Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu
Pria itu menepati ucapannya dengan hanya makan siang di cafe yang tak jauh dari kantor tempat Zalika bekerja
Pintu ruangan CEO diketuk, Gavin datang seperti biasa, hendak bertanya pada tuannya mengenai menu makan siang pria itu
"Tuan ingin apa untuk makan siang?" Tanya Gavin diambang pintu
"Kamu sudah makan siang?" Bukannya menjawab, pria tampan itu malah balik bertanya
"Belum tuan!" Sebenarnya Gavin ingin mengajak Zalika makan siang bersama, tapi dirinya harus menelan kekecewaan karena sang gadis pujaan telah lebih dulu diambil orang
"Bagus!" Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya "Kita makan siang di cafe dekat kantor!"
Gavin jelas dibuat bingung akan tingkah tuannya itu, selama ini Jefry akan makan diluar jika ada janji rapat dengan para rekan bisnis, tapi hari ini tak ada janji apapun
"Tuan serius?"
"Iya, sudah ayo! Nanti mereka sudah selesai!" Pria itu bahkan telah berjalan lebih dulu
"Mereka siapa tuan?" Tanya Gavin
"Emm.. maksud saya, nanti waktu makan siang nya selesai!" Elaknya
Rasanya tidak rela jika membayangkan Zalika makan siang berdua dengan seorang pria, sekalipun itu adiknya sendiri. Jefry memang aneh
Dari dalam mobil, Jefry melihat dimana mobil sang adik yang terparkir didepan sebuah Cafe
"Kita makan disana Vin!" Gavin membawa pandangannya kearah dimana sang tuan menunjuk
"Tuan akan makan disana? Tapi tempat itu sangat ramai saat makan siang!"
Gavin tau jika atasannya ini tidak menyukai tempat yang ramai, itu kenapa Jefry kerap memilih ruang VVIP untuk sekedar makan siang bersama klien
"Tidak usah banyak tanya, Gavin! Cepat! Saya sudah lapar!"
Tak ada pilihan lain, Entah apa yang tengah merasuki tuannya hingga bertingkah seperti ini
Keduanya masuk kedalam cafe tersebut, cafe khas anak muda dengan melihat interior serta para pengunjung yang datang
Jefry mengedarkan pandangannya, satu yang ia cari. Yaitu dimana Zalika dan Leon duduk
"Ada meja kosong disudut sana tuan!" Gavin menunjuk sebuah meja yang masih belum ditempati
"Kita duduk disana!" Bukannya tempat kosong, Jefry malah menuju sebuah meja yang ditempati oleh sepasang kekasih pikir Gavin, karena memang ia tak melihat dengan jelas siapa yang berada dimeja tersebut
"Kalian disini juga?" Entah sejak kapan pria itu pandai berakting, dirinya bertingkah seolah takdir mempertemukan mereka disana
"Kak Jef? Ngapain kakak disini?"
Jefry dengan duduk dikursi tepat disamping Zalika, sesekali ia membawa pandangannya pada seorang gadis yang sejak tadi diam saja
"Zalika" gumam Gavin, dirinya tak berani mengeluarkan suara mengingat disana juga ada sang tuan
"Kamu panggil pelayanya Gavin!" Titah Jefry yang langsung dikerjakan oleh asisten pribadinya itu
Gavin duduk disamping Leon karena Jefry lebih dulu duduk disamping Zalika yang duduk berhadapan dengan Leon
Meja itu berada didekat jendela, Leon dan Zalika sengaja memilih tempat itu agar lebih tenang
"Kalian ngapain sih kesini?" Leon merasa makan siangnya terganggu karena kehadiran sang kakak beserta pekerja setianya
"Kita mau makan siang!" Jawab Jefry dan terdengar menyebalkan, entah sejak kapan pria dingin itu menjadi menyebalkan seperti ini
"Kenapa nggak pilih restoran yang lebih mewah?" Leon hanya bisa menggerutu, tidak mungkin juga dirinya mengusir sang kakak dari sana
"Kata Gavin disini makanannya enak!"
