Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29. Kaktus
Angeline memukul stir mobilnya saat melihat Almira dan yang lain tertawa bahagia. jika saja orang tuanya lebih berpengaruh dari orang tua Almira. Maka mungkin baginya untuk tetap berjuang mendapatkan hati Hafiz. namun keselamatan ibunya, kewarasan ayahnya dan keberlangsungan hidup keluarga nya adalah bagian dari tanggung jawabnya. ia tidak mungkin egois.
setelah memastikan kekacauan yang dia buat hari ini mereda. Angeline memutuskan untuk berangkat ke bandara sendirian. "selamat tinggal Hafiz semoga kamu bahagia dengan pilihanmu sendiri." ucapnya bermonolog. mobilnya bergerak laju saat lampu merah berganti menjadi lampu hijau.
"jadi mobil kalian bagaimana?" tanya Haya yang kini bingung karena Hafiz dan Hanan memaksa untuk pulang menggunakan mobilnya saja.
"saya sudah minta Abyan untuk ambil." jawab Hafiz mantap.
"mobil saya dan Bella akan di ambil sama asisten kami. yok!" Hanan juga turut menimpali bahkan dengan semangat ia mengajak mereka.
Almira dan Bella memasang wajah malas. niat hati Almira terbebas dari intilan duo pria yang kata fans mereka ganteng bak maut. eh malah kejebak juga dalam satu mobil.
"tapi kami di tengah ya." pinta Bella.
"aku di depan." timpal Almira.
"jangan Al." bujuk Bella.
"as always Al untukmu apapun akan saya ikutkan." Balas Hafiz sambil tersenyum manis. merasa mobil itu adalah miliknya.
Hanan melirik jijik sementara Haya menggeplak pundak pemuda itu. "dih berasa mobil kamu gitu." ledek Haya.
"ehehe." Hafiz salah tingkah.
Mereka kemudian memasuki mobil. Haya mengernyitkan dahi saat melihat Almira akhirnya lebih memilih duduk di bangku ke dua bersama Bella. Hanan dan Hafiz enjoy duduk dikursi belakang.
"lah kok gini formasinya, Al pindah depan dong masa abang jadi sopir." protesnya sama sekali tidak senang.
"kasian Bella kalau aku duduk di depan abang." balas Almira singkat.
"Nan kamu ketengah!" pintah Haya kemudian.
"lah jangan dong saya sendirian gitu dibelakang." Hafiz malah keberatan.
"jomblo emang lebih bagus dibelakang sendirian." ledek Haya.
Hafiz mencebik, Hanan tertawa puas sama halnya dengan Almira dan Bella. meskipun sebenarnya Almira agak ngenes juga sih.
"Al mau nggak nikah sama saya." ujar Hafiz tulus.
"oi." teriak Bella dan Haya bersamaan tidak habis pikir dengan ide gila pemuda tampan itu.
"ngegas aja nih anak." Hanan ikut menimpali. lalu menatap tajam Hafiz mencoba menegaskan bahwa mereka masih saingan tidak boleh curang.
Almira membuang muka. ia malu kenapa sih Hafiz sekarang harus seterang-terangan ini mengejarnya. disaat dia dulu sedang ingin-inginnya menikah dengan pemuda itu. Hafiz malah lebih dekat dengan Angeline. sekarang saat ia mencoba move on eh Hafiz mode menggatal.
"heran deh saya, ternyata ada yah tipe manusia yang dengan gampang nya ngajak orang nikah." ucap Almira menyindir.
"iya ya saya juga sih." Hanan malah ikut mengompori.
"oh jelas, saya akan dengan sangat tidak tau malu nya mengajakmu untuk menjadi istri saya Almira." Hafiz malah menjawab santai sindiran itu.
Almira dan Bella melongo. Haya terbahak lain lagi dengan Hanan yang udah malu sekaligus marah karena Hafiz curang.
"kalau saya tidak mau bagaimana?" tanya Almira berusaha terlihat baik-baik saja saat salah tingkah dan hormon bahagia menyerang nya.
"Haf makin nantangin dia." ujar Haya seraya menginjak pedal gasnya. menggerakkan mobil untuk meninggalkan lingkungan kampus Almira dan Bella. terpaksa mengalah kali ini ia rela menjadi sopir untuk empat manusia abstrak ini.
"saya tidak pintar mengumbar janji, tapi saya akan berusaha sampai dititik nama kita berdampingan dalam buku nikah." ujar Hafiz lugas.
"hoek." Hanan bereaksi berlebihan. ia merasa mual dengan gombalan Hafiz.
