NovelToon NovelToon
Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dokter / Menyembunyikan Identitas / Kekasih misterius
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Nadira Keisha Azzura pertama kali co-ass di rumah sakit ternama, harus mengalami nasib buruk di mana Bapaknya masuk UGD tanpa sepengetahuannya akibat tabrakan, lalu tak lama meninggal dan sebelumnya harus mendengar ijab kabul mengatasnamakan dirinya di kamar Bapaknya di rawat sebelum meninggal. Pernikahan itu tanpa di saksikan olehnya sehingga dia tidak mengetahui pria tersebut.

Sedangkan dia hanya memiliki seorang Bapak hingga dewasa, dia tidak mengetahui keberadaan kakak dan Ibunya. Dia di bawa pergi oleh Bapaknya karena hanya sosok pria miskin dan mereka hanya menginginkan anak laki-laki untuk penerus.

Bagaimana nasib Nadira selanjutnya? akankah dia hidup bahagia bersama suaminya? akankah Nadira bisa menerima siapa suami dan siapa yang telah menabrak Bapaknya? Akankah dia bertemu dengan keluarganya?

Yu saksikan ceritanya hanya di novel 'Suami Misteriusku ternyata seorang Dokter'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 ~ Thomas Emosi

Ken pun telah memasuki kendaraannya, dan Nadira kembali memasuki rumah sakit dengan mendorong kursi roda bekas Ken gunakan.

Drett!, Drett!, Drett!

Handphone Nadira pun bergetar di rogohlah saku tersebut.

Ken : Ra ..., uang itu untuk makan beberapa hari ke depan, jika habis katakan! aku akan mentransfernya.

Nadira : Ok Pak, terimakasih banyak, namun ini sepertinya lebih dari cukup.

Nadira pun kembali ke ruangan Ken dengan menyimpan kursi roda, dan mengambil tasnya.

Nadira pun bergegas menuju parkiran sebelum turun hujan.

Dia menuju minimarket untuk membeli segala kebutuhan makannya dari uang pemberian Ken sebanyak satu juta.

Setelah sesampainya di rumah dia bergegas membersihkan tubuhnya dan menata sayuran dalam kulkas yang berada dalam rumahnya.

Kemudian tak lama ia pun kembali melajukan kendaraannya membelah jalanan menuju rumah Nabil.

Sesampainya di rumah Nabil, "Lo benaran mau kerja dengan jadi sales kue nyokap gue? sedangkan lo sudah memegang enam juta di tangan lo?" Tanya Nabila saat berada di dalam kamarnya.

"Yup, gue ga berani pake uang lima juta dalam ATM itu, gue takut gimana kalau itu nanti di tagih? gue aja ga tau siapa laki gue sampai sekarang?" jelas Nadira dengan menghela nafas panjang.

"Hmm kenapa lo ga cari tahu aja sih? masuk ke ruangan cctv gitu, biar lo tau siapa aja pada saat itu dalam ruanngan bokap lo?" saran Nabila.

"Males gue, lagian siapa gue bisa sembarangan masuk ke ruang CCTV, biar aja lah lagian bagus biar gue fokus sama studi gue," sahut Nadira dengan mengangkat kedua bahunya.

"Gila lo ya? selama itu pun lo ga bakal dapat gebetan or kawin gitu?" sanggah Nabil dengan menggelengkan kepalanya.

"Ga ada pikiran gue kawin untuk saat ini, pikiran gue gimana caranya gue cari duit untuk memenuhi kebutuhan gue," ujar Nadira dengan mengetuk-ngetuk dagunya oleh tangan kanannya.

"Aih ... laki lo jelas udah kasih duit, malah mau susah payah lo cari duit, heran gue, kalau gue nikmati aja tu duit selama ATM itu terus mengalir, jujur enak banget jadi Lo, dan gue heran sampai sekarang. Laki lo bukannya kasih mahar lima puluh ribu? ko bisa kasih lima juta dalam ATM lo, n ko dia bisa ya bikin ATM atas nama Lo, tanpa tanda tangan or orangnya langsung?" Nabila dengan seketika terpikirkan segalanya tentang suami Nadira yang belum jelas perwujudannya itu.

"Peduli amat, gimana nyokap lo setuju ga? udah lo obrolkan?" Tanya Nadira memindah alihkan pembicaraan.

"Hmm udah, katanya 'siap lo bawa besok,' " ujar Nabila.

Merekapun kini telah terlelap dalam tidurnya.

Keesokan paginya.

"Nabil buruan, mau gue bonceng apa lo sendiri?" Tanya Nadira sambil membawa 2 plastik berukuran besar berisi kue-kue basah untuk di masukkan ke dalam kantin rumah sakit.

"Bawel kaya mak gue aja." Sambil naik ke motor Nadira.

"Pegang!" Seru Nadira sambil menaruh di atas paha Nabila.

"Idih ajak gue dengan maksud mau bawain kue, gila, tau gitu pake motor sendiri aja!" protes Nabil dengan memanyunkan bibirnya.

** Di kediaman Ken **

"Thomas ..., lihat saudaramu, belum sehat betul dia sudah mau masuk kerja!" keluh Kania dengan menunjuk Ken di hadapan Thomas.

"Biarkan saja Tan, dia kan udah gede, lagian itu rumah sakitnya, sakit tinggal tiduran." Thomas melirik Ken sambil menyuap nasi ke dalam mulutnya.

"Ah kaka modus ya? pengen deket-deket sama cewe cantik kemarin kan?" ledek Addiva.

"Wah kamu pintar de ...." sahut Thomas menimpali.