Gavin sampai mengerutkan keningnya, bukannya tadi Jefry yang ngotot ingin makan ditempat ini? Benar-benar bos yang menyebalkan
"Tenang saja Leon, makanan kalian biar kakak yang bayar!" Ucapnya dengan sombongnya
"Kakak pikir aku nggak bisa apa, bayar makanan aku sama Zalika" pria tampan itu merungut saking kesalnya dan sialnya sang kakak tidak peduli akan hal itu
"Ternyata Gavin benar, makanan disini sangat lezat!" Gavin menatap sang tuan dengan tatapan tajam, menjual namanya adalah hal yang jahat pikir nya
Zalika diam saja, sejak mengetahui jika Jefry adalah cinta masa kecilnya, ia sedikit menjaga jarak nya. Ia tidak ingin Jefry tau jika keduanya memiliki hubungan di masa lalu
"Kenapa kamu diam saja, Zalika?" Tanya Jefry pada gadis yang duduk disampingnya
"Ti-tidak ada tuan!" Gadis cantik itu menundukkan kepalanya
"Semua orang juga pasti bete kak, kalau kesenangan nya diganggu!" Ketus Leon
"Benar begitu Zalika? Kamu tidak suka saya ikut makan disini?"
Zalika memberanikan diri menatap wajah tampan disampingnya lalu menggeleng
"E-enggak kok tuan, saya mana berani melakukan itu!"
"Tuh, Zalika nya aja nggak masalah kalau kami ikut makan disini!" Ujar Jefry nggak mau kalah
"Sial, karena kak Jef disini gue jadi nggak bebas mau ngobrol sama Zalika!" Batin Leon yang jelas-jelas terlihat kesal
Uhukh
Uhukh
Entah karena perasaan gugup atau memang dirinya yang tidak fokus, wanita cantik itu sampai tersedak. Terlebih Jefry yang terlalu banyak mengajukan pertanyaan
Dengan cepat ketiga pria yang duduk disana menyodorkan gelas minuman nya
Zalika memandang satu-persatu pria tampan itu, tidak ingin membuat kecewa, gadis itu meraih gelas berisi jus alpukat miliknya dan mengabaikan tiga gelas yang telah diberikan oleh pria-pria itu
"Terima kasih!"
Satu-persatu menurunkan gelasnya, lalu kembali fokus pada makanan masing-masing
"Ayo pulang! Ini sudah lebih dari dari lima belas menit!" Jefry menarik tangan sang sekretaris hendak membawanya pergi
"Nggak bisa gitu dong kak, Zalika kesini nya sama gue artinya dia pulangnya juga sama gue dong!" Ucap Leon tak terima
"Sudahlah Leon, lagian kakak sama Zalika kan searah!" Keukeh Jefry
"Ayo!"
Zalika melepas cekalan pada pergelangan tangannya, membuatnya mendapat tatapan tajam dari sang tuan
"Saya sama tuan Leon saja!"
Gadis itu berusaha untuk tidak bersikap diluar batas pada atasannya itu, Zalika berusaha untuk bersikap professional
Entahlah, tetapi dirinya merasakan debaran yang berbeda pada Jefry setelah ia tahu jika atasannya itu adalah cinta masa kecilnya
"Kakak denger sendiri? Dia mau sama gue!" Ucap Leon dengan penuh kebanggaan, seolah semua keberuntungan ada padanya
"Kamu membantah ucapan saya?" Tatapan tajam diberikan Jefry pada sekretaris pribadinya itu membuat nyali gadis itu seketika menciut
"Bu-bukan seperti itu tuan!" Kesepuluh jemarinya saling bertaut
"Ayo!" Jefry memang sangat keras kepala, jika dirinya setelah mengatakan sesuatu maka tak ada siapapun yang boleh membantah
Pasrah, Zalika mengikuti langkah tuannya yang terus menggenggam tangannya dengan erat, seolah tak ingin tangan itu terlepas
Debaran pada jantung nya tak dapat lagi ia sembunyikan, Zalika bahkan memegang dadanya selama perjalanan
Gavin segera menyusul dengan langkah lebarnya, lalu membuka pintu belakang untuk tuannya
"Masuk!" Titah Jefry membuat kedua pekerjanya itu mengerutkan keningnya
"Saya didepan saja!" Tolak Zalika, rasanya tidak sopan jika dirinya duduk dibelakang seperti seorang bos
"Sejak kapan kamu pandai membantah perintah saya seperti ini, hmm?"
semoga terkuak ya rahasianya