NovelToon NovelToon
Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29 Kejahilan Suami

Suara air di kamar mandi yang terdengar, Dhafian yang melakukan aktivitas mandi sejak 10 menit yang lalu. Aliza duduk di meja rias yang membuka hijab dan juga cadarnya. Karena sudah malam yang membuat Aliza seperti biasa bersiap-siap untuk tidur.

Dia memang tidak pernah canggung tanpa menggunakan hijab dan cadar di depan suaminya. Aliza terbiasa dengan hal itu dan bahkan tidur satu ranjang dengan suaminya walau tidak terjadi apapun diantara mereka.

"Aliza!" Aliza menoleh ke arah kamar mandi saat dengan jelas mendengar namanya dipanggil.

"Aliza, Aliza!" panggil Dhafian lagi.

"Iya sebentar," jawab Aliza berdiri dari tempat duduknya dan sekarang sudah berdiri di depan kamar mandi yang mendekatkan telinganya pada pintu kamar mandi.

"Ada apa tuan?" tanyanya.

"Ambilkan handukku!" titah Dhafian membuat Aliza mengerutkan dahi.

"Apa kau tidak mendengarku?" tanya Dhafian.

"Tapi tuan, bukankah kamar mandi juga ada handuk dan kenapa harus memanggil saya," jawab Aliza.

"Tidak ada handuk di sini dan cepat turuti apa yang aku katakan," jawab Dhafian.

Aliza menghela nafas yang akhirnya berjalan menuju lemari dan mengambil handuk yang diinginkan Dhafian, kemudian dia kembali berada di depan pintu kamar mandi dan mengetuk pintu itu.

"Bukalah!" pinta Dhafian yang membuat Aliza menghela nafas dan membuka pintu sedikit yang menyodorkan handuk tersebut tanpa memperlihatkan wajahnya.

Ternyata bukan hanya handuk yang ditarik oleh Dhafian, melainkan juga dirinya sendiri yang membuat Aliza kaget dengan mata melotot yang sekarang sudah berada di depan suaminya dengan kedua pergelangan tangannya ditahan.

Dhafian mengerjainya saja yang sekarang memakai jubah mandi berwarna putih yang membuat Aliza benar-benar kaget.

"Apa yang tuan lakukan?" tanyanya dengan mata melotot.

"Tuan membohongi saya?" tanya Aliza.

"Aku tahu, sebenarnya apa yang kamu katakan tadi siang di mobil berupa kode, ya wanita memang seringkali memberi kode," ucap Dhafian dengan tersenyum sirik.

"Saya tidak mengerti dengan perkataan tuan," sahut Aliza yang mendadak gugup.

Dhafian yang tiba-tiba saja membelai pipi Aliza yang membuat Aliza semakin gugup dengan bulu kuduknya berdiri, belum lagi dengan tatapan mata suaminya itu yang sangat nakal.

"Kamu jujur saja yang sebenarnya ingin diperlakukan romantis saat kita berduaan dan maka dari itu kamu marah-marah saat aku melakukan hal itu di depan orang ramai dan tidak melakukannya di saat kita berduaan," ucap Dhafian dengan rasa percaya diri. Aliza menanggapi hanya dengan mengerutkan dahi.

"Aliza jadi benarkah sudah bermain perasaan dengan pernikahan ini dan kau menyukaiku sampai menggebu-gebu seperti ini. Apa kau sudah tidak sabar ingin ku sentuh," ucap Dhafian.

"Tuan jangan salah paham sama sekali tidak terbesit hal itu di dalam kepala saya," ucap Aliza yang sejak tadi hanya berusaha untuk tenang.

"Shutttt!" Dhafian meletakkan jarinya di bibir Aliza.

"Jangan panggil aku tuan, itu bukan satu hal romantis untuk hubungan suami istri," bisik Dhafian dengan suara serak yang lama-lama membuat Aliza lemah.

"Bagaimana jika kita habiskan malam ini dengan penuh keromantisan dan hanya kita berdua yang tahu, tidak perlu sama sekali ada yang tahu, aku juga tidak akan memamerkannya pada siapapun bahwa aku telah memilikimu," lanjut Dhafian yang berbicara tepat dihadapan istrinya dengan suara nafas yang menerpa Aliza.

Dhafian yang tiba-tiba saja melepaskan ikatan pada jubah mandi yang dia kenakan dan jelas saja hal itu membuat Aliza panik, yang dengan cepat mengalihkan pandangannya.

"Kau bertambah cantik jika malu-malu seperti itu," goda Dhafian dengan tersenyum miring yang melihat bagaimana reaksi istrinya yang tidak ingin melihat dirinya akan telanjang setelah jubah mandi itu terlepas.

Dhafian memegang dagu Aliza dan kemudian mensejajarkan wajahnya kembali.

"Ada apa Aliza, bukankah kau menginginkan hal seperti ini, kau jangan naif, katakan saja aku akan memberinya, aku akan membuatmu tidak bisa melupakan malam yang kau habiskan bersamaku, anggap saja itu bonus pernikahan ini atau hadiah karena kau sudah sering menuruti perintahku dan melakukan pekerjaan dengan sangat baik," ucap Dhafian yang tersenyum miring menggoda istrinya.