"Diam kalian, ayo cepat!" Ken melangkah menuju arah pintu keluar.

"Wah Ken, gila lo, makan gue belum habis!" sahut Thomas tergesa-gesa.

"Terserah, gue tinggal!" ancam Ken.

"Sumpah saudara ga punya akhlak, kalau saja mobil gue ga lagi di service, ogah gue numpang lo!" cecar Thomas dengan menyegerakan makannya, dan berlari mengejar Ken.

Setelah di parkiran, Ken telah menunggu Thomas dengan menyender tepat pada pintu mobil, dan setelah Thomas berada jarak tak jauh darinya, Ken pun melempar kunci mobil tersebut tanpa berbicara sepatah katapun kepada Thomas.

"Ya Tuhan punya saudara gini amat, bilang ke gue yang nyupir, asem banget punya saudara, dasar kutub Utara." Thomas menerima kunci tersebut yang telah di lempar oleh Ken, sambil mulut berkomat kamit.

Ken pun telah masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, kemudian disusul oleh Thomas yang berada di jok kemudi.

"Baik tujuan akan segera di berangkatkan menuju Xanderia Hospital, harap gunakan sabuk pengaman agar tidak terjengkang pada dasboard mobil," Ujar Thomas dengan menstarter mobil.

"Berisik!" Ken menoyor kening Thomas hingga tersungkur kebelakang.

"Hidup lo ga asik Ken," cecar Thomas dengan melajukan mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.

Ken hanya mampu menutup matanya tanpa membuka sedikitpun. Tidur ya terlihat begitu, namun otaknya memikirkan sesuatu yang selama ini mengganjal dalam hatinya.

Hingga tak lama mobil pun mengerem secara mendadak, hingga akhirnya kepala Ken pun terbentur begitu keras pada Dasboard mobil.

"ADUH! ...," keluh Ken sambil memegang keningnya.

Namun lain dengan Thomas yang malah membuka kaca jendela yang berada di sampingnya.

"Hai Nona-nona, kenapa dengan motornya? ko di dorong seperti itu?" Tanya Thomas kepada Nadira dan Nabila yang sedang mendorong motor.

"Eh Pak Thomas, iya ni Pak, kita kehabisan bensin, dasar Nadira motor bagus ga di cek bensin." Nabil menjeda obrolannya dan tersenyum. "Pak, kita boleh nebeng ya, nanti terlambat pula jika harus dorong-dorong motor begini, boleh yah?" Pinta Nabil dengan mata penuh permohonan.

"Boleh ... tentu boleh ...." Thomas langsung membukakan pintu belakang tanpa persetujuan Ken.

"Motornya?" Tanya Nadira yang tengah di tarik oleh Nabila.

"Nanti kita pikirkan kembali!" gumam Nabil.

"Gila lo ya!, gue ga punya lagi kendaraan selain itu!" keluh Nadira saat berada dalam mobil yang masih terdengar oleh Ken dan thomas.

"Pak Ken?" Tanya Nadira saat melihat Ken duduk di samping Thomas.

"Eh kamu Ra," sapa Ken sambil melirik Nadira, Ken tidak menyadari jika yang masuk ke dalam mobilnya itu adalah mereka, karena sedari tadi dia merasakan pusing akibat benturan keras pada dasbor, di tambah rasa pusing akibat sakitnya belum sembuh total.

"Pak ..., kenapa dengan kening Bapak? ko merah begitu?" Tanya Nadira sedikit bersimpatik.

"Udah siap? jangan lupa pake Seltbelt jangan sampai sesuatu terjadi seperti kening Kendrick."

"Waduh ...." Kompak Nadira dan Nabila sambil menutup mulut mereka.

"Syukuri kamu Ken, makanya pake seltbelt yang bener," sindir Thomas dengan maksud menyindir ke arah lain kepada Ken.

Namun tak lama Nabila pun tertawa.

"Ada apa?" Tanya Thomas sambil melirik Nabila.

Ken hanya mengerutkan keningnya saja dengan menajamkan pendengarannya, dan untuk Nadira dia melirik sahabatnya sambil mengerutkan keningnya.

"Ha ha ha, Pak Thomas itu jubirnya Pak Ken ya? pantes Pak Ken itu irit ngomong karena punya jubir ha ha ha." Nabila tertawa renyah. dan itu membuat Nadira dan Ken menahan tawa mereka.

"Anggap saja begitu Bila," sahut Thomas serius sambil melajukan kendaraannya dengan mengerem kendaraan tersebut secara mendadak beberapa kali.

Nabila pun memanyunkan bibirnya sambil melirik ke arah jendela, dia merasa kesal akan ucapan Thomas yang mengatakan Bila. Namun dia tidak dapat melakukan protes di karenakan ia mengetahui bahwa Thomas sedang dalam emosi.

Tanpa di sadari oleh mereka berempat jika Ken dan Nadira dengan kompak hanya mampu menghela nafas penuh kesabaran.

Bersambung ...

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
dira rahmi: sekedar info, novel baru saya yang lain
"Sang Penerus yang tersembunyi"/Chuckle/
Anto D Cotto: seep 👌👍
total 3 replies
Hesty
kpn bwrsatunya.... bikinortu ken tau thoooor
dira rahmi: penasaran ya bersatunya? hehe sabar ya ... bikin cintanya bermekaran dulu kaya bunga2 di taman /Grin/
dira rahmi: tau bagaimana? nikah ya?
total 2 replies
dira rahmi
keren ni
dira rahmi
orang miskin yang pinjam dari pinjol untuk menafkahi Nadira hehe🤔✌🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!