Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
"Sa saya tidak tahu pak Bastian, rencananya, saya akan melakukan test DNA"
"Maafkan saya pak Bastian karena saya pernikahan anda dan Soraya menjadi seperti ini" imbuhnya lagi
"Sudah, yang terjadi biarkanlah, saya memang suami Soraya tapi saya tidak mencintainya, saya menikahinya karena saya dijebak olehnya".
"Saya harap anda bisa merebut hati Soraya kembali".
Mendengar hal itu, entah apa yang dirasakan oleh dokter Andi, senang kah atau sedih kah tapi ia bertekad untuk merebut hati mantan kekasihnya itu.
"Terimaksih pak Bastian".
Bastian pun meninggalkan kafe dan menuju ke perusahaannya kembali ke rutinitas semula.
Bostian memikirkan percakapannya dengan dokter Andi, jadi selama ini Soraya menjebakku, tak ku kira teman masa kecilku tega menusukku.
"Aku akan melakukan test DNA dan setelah hasilnya keluar aku akan menggugat cerai Soraya, ya lebih cepat lebih baik"
Sedangkan dikediaman ibu Grace, Ara sedikit demi sedikit membuka usaha kecil kecilan, ia menerima pesanan makanan baik kue ataupun makanan berat.
"Ra, apa kamu gak capek, ngurus Mateo sama nerima orderan makanan" tanya ibu Grace.
"Gak kok bu, aku gak capek, aku ingin berdiri dikakiku sendiri bu, aku tidak enak pada ibu dan dokter Evan karena selama ini aku hanya menumpang saja" jujur Ara.
"Hush,gak boleh berkata seperti itu ra,,kamu itu udah ibu anggap putri ibu, ibu senang sekali Ra ada kamu disini".
"Iya Bu, Ara juga berterimakasih sama ibu dan dokter Evan bila tak ada kalian entah apa yang terjadi padaku saat ini".
Kue dan masakan Ara sangat enak, tak heran bila banyak mendapat pesanan dari online atau pun dari tetangga.
"Bu, ini aroma kue apalagi ini?" tanya dokter Evan saat pulang.
"Ih kamu pulang pulang langsung nanyain kue,,salim dulu sama dulu dong Van"
"Hehehhe aromanya enaaaaaak Bu"
"Gak tau tuh Ara buat kue apalagi kayaknya si kue bolu coklat pandan".
"Pantesan bikin perut keroncongan.
"Udah sana mandi dan ganti baju" suruh ibu Grace.
"Iya iya ibuku yang cantikkkk"
"Oek oek oek" tangis Mateo, "Ara, Mateo nangisss kayaknya haus" kata ibu Grace. Ara pun menggendong dan menyusui anaknya itu.
Evan yang sudah mandi dan berganti baju mendatangi kamar Ara ingin melihat Mateo yang sudah seperti keponakannya sendiri. Sebenarnya dokter Evan memendam perasaannya ke Ara ,namun sejak ingatan Ara perlahan pulih ia pun mengurungkannya.
"Eh..maaf maaf gak tau kalo lagi menyusui" kata dokter Evan .
Ara yang mendengar itu langsung menghadap kebelakang .
"Tolong tutup pintunya dokter, saya menidurkan Mateo dulu".
"I..iya"ucap Evan gagap.
Setelah menidurkan sang anak, Ara menuju ke ruang tamu mencari dokter Evan..
"Ada apa dokter ?" tanya Ara.
"Ahhh iya Ara besok jam 9 ya ke rumah sakit,
"Dan Minggu depan rumah sakit mengadakan bakti sosial, bagaimana kalau aku pesan kue sama puding sekalian makan siangnya kira kira 200 anak.
"Bi..sa dokter, nanti untuk makan siangnya saya buatkan bento biar anak anak suka".
"Nah bagus itu" puji dokter Evan.
"Oh iya ini Ara, sekalian uangnya buat beli bahan bahan" sambil menyodorkan segepok uang.
"Loh..ini kebanyakan dokter" protes Ara.
"Udah gakpapa buat jajan Mateo".
"Mateo kan masih bayi dok,,mana bisa jajan".
"Ya udah buat jajan ibunya Mateo saja" kekeh dokter Evan.
"Apa si ini ko ribut ribut ?" tanya ibu Grace sambil mendekat.
"Ini lho Bu aku Ara dikasih uang gak mau, aku pesen Snack sama makan siang buat anak anak panti Minggu depan".
"Udah Ara terima aja, kalo kurang minta lagi sama Evan" tambah ibu Grace.
"Uudah ibu ini lebih dari cukup" balas Ara.