NovelToon NovelToon
Mari Kita Menikah! Tapi...

Mari Kita Menikah! Tapi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: CatVelvet

"Mulai sekarang, kau bekerja sebagai istriku," tegas Gyan Adriansyah kepada istrinya, Jasmine.

Nasib sial tengah menimpa sang gadis cantik yang terkenal sebagai bunga desa. Mulai dari beredarnya video syur yang menampilkan siluet mirip dirinya dengan calon tunangan. Terungkapnya perselingkuhan, hingga dijadikan tumbal untuk menanggung hutang ayahnya pada pria tua.

Namun, ditengah peliknya masalah yang terjadi. Takdir kembali mempertemukan dirinya dengan musuh bebuyutannya semasa kecil dengan menawarkan pernikahan kontrak. Jasmine tak punya pilihan yang lebih baik daripada harus menikahi pria tua.

Akan seperti apakah pernikahan mereka? Gyan yang ia kenal dulu telah berubah drastis. Ditambah lagi harus menghadapi ibu mertua yang sangat membencinya sejak lama.

Yuk simak keseruan ^⁠_⁠^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CatVelvet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan ku bunuh kau!

Gyan menatap heran wajah-wajah menegangkan semua yang ada dihadapannya. Jasmine dengan cepat menyembunyikan tangannya yang terluka dibalik punggungnya. Tak ingin sampai suaminya mengetahui hal itu, pasti akan menimbulkan keributan lagi.

"Ada apa? Kenapa semua diam?"

Pak Irwan segera mengalihkan, "ah bukan apa-apa, sebaiknya kau segera sarapan. Menunya kali ini enak-enak, sepertinya Molly sudah mahir memasak."

"Bukan dia, tapi istriku yang memasak," jawabnya datar dan sedikit sinis.

Bu Vivian tampak terkejut, ada rasa sesal dan juga malu tersembunyi dihatinya. Ia bahkan makan dengan lahap sampai nambah 2 kali. Masakan pembantu dirumahnya saja tak pernah seenak itu.

Jasmine angkat bicara sambil berusaha tersenyum menutupi kejadian barusan meski tangannya terus berdenyut perih. "M-mas? be-bener kata papa, sebaiknya kamu segera sarapan. Jangan sampai terlambat kerja."

Gyan tak menjawab apapun. Pandangan matanya seakan menyelidik, terpampang raut wajah istrinya yang ketakutan dan menyimpan sesuatu. Gyan melihat keadaan sekitar penuh curiga. Sebuah ketel air panas masih tergeletak dilantai. Bahkan sisa air didalam ketel itu masih sedikit mengepul.

Kenapa ketel itu ada dibawah? Ada yang aneh.

Gyan penasaran kenapa istrinya seolah terus menyembunyikan tangannya. Instingnya memang tajam.

"Jasmine, ada apa dengan tanganmu? apa ada hal yang kau sembunyikan?"

Molly mulai merasa gelisah. Ia merasa bahwa masalah kali ini benar-benar serius.

Jasmine menolak dan terus mengelak. "Ah, aku baik-baik saja."

Nicole menjawab dengan lantang, "tangannya terluka. Dia harus segera diobati."

"Apa??!" seketika itu Gyan langsung menghampiri Jasmine dengan rasa khawatir yang luar biasa, memaksa untuk memperlihatkan tangannya yang terluka meski gadis itu sempat menolak untuk memperlihatkannya.

Bu Vivian langsung memelototi putrinya yang ikut berpihak pada gadis itu. Bahkan ia sempat mencubit lengan Nicole sampai gadis itu meringis kesakitan.

Gyan sangat terkejut melihat luka pada punggung tangan gadis yang dicintainya begitu parah hingga melepuh, ditambah lukanya juga cukup lebar hingga merembet ke pergelangan tangannya.

Rahangnya langsung mengeras, emosinya memuncak. Kemarahannya tertuju pada ibunya. "Apa mama yang melakukan ini??"

Jasmine memegang lengan suaminya sambil menggelengkan kepala agar tidak mempermasalahkan hal ini.

"Jangan, ini bukan kesalahan mama," cegahnya membujuk Gyan. Namun Gyan justru tak peduli.

Suaranya mulai meninggi. "Aku tanya sekali lagi, apa mama yang melakukan ini??!"

"Jangan sembarangan nuduh kamu ya!!" bentak Bu Vivian membela diri.

Pak Irwan menimpali, "Gyan..." belum sempat melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba langsung dipotong oleh putranya yang tersulut emosi.

"Lalu siapa yang melakukan ini pada istriku!!" bentaknya sambil mengedarkan tatapan curiga pada semua yang ada disana. Dan pandangannya terhenti pada Molly yang terlihat jelas semakin gelisah.

Pembantu itu meremas-remas jemari tangannya yang mulai gemetar. Ia tak berpikir panjang jika hal ini diketahui oleh tuannya yang begitu mencintai istrinya maka jadinya akan semarah ini. Ia terus menggigit bibir bagian bawahnya.

Gyan memicingkan matanya dengan sinis. "Apa kau pelakunya?"

