NovelToon NovelToon
Kanza (Bukan Inginku)

Kanza (Bukan Inginku)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.

Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.

Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan

Kanza menatap pagar rumah Daegan.

Sebelum menekan bell dia menghela nafasnya dengan panjang lebih dulu. Ini yang terakhir. Setelah ini dia benar-benar tak ingin lagi menginjak rumah pria brengsek itu lagi.

Baru saja Kanza menekan bell, sebuah cahaya dari lampu mobil menghampirinya, hingga Kanza menutupi wajahnya karena merasa silau.

.....

Daegan baru saja tiba saat menemukan Kanza di depan rumahnya. Seperti biasa Tarran mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dan Tarranlah yang pertama kali menyadari kehadiran Kanza.

"Tuan, ada Nona Kanza," ucap Tarran saat mereka baru saja tiba di depan gerbang.

Daegan mendongak, matanya yang sejak tadi menunduk dengan menatap laptopnya kini melihat Kanza yang tengah menutup wajahnya dengan tangan di bawah sorot lampu. "Abaikan saja." Daegan berkata acuh lalu kembali fokus pada laptopnya.

Tarran mengangguk lalu menyalakan mobilnya kembali untuk memasuki gerbang yang baru saja di buka penjaga keamanan. Namun baru saja menginjak pedal gas, dia melihat Kanza menghadangnya hingga Tarran kembali menginjak rem.

"Biarkan aku bicara Tuan Daegan!" teriaknya.

Daegan mendongak dan melihat Kanza menghadang mobilnya.

"Apa dia sudah gila?" gumam Daegan merasa tak percaya. Bagaimana bisa gadis hamil itu sangat berani menghadang mobilnya.

Gadis?

Tentu saja dia gadis. Meski sedang mengandung, tapi dia belum menikah. Jadi dia masih gadis, bukan?

Gadis yang memiliki anak.

Daegan mengerjap pelan. Untuk apa dia memikirkan itu. "Apa ayah bayinya belum kau ketahui?" tanya Daegan pada Tarran yang seketika menoleh. Sebenarnya Daegan sudah menghentikan penyelidikannya tentang Kanza, tapi entah kenapa saat tak menemukan apapun Daegan justru semakin penasaran.

"Oh, belum, Tuan. Tak ada yang tahu dengan siapa Nona Kanza menjalin hubungan selain dengan Tuan Adrian."

Jadi siapa ayah bayinya? Karena jelas bukan Adrian, sebab tidak mungkin Kanza lari dari pernikahan jika yang melakukannya adalah Adrian.

"Bagaimana sekarang, Tuan?" tanya Tarran saat melihat Kanza masih berdiri menghadang mereka.

Daegan menghela nafasnya lalu membuka pintu untuk keluar. "Apa mau mu?" ucapnya acuh.

Kanza mendengus. "Harusnya aku yang bertanya. Apa maumu sebenarnya? Kenapa kamu terus menggangguku!"

Daegan menaikan alisnya. "Aku?"

Kanza mengangguk. "Ya, aku tahu kamu merasa egomu terluka, tapi apa perlu kamu terus menggangguku dengan pekerjaanku!"

"Apa maksudmu, Nona?"

"Aku tahu kamu berkuasa. Apa begini caramu untuk membuat aku berlutut! Ya aku tidak berdaya, aku tidak bisa membeli semua barang itu. Apa kau puas?" Kanza berkata dengan menggebu-gebu, tak peduli jika Daegan bahkan akan marah.

"Kau datang hanya untuk bicara omong kosong?" ucap Daegan dengan dingin.

Kanza semakin marah dengan wajah Daegan yang seperti tak merasa bersalah. "Siapa bilang ini omong kosong? Aku ingin pekerjaanku kembali, dan berhenti menggangguku dengan menggunakan kekuasaanmu itu!"