Dhafian yang semakin jahil mendekatkan wajahnya yang ingin meraup bibir yang sejak tadi sangat menggoda itu yang pernah dia yang dilapisi oleh cadar. Tetapi Aliza memalingkan wajahnya dan mendorong pelan bahu Dhafian.

"Sangat tidak lucu mempermainkan saya seperti ini," ucap Aliza yang berhasil menghentikan kekonyolan Dhafian dan bahkan dia pergi dari hadapan Dhafian.

"Kau mengatakan ini lucu dan sebuah permainan. Apa kau tidak sadar jika kau sudah menikah dan seharusnya kau melakukan itu!" langkah Aliza terhenti di depan pintu ketika mendengar pernyataan suaminya.

"Saya mengetahui apa yang harus saya lakukan, saya tahu harus seperti apa bagaimana tugas saya sebagai seorang istri, tetapi jika suami saya menginginkan semua itu hanya karena ingin mempermainkan saya, maka saya tidak bisa melakukannya," jawab Aliza yang keluar dari kamar mandi.

Dhafian mengepal tangan, dia sekarang mulai memahami Aliza. Jika Aliza bukanlah orang yang bisa diajak bercanda atau main-main.

"Lihatlah semua yang dia katakan menurutnya paling benar," umpat Dhafian kesal sendiri dengan semua rencananya yang ternyata tidak berhasil dia lakukan.

Dhafian yang tidak mengatakan apapun lagi langsung keluar dari kamar mandi yang melihat Aliza sudah berbaring di atas tempat tidur dengan posisi miring yang membelakangi Dhafian.

"Aliza apa yang kamu lakukan bukan masalah kesalahan, kamu hanya ingin meminta agar suamimu memahami sedikit bahwa segala sesuatu bukanlah suatu permainan, kamu tidak menolaknya sama sekali, kamu juga memahami jika menolak keinginan suami sendiri adalah perbuatan dosa, apa yang kamu lakukan sudah benar dan tidak bermaksud apapun," batin Aliza sebenarnya merasa bersalah karena sudah meno Dhafian.

Tetapi Aliza merasa memiliki hak dan Dhafian tidak pantas melakukan semua itu jika karena adanya tujuan lain.

Dratt-drattt-drattt

Ponsel Dhafian yang tiba-tiba saja berdering membuatnya mengangkat telepon tersebut

"Ada apa?" tanya Dhafian yang terdengar begitu serius.

"Apah!" pekik Dhafian.

"Baiklah, aku akan segera ke sana tolong kamu tenangkan Mama!" ucap Dhafian yang membuat Aliza mendengar pembicaraan tersebut yang langsung duduk.

Aliza melihat suaminya yang tampak buru-buru mengganti pakaiannya.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Aliza.

Dhafian tidak memiliki waktu untuk menjawab dan ketika pakaian itu sudah terpasang yang langsung keluar dari kamar.

"Tuan!" Aliza yang buru-buru menyibak selimut dan turun dari ranjang, tapi dia menahan semuanya ketika membuka pintu kembali dan ternyata baru menyadari bahwa dia tidak memakai hijab.

Aliza dengan cepat mendengar suara mesin mobil yang membuatnya berlari menuju jendela dan melihat bagaimana Dhafian dari mobil itu sendiri dengan sangat buru-buru.

"Ya Allah apa yang terjadi?"

"Bagaimana ini ya Allah?"

Batin Aliza yang terlihat begitu panik. Aliza yang langsung dengan cepat mengambil pakaian ganti dan juga tidak lupa memakai hijab dan juga cadarnya. Tidak bisa tenang melihat suaminya yang pergi begitu saja membuat Aliza buru-buru langsung pergi.

Aliza sangat penasaran dengan apa yang terjadi dan lebih baik menyusul suaminya daripada menunggu dengan penuh kegelisahan dan walau dia tahu jika Dhafian tidak menyukai tindakan yang dia lakukan, tetapi Aliza tidak punya pilihan lain selain melakukan semua itu.

Bersambung.....

1
Naufal Affiq
lama kali lak kedik si reno ini terbongkar,enak kali hidup nya
Naufal Affiq
menantu idaman
partini
menghilangkan noda darah tuh gampang pakai sabun mandi dah kinclong
Dyah Oktina
kapan kelanjutannya nih thor.... d tunggu banget loh ...💪🏻💪🏻😍
partini
pecah perawan
partini
sehh demo
Reni Septianing
lanjut kan up banyak2 kak😁 sudah penasaran ini.
partini
lanjut
Retno Harningsih
up
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
jgn izinin Thor.. jangan izinkan dhafian buat begitu pada isterinya
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian bodoh isteri Baik2 malah mau pameran ke orang haram dilihat...
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Aliza
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lalu Arum sama Aditho
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian nyosor ke kampung tapi terus nyosor ke rumah Aliza..ya Allah
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
arum n Aliza sepupuan lucky adalah adik beradik ayahnya Aliza dan sekaligus wali Aliza
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
akh memang suka kisah wanita Bercadar
Wicih Rasmita
next Thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!