Molly tersentak dan menenggak air liurnya yang terasa berat mengalir di kerongkongan. Jantungnya berdegup kencang merasa tegang.

Bu Vivian mendengus kesal, "dia itu cuma nggak sengaja! Istrimu saja yang berlebihan!"

Gyan tak menghiraukan ucapan ibunya. Langkah kakinya berderap kencang menghampiri Molly dan mencekik pembantu baru itu. Amarah telah dengan mudah membakar dirinya. Tatapan matanya seperti sebilah pedang yang siap menusuk.

"Akan ku bunuh kau!"

Semuanya sontak berteriak dan berusaha mencegah perbuatan nekat yang dilakukan oleh Gyan.

Pak Irwan akhirnya berhasil melepas cengkraman erat tangan putranya setelah berusaha keras. Molly terduduk lemas sambil terbatuk-batuk akibat cekikan dari orang yang selama ini ia kagumi. Lehernya sampai merah dan nyeri.

"Gyan sadarlah!" bentak Pak Irwan.

"Sekali lagi kalau kau kedapatan menyakiti istriku. Akan ku buat kau menyesal seumur hidup!"

Jasmine merangkul lengan suaminya dan berusaha menjauhkannya dari pembantu itu. "Sudah cukup Gyan, sudah... Dia betul-betul nggak sengaja."

Bu Vivian langsung menimpali. "Ini semua itu gara-gara kamu Jasmine! Masalah kecil aja dibesar-besarkan! Begini kan, akibatnya!"

"Mama sudah!" lerai Nicole sambil menarik lengan ibunya untuk meninggalkan lokasi agar tidak semakin panjang urusannya, karena ucapan ibunya terus saja memprovokasi amarah kakaknya.

"Nicole, apa-apaan sih kamu ini narik-narik mama?!"

Suara ibunya semakin jauh dengan keributannya bersama Nicole, semakin jauh semakin menghilang. Kini tersisa Pak Irwan yang masih mengkhawatirkan tindakan gila putranya.

Pak Irwan menasehati putranya sambil mengelus pundak dengan lembut. "Sudahlah, pembantu itu benar-benar nggak sengaja."

Mendengar pembelaan Pak Irwan, membuat Molly langsung mengambil kesempatan agar dapat pengampunan dari majikannya. Ia masih ingin terus bekerja disini dan berada dekat disamping lelaki yang dikaguminya.

Molly bergegas berlutut dikaki Gyan, memelas memohon ampun. "Saya mohon ampun Mas Gyan, saya minta maaf! Saya betul-betul nggak sengaja," bahkan ia sampai menjual air mata buayanya.

Gyan tak menghiraukan permohonan ampun palsu itu, bahkan ia saja tak sudi ketika pembantu itu menyentuh sepatunya.

Molly berpindah memohon ampun pada Jasmine sambil menyentuh kakinya. "Bu, saya minta maaf... sungguh saya sudah bersalah. Tolong maafkan saya. Saya akan lebih berhati-hati lagi. Tolong maafkan saya, saya cuma gadis kampung yang mencari uang demi keluarga dan adik-adik saya. Saya mohon maafkan saya dan biarkan saya tetap bekerja disini."

Molly memelas sambil menangis terisak memohon maaf pada mereka. Jasmine bersedia memaafkan karena Pak Irwan membujuknya untuk maafkannya. Sedangkan Gyan memilih untuk tak bergeming sama sekali.

Dibanding meladeni sikap pembantunya yang licik, ia lebih mengkhawatirkan kondisi istrinya dan bergegas meninggalkan rumah menuju rumah sakit untuk segera mengobati luka ditangan Jasmine.

Pria itu tak bergeming samasekali selama perjalanan menuju rumah sakit. Bibirnya seakan terkunci rapat. Bahkan setelah luka ditangan istrinya selesai diobati, ia masih tak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah diingat-ingat kembali, dulu juga pernah begitu. Dia akan lebih memilih diam dibanding bicara saat sedang marah.

Saat mereka baru saja duduk dimobil, tiba-tiba ponsel berdering dari saku celana Gyan.

"Ya, Fer?"

"Apakah hari ini anda tidak hadir untuk rapat?"

"Ya, rapat kita tunda, besok."

"Baiklah."

"Segera beritahu yang lain."

"Baik."

Gyan menghela napas panjang. Raut wajahnya begitu kacau. Seharusnya hari ini ia memimpin rapat penting terkait pembangunan hotel barunya.

Kepalanya terasa penat memikirkan permasalahan yang terjadi. Rasa khawatir terhadap Jasmine jauh lebih besar dibanding urusan pekerjaannya. Tapi pekerjaannya juga adalah bagian penting dari dirinya.

Gyan merasa semakin hari perasaannya jadi semakin besar. Melihat istrinya disakiti orang lain baik disengaja maupun tidak disengaja saja sudah membuatnya ingin melenyapkan orang itu.

Gyan memejamkan matanya untuk sejenak agar bisa lebih tenang. Tak terasa tiba-tiba sebuah pelukan hangat menyelimuti tubuhnya. Sontak saja Gyan terkejut dan langsung membuka matanya,

Gadis yang telah menyandang status sebagai istrinya telah memeluk dan membelai kepalanya dengan lembut. Seolah ingin memadamkan amarah yang masih tersisa didalam dirinya.