Daegan menatap jengah. "Jika sudah selesai pergilah." Daegan hendak kembali masuk ke dalam mobil, namun Kanza menahannya.

"Tapi, kau berjanji bukan untuk tidak menggangguku lagi?" Kanza menelan ludahnya saat Daegan menatapnya dengan tajam. Sebenarnya sejak tadi dia takut saat melihat tatapan tajam pria itu, hanya saja dia berusaha menutupinya. "A-aku juga tidak akan berkata kasar, jika kau tidak mulai duluan, Tuan. Jadi bisakah mulai sekarang kau lepaskan aku?" Kanza bahkan memiringkan wajahnya. "Aku berjanji mulai sekarang aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan melukai harga dirimu."

Bukannya mendengar, Daegan justru melihat tangan Kanza yang menahan lengannya lalu wajah Kanza yang menatapnya dengan penuh permohonan.

Daegan memalingkan wajahnya saat merasa sesuatu dalam dirinya justru meronta ingin menerjang gadis hamil di depannya.

Sial dia harus meminta Kanza cepat pergi. Jika tidak, dia bisa menarik dan memaksa gadis ini untuk melayaninya sekarang juga.

"Aku akan berubah pikiran kalau kau tidak cepat pergi!"

Kanza mengembangkan senyumnya. "Maksudmu kau akan melepaskan aku, dan memberikan kembali pekerjaanku?"

"Jika dalam hitungan ketiga kau tidak pergi, aku akan...

"Baiklah, aku pergi. Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menggangguku lagi!" ucap Kanza dengan melangkah mundur.

"Satu ..."

Mendengar Daegan mulai berhitung Kanza menjadi panik. "Baik, baik aku pergi!" Kanza berjalan cepat meninggalkan rumah Daegan.

"Cih!" Setelah melihat punggung Kanza menjauh Daegan kembali memasuki mobilnya.

"Cari tahu kenapa William memecatnya," ucapnya pada Tarran. "Enak saja dia menyalahkanku tanpa sebab." dengusnya sebal.

"Baik, Tuan," Baru saja Tarran akan kembali melajukan mobilnya, pria itu menghentikannya kembali saat mendengar suara benturan keras dari arah kepergian Kanza.

Sementara itu Daegan tertegun saat melihat tubuh Kanza melayang sebelum mendarat di aspal lalu terkapar di jalanan dan bersimbah darah karena sebuah mobil baru saja menabraknya.

"Tuan, Nona Kanza kecelakaan!" Ucapan Tarran membuyarkan lamunan Daegan hingga pria itu keluar dari mobil dan berlari ke arah Kanza.

"Kanza!" Daegan meraih tubuh Kanza. Mata gadis itu masih terbuka dengan bibir yang meringis, darah mengalir dari dahi bahkan mulutnya.

"Ah... An-akku. To ... long, an-akku!" Tangan Kanza bergerak lemah menyentuh tangan Daegan.

"Aku tahu. Jangan bicara," ucap Daegan saat melihat darah mengalir dari bibir Kanza. "Tarran panggil ambulans!" Daegan menatap dengan berkaca- kaca, bagaimana dia melihat Kanza begitu mengerikan. Tatapannya tak lepas dari gadis yang mulai melambatkan kedipannya. "Cepatlah!" Daegan bahkan berteriak saat nafas Kanza semakin tersengal, dan darah mulai muncul dari sela pahanya.

....

Daegan masih menunggu di depan ruang operasi yang menelan Kanza beberapa menit lalu.

Darah Kanza masih basah di pakaiannya hingga Daegan masih bisa mencium aroma anyir dari sana.

Saat ini langkah Tarran terdengar berlari ke arahnya hingga Daegan mendongak. "Siapa pelakunya?"

"Pelakunya sudah lari, mungkin ini tabrak lari, Tuan."

"Katakan pada polisi jangan biarkan dia lolos. Kalau tidak aku sendiri yang akan membunuhnya."

