Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah Sikap
"Kamu masih saja bermimpi tentang Dafi?" tanya Vivian yang sudah beberapa kali mendengar cerita Defandra jika dia seringkali bermimpi tentang Dafi sejak kematiannya sekitar dua bulan lalu.
"Ya." saut Defandra singkat.
"Apa orang suruhanmu belum menemukan info apapun siapa saja orang yang bersama Dafi di malam itu, setidaknya satu orang saja."
"Itu yang membuatku kesal, tidak Polisi, tidak orang-orangku kenapa sulit sekali memberikan info tenteng siapa saja yang bersama adikku malam itu, sebenarnya siapa orang dibelakang mereka,"
"Ini terlalu sulit, kamu tidak tahu jika Dafi pergi dengan siapa, dan bagaimana dia bisa berada di kampung itu, dan gadis itu... " Vivian menjeda ucapannya dengan kesal mengingat gadis yang sedang ia bicarakan sudah menikah dengan Defandra.
"Ntah bagaimana gadis itu menggunakan matanya sampai tidak bisa mengenali siapa saja yang memperk0sanya." lanjut Vivian yang semakin merasa kesal.
Defandra hanya diam mengingat ketika Dafi meminta izin untuk Touring ke Jawa-Bali. Selama kuliah Dafi memang tinggal di rumah kost dan hanya pulang ketika libur, tapi liburan saat itu Dafi tidak pulang ke rumah melainkan hanya pamit melalui telpon untuk Touring menjelajahi beberapa kota di indonesia. Tanpa bertanya macam-macam Defandra yang tengah sibuk di luar kota, hanya mengizinkan Dafi pergi meskipun Dafi hanya mengatakan jika akan pergi dengan teman-temanya tanpa menyebutkan siapa saja teman yang pergi bersamanya. Sebelumnya Defandra pikir Dafi akan pergi dengan teman kampus, tapi setelah diselidiki tak ada teman kampus yang ikut pergi dengan Dafi.
Memikirkan itu semua, Dafandra semakin bingung bagaimana harus mengungkap siapa saja yang bersama Dafi di malam itu. Namun sesaat kemudian otaknya mulai bekerja kembali.
"Kenapa tidak aku sendiri yang menyelidiki siapa orang-orang itu, kejadiannya di kampung halaman Kamila, pasti ada salah satu dari mereka yang asli orang sana," batin Defandra yang kemudian pamit pulang.
"Aku pulang dulu," ucap Defandra yang langsung meninggalkan Vivian tanpa menunggu seper tujuannya. Hal itu membuat Vivian kesal karena kali ini Defandra pulang ke rumah yang ada wanita berstatus istrinya. Sementara dirinya yang sudah menjalin hubungan dengan Defandra selama dua tahun, belum ada tanda-tanda jika Defandra akan menikahinya.
Sementara itu, Kamila bersikap seperti tak terjadi apa-apa didepan ibu dan kakaknya, Kamila tidak ingin ibu dan kakaknya tahu jika Defandra menikahinya hanya untuk balas dendam padanya. Baginya sudah cukup untuk mereka ikut merasakan kesedihan atas apa yang sudah menimpanya, sekarang Kamila ingin ibu dan kakaknya hanya tau dirinya sudah bahagia bersama Defandra.
"Wah pagi-pagi begini pengantin baru udah sibuk nyiapin sarapan," goda ibu mendekati Kamila yang tengah sibuk menata sarapan di meja makan.
"Eh ibu, selamat pagi."
"Pagi sayang."
Terlihat jelas wajah bahagia Ningsih mengawali pagi harinya, dan itu dilihat oleh Kamila yang terdiam sejenak menatap wajah sang ibu.
"Bagaimana mungkin aku menghancurkan kebahagiaaanya." batin Kamila yang bertekad menjalani rumah tangganya meskipun Defandra hanya akan membuatnya menderita.
"Nak Defandra mana?"
Pertanyaan Ningsih mengagetkan Kamila. Terlebih Kamila bingung mau jawab apa, tapi kebingungan itu hilang saat tiba-tiba Defandra muncul mendekati meja makan.
"Selamat pagi..." sapa Defandra yang langsung duduk mengambil makanan ke piringnya seperti tidak terjadi apa-apa.
"Selamat pagi Nak Defandra." saut Ningsih dengan senyum tertahan melihat Defandra yang Terlihat begitu kusut dan belum mandi.
Defandra hanya membalas dengan senyum sekilasnya lalu kembali menyantap sarapannya.
Sementara Kamila yang juga menyantap makanannya tak melepaskan pandangannya pada Defandra yang sama sekali tidak melihat Kamila duduk di depannya.
"Apa rasanya enak?" tanya Kamila mengagetkan Defandra yang begitu menikmati makanannya.
"Tentu saja, apa yang dimasak Bibi rasanya pasti enak."
Mendengar jawaban Defandra, Kamila hanya tersenyum, lalu berdiri dan mengemasi piring yang kotor.
Melihat Kamila pergi ke dapur membawa piring kotor, Defandra bergegas mengejarnya.
"Kamila..."
Kamila menatap aneh Defandra, Kamila tidak mengerti kenapa sekarang Defandra berbicara lembut, sementara semalam begutu kadar padanya.
"Apa kamu ingin pulang ke kampung bersama orang tuamu?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, apa kamu mengusirku?"
"E-bukan, aku hanya ingin ikut bersamamu beberapa hari."
Kamila semakin tak mengerti kenapa Defandra mudah sekali berubah sikap.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