saat itu. Tidak tahu saja ia jika restauran itu adalah milik laki-laki yang memakai nya selama ini.
Di sana, Arman tak perlu melakukan apapun. Ada pelayan yang sudah siap dengan semua itu.
"Terima kasih, sayang ku."
Setelah memakai kan perhiasan itu ke tubuh Meta, mereka pun makan. Tapi kali ini, entah mengapa perut Meta sangat mual dan ia memuntahkan kembali makanan yang ada di atas meja.
Uweeek ...
"Meta! Apa-apaan kamu ini? Mengapa kamu muntah di atas makanan-makanan ini?"
"Sayang, aku tidak tahu kenapa aku begitu mual. Aku pusing sekali."
"Tapi ini semua makanan mahal. Kalau kamu pusing, ayo kita kembali ke mobil. Kita pulang saja."
Arman mengira jika obat itu masih bereaksi ke tubuh Meta. Ia pun membawa Meta ke tempat biasa.
Tanpa Arman sadari, keluarga Meta mengikuti nya dari belakang. Arman sama sekali tidak tahu karena fokus pada uang yang akan ia dapatkan malam itu.
Mobil mereka berhenti di pintu gerbang. Tidak lama kemudian, pintu gerbang terbuka. Mobil Arman langsung masuk. Dengan cepat mobil orang tua nya Meta langsung ikut antri di belakang mobil Arman.
"Siapa kalian?" Tanya penjaga gerbang.
"Kami teman nya pak Arman. Datang untuk membantu nya." Ucap teman Ayah nya Meta yang merupakan seorang Intel.
Penjaga yang mendengar nama Arman sudah tahu jika laki-laki itu selama ini membantu Tuan besar nya. Mobil orang tua nya Meta pun di izinkan masuk.
Untung saja Arman begitu terburu-buru sehingga tidak lagi peduli pada mobil yang ada di belakang nya.
Saat mobil orang tua Meta sudah masuk, tampak Arman sedang membuka pintu mobil. Beberapa pria datang dan membawa Meta ke dalam rumah besar itu.
"Anak kita akan di apakan? Apa Meta akan di sik-sa di dalam sana?" Tanya Ibu nya Meta dengan air mata yang sudah menganak sungai.
"Kita masih belum bisa memastikan. Kami pun sudah lama memantau pemilik tempat ini. Teman-teman ku sudah mengepung tempat ini. Kalian tenang saja."
Mereka pun menunggu beberapa saat. Arman masih menunggu di mobil nya sedangkan Meta sudah di bawa masuk. Teman Ayah nya Meta langsung turun dan bersembunyi di balik semak.
Dengan cepat ia masuk dan naik ke lantai dua. Orang-orang seperti nya sudah terlatih dalam melakukan hal itu.
"Aaaaa,,tidak!"
Terdengar suara teriakan Meta. Orang tua nya pun tak tahu harus bagaimana. Mereka bingung dan kemudian menghampiri Arman yang sedang santai sambil menonton film bi-ru di ponsel nya.
Prang.
Kaca mobil Arman di pecahkan oleh Ayah nya Meta. Arman terkejut bukan main saat melihat kedua mertua nya ada disana. Serpihan kaca pun sedikit mengenai wajahnya. Karena saat itu, ia memang tidak tahu dengan kedatangan kedua mertuanya itu.
"Di mana anakku? Di mana Meta? Apa kau menju-alnya breng-sek?"
Ayahnya Meta tidak menunggu jawaban Arman. Beliau langsung menarik Arman keluar dari mobilnya.
"Mita tidak ada di sini. Dia di rumah. Untuk apa kalian datang mencari Meta di rumah orang lain?"
Arman masih saja berkelit. Ia tidak mau jujur dengan apa yang telah terjadi selama beberapa Minggu ini.
"Kami sudah mengikuti kalian sejak tadi. Jadi kau tak perlu berbohong, Arman. Polisi juga sedang datang ke sini untuk menangkap kalian. Siap-siap saja kau dijebloskan ke penjara."
Arman begitu ketakutan dan ingin berlari. namun cengkraman tangan ayahnya Meta begitu kuat. Begitulah seorang ayah jika anaknya berada dalam bahaya.
Arman juga mencoba untuk mengambil ponselnya. Namun ibunya Meta lebih dulu mengambil ponsel itu. Kini Arman tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah.
Tidak lama kemudian, Meta berlari sambil menangis. Saat ia melihat kedua orang tuanya, ia langsung memeluk mereka dengan tubuh yang bergetar hebat.
"Bu, Aku takut sekali. laki-laki itu ingin memper-kosaku. Untung saja saat ini aku sadar. Ia ternyata sudah beberapa kali melakukan hal itu padaku. Arman telah menjual ku pada nya."
Huaaaaaaaaaaa
Suara tangisan Meta begitu besar. Antara menangis karena kesal, marah, dan juga rasa takut bercampur menjadi satu. Semua perasaan itu dirasakan oleh Meta saat ini.
"Ba-jingan kau Arman! Apa kau sudah gi-la? Dia ini istri mu. Harusnya kau melindunginya. Bukan malah menju-alnya pada pria hidung belang."
Bug
Bug
Bug
Wajah Arman diton-jok oleh ayahnya Meta berkali-kali. Hingga mengeluarkan da-rah segar dari hidung dan juga sudut bibirnya.
"Cuih! Bukankah kalian juga suka uang? Aku melakukan hal ini juga demi Meta, supaya ia bisa hidup bergelimangan harta. Perusahaan kami hampir bangkrut. Dan dengan cara ini kami bisa membangun kembali perusahaan tersebut."
"Tapi, kau bisa mencari jalan lain. Mengapa kau harus menyik-sa anakku? Kau itu suami nya."
"Menyik-sa? Meta juga begitu menikmatinya. Aku memiliki banyak video-video Meta. Bagaimana? Apa kalian akan melaporkanku? Jika itu terjadi, maka bisa kupastikan seluruh video Meta akan tersebar di dunia maya. Tanpa busana alias te-lan-jang."
Hahahahhahah
Arman tertawa sambil mengeluarkan air matanya. Sesekali ia meludah karena mulutnya terasa asin oleh darah.
Ayahnya Meta mengepal kan tangannya dengan erat. Kali ini beliau tidak bisa gegabah. Nama baik Meta dipertaruhkan.
Tidak lama kemudian, teman Ayahnya Meta pun keluar sambil membawa laki-laki yang selama ini sudah berhubungan dengan Meta.
Beberapa polisi juga datang dan membawakan beberapa bukti yang ada di sana. Entah kali ini Arman bisa lolos, atau Arman akan ikut terseret dengan ada nya kasus ini.
dasae manusia tak tau blas budi masih sj menyalahkan
terua saja di perbudak oelh ayah kandung sndri dan ibu tiri
wis kok yo g melek matane sih