Wajah Tarran tak bisa tak terkejut saat melihat kemarahan yang sangat besar di wajah Tuannya. Bagaimana bisa Tuannya begitu peduli pada gadis bernama Kanza ini. Apakah Tuannya memiliki perasaan terhadap Kanza?

"Baik Tuan." Lalu tatapan Tarran jatuh pada pakaian Daegan. "Aku akan membawakan pakaian baru untuk anda." Setelah itu Tarran meninggalkan Daegan yang kembali menatap pada ruang operasi.

Beberapa saat menunggu Daegan melihat pintu terbuka menampilkan dokter. "Apa kau keluarga pasien?" Daegan berdiri dari duduknya.

"Bagaimana keadaannya, Dokter?"

"Kau suaminya?" Daegan tertegun, namun tak ada waktu selain mengiyakan.

"Ya. Bagaimana kondisinya?"

"Kami harus segera mengeluarkan bayinya. Kami tidak bisa menjamin keduanya selamat. Namun kami akan berusaha menyelamatkan salah satunya. Maafkan kami Tuan. Anda harus memilih?"

"Bagaimana dengan bayinya?"

"Kondisi bayi sangat lemah. Usianya yang baru tujuh bulan membuatnya mungkin tak bisa bertahan lama. Namun yang membuat kami harus fokus pada salah satunya adalah, melakukan operasi caesar saat ini mungkin berbahaya pada si Ibu yang memiliki cedera kepala dan kehilangan banyak darah."

Tubuh Daegan meremang dan kaku. Dia berdiam beberapa saat sebelum dokter kembali bicara. "Kami tidak bisa menunggu lama Tuan, keadaannya semakin kritis."

"Selamatkan Ibunya," putus Daegan. Matanya mengerjap menatap ke arah pintu ruang operasi. Meski dia tidak bisa melihat Kanza, namun dia yakin gadis itu berharap dia menyelamatkan bayinya.

"An-akku. To ... long, an-akku!"

Tapi, sungguh Daegan tidak bisa melakukan itu.

1
Nna Rina 💖
sejauh ini bagus
Saadah Rangkuti
waaahhh...dasarrr congakk kau daegan!! ntar nyesel lo
Eris Fitriana
Semoga wajah Bill plek ketiplek wajah Daegan...
Daneen
Sekalinya anak sendiri,dasar si deeegan
Jingga Pelangi
lagi donk..Jeung nenah ajaa
Daneen
Tenang Khanza,daegan yg tanggung
Eris Fitriana
Untuk tau siapa yg udah merenggut kesucian mu berarti tinggal menunggu Kanza kembali bercinta dengan Daegan... Gmna yaa reaksi Kanza saat liat punggung Daegan...😁😁
Jingga Pelangi: maraahhhh
total 1 replies
Jingga Pelangi
ucull bgtt ya ampun.lgi yaa kk aku beri vote
mbu ne
hahahahaha...
berantem2 yg manis..🤭
Saadah Rangkuti
Daegan sangat menginginkannya,hingga tidak bisa menunggu akhir nifas Khanza
Daneen
Astaga daegan,ga sabaran banget
Erna Wati
makin..makin seru
Daneen
Mantap Khanza
Andika Irda
lanjut thor...
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰
Daneen
Nyelekit banget daegannnn
Daneen
Yang kuat ya Khanza
Siti Dede
Sangat layak untuk dibaca pokoknya mah
Ceu Nah
kenapa jadi blouse harusnya blues ajegile ada aje typo🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Ceu Nah: harusnya pake koma ya🤣 malah di sambung lagi jadi blues ajegile🙄
Siti Dede: Varian baru ceu? Blues ajegile
total 2 replies
Saadah Rangkuti
astagaa ...jika bayinya tiada,bagaimana Daegan tau kalau itu anaknya?🥺🥺
Daneen
Kemana thor ga up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!