"Kenapa kau memelukku?"

"Siapa tau kau akan merasa jauh lebih tenang. Apa kau tak menyukainya? Kalau begitu, akan ku lepaskan," ucap Jasmine sambil melonggarkan pelukannya.

Dengan cepat Gyan langsung menariknya tubuhnya kembali dalam pelukannya, sebelum gadis itu benar-benar melepasnya. "Jangan!"

Kini giliran Jasmine merasa gugup, padahal ia sendiri yang memulainya.

"Ke-kenapa?"

"Karena yang kau lakukan telah berhasil menenangkan ku."

"A-ah be-begitu."

"Jasmine..."

"Ya?"

"Maafkan aku."

Jasmine merasa heran. "Kenapa kau minta maaf? Kau kan, tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Sebagai lelakimu, aku telah gagal melindungi mu. Aku merasa sangat bersalah."

"Kau nggak perlu menanggung semuanya. Masalah luka ini, nanti juga sembuh. Yah... lagi pula, pembantu itu juga nggak sengaja, kan? Dia juga sudah minta maaf."

Jasmine, aku tau semuanya. Aku akan membuat perhitungan pada pembantu sialan itu!

"Baiklah, tapi tetap saja aku gagal mencegah hal buruk terjadi padamu."

Jasmine tertawa kecil mendengarnya. "Pfft... Hahaha."

"Kenapa tertawa?"

"Aku ingat bagaimana dulu waktu kecil, kau kan sangat cengeng. Tapi sekarang kau berlagak mau melindungi ku."

Gyan merajuk seperti anak kecil. "Ck, itu kan dulu. Lagipula aslinya aku nggak se-cengeng itu kok."

"Benarkah?" tanya Jasmine meledek.

"Iya, jika dengan melihatku menangis, kau bisa tertawa seceria itu, aku akan terus menangis agar kau terus tertawa."

"Jangan konyol ya? Dasar! Rayuan gombal itu tidak akan mempan padaku."

Gyan sedikit mengendurkan pelukannya dan menatap Jasmine sambil tersenyum lebar, "Kalau begitu apa yang mempan untuk menaklukan hatimu?"

Jasmine tampak berpikir, "ah... apa ya? Mungkin dengan ice cream ukuran jumbo?" candanya.

"Itu mudah saja."

"Tapi satu truk ya?" tantang Jasmine tak serius sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo kita pesan sekarang. Cepat pakai sabuk pengamanmu.

"Eh??" Jasmine terkejut dengan keseriusan suaminya. Ia melepaskan pelukan itu dan Gyan langsung memasangkan sabuk pengaman untuknya. Jasmine panik, apa jadinya jika pria ini benar-benar mengabulkannya?

"Aku cuma bercanda!" tolak Jasmine merasa panik.

Gyan justru tersenyum lebar menggodanya sambil menyalakan mesin mobil dan bersiap menjalankannya.

"Sayangnya aku serius, akan ku lakukan apa pun untuk menaklukkan hatimu."

Mobil itu meluncur dengan keributan didalamnya. Jasmine berusaha menolak keinginannya yang tak benar-benar serius. Sedangkan Gyan terus saja menanggapinya dengan pura-pura dan terus menggodanya tanpa henti. Senyum bahagia terpancar di bibirnya.

Suasana hati yang tadinya kacau seakan memudar menjadi jauh lebih baik. Kehidupannya kali ini benar-benar terasa lebih berwarna dengan kehadiran Jasmine sebagai istrinya. Gyan benar-benar merasa sangat bersyukur dan berharap bisa menggapai hati wanita yang sangat dicintainya itu serta hidup berdampingan untuk selamanya sebagai pasangan. Ruang hatinya benar-benar telah dikuasai oleh Jasmine.

Jasmine... aku sangat mencintaimu.

1
Valen Angelina
Jasmine lama2 bisa tewas klo tinggal sama pembantu gak tau diri dan mertua kejam bgini
Yuni Ngsih
Thooooor klw lg asyik dipotong ku suka ngenes Thor ....soalnya ceritranya lg hot ....lanjut Thor ku ingin trsannya Jasmine yg nikah sm Gyan ....semangat
ARM: Waw makasi banget ❤️ apa ceritanya seru? masih banyak kekurangannya soalnya , kadang nggak PD ☺️
total 1 replies
sjulerjn29
gyan pesonanya luar biasa ya..🤭
ARM: Berkhayal emang bisa nyiptain pesona yg luar biasa 🤭
total 1 replies
Roxanne MA
yuk bantu ramein karya ku jugaa💖
Roxanne MA
akhirnya up jugaa
ARM
oke kak siyap 👍🏻
ARM
Terima kasih banyak kak🙏🏻 btw aku masih pemula, banyak kesalahan yg perlu ku koreksi 🙏🏻☺️
Roxanne MA
lanjut thor
Roxanne MA
baru awalan bab sudah sebagus inii
riniasyifa
Semangat terus berkarya kak
ARM
Semangat ^⁠_⁠^
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!