"how sweet." Bella malah memuji ia tidak bisa tahan dengan adegan romantis secara langsung di dalam mobil Haya ini. setelah nya ia terkekeh.
Almira tersenyum tipis. ia masih mempertahankan ketenangannya. Haya lain lagi pemuda itu malah berdehem-dehem menahan geli sekaligus malu dengan kelakuan Hafiz.
"Haf, adik aku diabetes kamu tanggung jawab ya." tambahnya.
"kalau Haya dan kamu kan Al kalian kakak adik, kalau saya ngajak kamu jadi adik saya itu kurang baik soalnya Hanan sudah menyandang gelar itu." ujar Hafiz lagi.
"lalu kita harus jadi apa?" tanya Almira. ia berani berbicara dengan sangat santai hari ini pada pemuda idola nya, selain fakta yang ia tahu jika Hafiz si pemuda bermasker yang menyebalkan. ia juga terbantu dengan adanya tiga manusia yang memantau mereka dalam mobil ini. seengaknya percakapan mereka tidak masuk ikhtilat.
"ku tak ingin menjadi kaktus, kakak adik tanpa status~" Hafiz malah melantunkan kembali lagu kebesaran milik band ternama yang populer itu.
"nyindir kamu." sinis Hanan.
"kita sudah kenal lama" akhirnya Haya memutar lagu itu di perjalanan pulang ini. Almira dan Bella saling mengode sedangkan Hafiz tersenyum manis.
"nanti part ayamnya saya yang nyanyiin Haya." pinta Hafiz.
"masih saja usaha." Hanan selalu menyindir.
Hafiz tertawa pelan. semoga hari-hari Almira bisa terus semanis ini.
...****************...
"terimakasih nak, akhirnya kontrak kerja sama kita bisa terealisasikan dengan baik." puji Ayah Dion.
Dion tersenyum namun ia masih takut akan satu hal semoga saja Angeline tidak nekat. "Sama-sama ayah."
"lalu Angeline? bagaimana bisa ia bersinggungan dengan keluarga Haya?"
Dion menghela nafas, ia tidak mungkin menjelaskan hal yang sebenarnya. "mereka satu lingkungan dalam pertemanan ayah, itu hanya selisih paham." jelas Dion.
"wah ternyata Angeline punya kerabat yang sangat bagus. mana dia sekarang?"
Dion mengernyitkan dahi. "ayah tidak marah?" tanyanya heran.
"tidak. diakan punya teman yang berkualitas akan bagus jika dimanfaatkan." ujar ayahnya lagi.
Dion mengumpat dalam hati. Ayahnya sangat licik ia tidak heran ide gila adiknya itu ternyata menurun dari sikap sang Ayah. sementara ibu mereka adalah perempuan paling penyabar nan tulus. jika saja keduanya tidak bertemu mungkin sang ibu bisa lebih bahagia.
"kenapa kau hanya diam saja Dion?"
"Angeline sudah memutuskan untuk kembali ke Singapura ayah."
"kenapa dia tidak izin? suruh dia kembali." amuk ayahnya.
"kontrak modelnya baru saja ditandatangani ayah, ia tidak mungkin kembali." ucap Dion mencoba menjelaskan.
"anak itu, mentang-mentang dia sudah sukses cih!" rutuk ayahnya kesal.
"sudahlah ayah, lebih baik sekarang kita menyusun semua rencana kerja untuk tiga bulan kedepan. perjanjian di kontrak itu jelaskan." ujar Dion.
Ayah dua anak itu tersadar. "ah ya. kalau tidak Razfan akan membuat ini menjadi rumit." ucapnya khawatir. ia kemudian kembali ke mejanya. menghubungi sekretaris untuk segera menyiapkan rapat bersama dengan tim yang akan membangun mall baru di kawasan luar kota.
Dion bernafas lega setidaknya hari ini masalah mereka bisa teratasi. untung saja ayah Almira dan Haya bukanlah seorang yang kolot. saat ia bertemu dengan pria paruh baya tadi jantung nya serasa ingin copot. tapi lagi-lagi penyambutan yang diberikan oleh direktur kantor itu luar biasa tidak heran jika Razfan ditakuti. cara pemakluman namun peringatan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama cukup menengangkan. meskipun dibalut dengan candaan.
Dion berharap semoga Angeline tidak pernah lagi melakukan kesalahan bodoh untuk kedua kalinya. karena kesempatan mereka hanya sekali setelah nya keluarga, perusahaan dan ibu mereka bisa hancur jika adiknya bertindak bodoh lagi
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih